Baseline Kinerja Pengolahan Data

4.2.5.2 Proses Produksi Ban Bulan Febuari 2010

Perhitungan : Tingkat defect = produksi total defect total . . = 1528115 4234 = 0,002771 0,28 Peluang tingkat defect = CTQ defect tingkat. = 5 002771 , = 0,000554 0,055 DPMO = 0,000554 x 10 6 = 554 Konversi dengan tabel kapabilitas Sigma :  Karena dalam tabel nilai 554 tidak ada, maka mempergunakan interpolasi: DPMO 538, Nilai konversinya = 4,77 lihat lampiran A DPMO 554, Nilai konversinya = ….? DPMO 557, Nilai konversinya = 4,76 lihat lampiran A Maka, X= 4,77 + 538 557 538 554   x 4,76 – 4,77 = 4,77 + 19 16 x - 0,01 = 4,77 + 0,84 x - 0,01 = 4,77 + -0,0842 = 4,77 – 0,0071 = 4,762 Jadi untuk nilai DPMO 1.060, Nilai konversinya = 4,762 Tabel 4.12 DPMO dan Sigma pada proses Produksi ban Bulan Febuari 2010. Keterangan Jumlah Total Produksi 1.528.115 Total Defect 4.234 CTQ 5 DPMO 554 Sigma 4,762

4.2.5.3 Proses produksi ban Bulan Mei 2005

Perhitungan : Tingkat defect = produksi total defect total . . = 811 . 798 . 1 5403 = 0,003004 0,30 Peluang tingkat defect = CTQ defect tingkat. = 5 003004 , = 0,000601 0,060 DPMO = 0,000601 x 10 6 = 601 Konversi dengan tabel kapabilitas Sigma :  Karena dalam tabel nilai 601 tidak ada, maka mempergunakan interpolasi: DPMO 598, Nilai konversinya = 4,74 lihat lampiran A DPMO 601, Nilai konversinya = ….? DPMO 619, Nilai konversinya = 4,73 lihat lampiran A Maka, X= 4,74 + 598 619 598 601   x 4,73 – 4,74 = 4,7 4+ 21 3 x - 0,01 = 4,7 4+ 0,14 x - 0,01 = 4,7 4+ -0,00143 = 4,7 4– 0,00143 = 4,739 Jadi untuk nilai DPMO 1.080, Nilai konversinya = 4,739 Tabel 4.13 DPMO dan Sigma pada proses Produksi ban Bulan Maret 2010. Keterangan Jumlah Total Produksi 1.798.811 Total Defect 5.403 CTQ 5 DPMO 601 Sigma 4,739

4.2.5.4 Proses Produksi Ban Bulan April 2010

Perhitungan : Tingkat defect = produksi total defect total . . = 304 . 463 . 1 3739 = 0,002555 0,26 Peluang tingkat defect = CTQ defect tingkat. = 5 002555 , = 0,000551 0,051 DPMO = 0,000551 x 10 6 = 551 Konversi dengan tabel kapabilitas Sigma :  Karena dalam tabel nilai 551 tidak ada, maka mempergunakan interpolasi: DPMO 538, Nilai konversinya = 4,77 lihat lampiran A DPMO 551, Nilai konversinya = ….? DPMO 557, Nilai konversinya = 4,76 lihat lampiran A Maka, X= 4,77 + 538 557 538 551   x 4,76 – 4,77 = 4,77 + 19 13 x - 0,01 = 4,77 + 0,68 x - 0,01 = 4,77 + -0,00684 = 4,77 – 0,00684 = 4,763 Jadi untuk nilai DPMO 1.200, Nilai konversinya = 4,763 Tabel 4.14 DPMO dan Sigma pada proses Produksi ban Bulan April 2010. Keterangan Jumlah Total Produksi 1.463.304 Total Defect 3.739 CTQ 5 DPMO 551 Sigma 4,763

4.3. Analyse

Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Sigma.

4.3.1 Analisa Kapabilitas Proses

Analisa terhadap nilai kapabilitas proses yang memiliki nilai DPMO terbesar dan mengidentifikasi sumber-sumber penyebab scrap dengan cara brainstorming dengan pihak perusahaan khususnya pada proses produksi bagian cetak. Identifikasi penyebab scrap ini dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram diagram tulang ikan. Karena telah diketahui bahwa kapabilitas proses yang memiliki nilai DPMO terbesar adalah proses produksi pada bulan Januari 2010 dan penyebab scrap terbesar pada proses cetak ini adalah proses Blown Side wall sesuai dengan data scrap maka penyebab yang potensial ini akan diidentifikasi dengan menggunakan diagram tulang ikan fishbone diagram. Nilai DPMO sesuai dengan tabel 4.14 Tabel 4.15 Rekapan nilai kapabilitas proses produksi ban. Bulan Total Produk Total Defect DPMO Sigma CTQ Deskripsi CTQ Januari 2010 1.502.976 9.877 1.314 4,508 5 Febuari 2010 1.528.115 4.234 554 4,762 5 Maret 2010 1.798.811 5.403 601 4,739 5 April 2010 1.463.304 3.739 551 4,763 5 1. Blown Side Wall 2. Undercure 3. Foreign Material. 4. Blown Tread. 5. Narrow Bead Setelah sumber-sumber penyebab dari masalah teridentifikasi, maka perlu melakukan penetapan rencana tindakan perbaikan yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sigma, sehingga pada tahap improve alat yang digunakan adalah FMEA. Pengerjaan FMEA ini untuk mengetahui failure mode pada proses cetak. dengan pengerjaan FMEA ini kita akan dapat memberikan usulan perbaikan pada perusahaan. Secara teknis penetapan nilai-nilai keseriusan akibat kesalahan terhadap proses dan konsumen severity, frekuensi terjadinya kesalahan occurance, dan terhadap alat kontrol akibat potential cause detection dengan jalan brainstorming. Dari hasil penetapan tersebut akan didapatkan nilai RPN risk potential number yang nilainya didapatkan dengan jalan mengalikan nilai SOD severity, occurance, dan detection.

4.4. Analisa defect Menggunakan Metode Fishbone Diagram

Disini kita akan menganalisa defect tire tersebut dengan menggunakan metode Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram, dimana yang akan kita analisa adalah faktor manusia, mesin, metode dan material, dikarenakn factor tersebut yang sangat dominan berpengaruh pada defect tire tersebut.