Pekerjaan Sosial di Sekolah

D. Pekerjaan Sosial di Sekolah

Bekerja secara kolaboratif dengan guru-guru kelas dan staf pendukung, pekerja sosial sekolah memberikan pelayanan- pelayanan pendukung bagi anak-anak dan keluarganya di dalam konteks setting sekolah. Pekerja sosial sekolah dapat dipekerjakan oleh kerjasama pendidikan yang terdiri dari sejumlah rayon sekolah dan bekerja pada satu atau lebih rayon sekolah itu, atau pekerja sosial sekolah dapat diupah secara langsung oleh satu rayon sekolah saja untuk bekerja pada satu lokasi.

Persyaratan bagi jabatan pekerja sosial sekolah ialah memiliki pengetahuan khusus antara lain tentang:

• Psikologi perkembangan • Psikologi sosial pembelajaran • Penerapan-penerapan dan teknik-teknik pengubahan

perilaku • Sistem keluarga

• Kebudayaan, komunikasi, dan perubahan organisasi • Kebijakan-kebijakan sekolah dan peraturan perundang-

undangan pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), seperti Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang tentang Kesejahteraan Anak, dan Undang-undang tentang Perlindungan Anak.

Pekerjaan sosial sekolah telah berubah dari suatu pendekatan casework-klinis menjadi suatu pendekatan yang mencerminkan perantaraan (liaisons) keluarga-sekolah- masyarakat (Allen-Meares, Washington, & Welsh, 1996; Schrenzel, 1994, dalam DuBois & Miley, 2005: 396). Pendekatan yang lebih berbasiskan ekologi ini menegaskan pentingnya kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dan menitikberatkan peran pekerja sosial sebagai mitra kolaboratif..

1. Jenis program dan pelayanan

Pekerja sosial sekolah memberikan banyak program- program dan pelayanan-pelayanan (Alameda-Lawson & Lawson, 2002; Allen-Meares, Washington, & Welsh, 1996; Altshuler, 2003; Freeman, 1995; dalam DuBois & Miley, 2005: 396). Ia bekerja dengan anak-anak yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam peralihan-peralihan kehidupan atau yang nakal, dianiaya, diterlantarkan, atau dianiaya secara seksual. Ia berhadapan dengan isu-isu pendidikan, seperti rendahnya motivasi belajar, kurang berprestasi, membolos sekolah, sulit diajari, dan tidak bergairah. Ia bekerja dengan anak-anak yang mengalami kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pendidikan khusus dengan ketergantungan bahan-bahan kimiawi, atau yang mengalami ketegangan-ketegangan ganda Pekerja sosial sekolah memberikan banyak program- program dan pelayanan-pelayanan (Alameda-Lawson & Lawson, 2002; Allen-Meares, Washington, & Welsh, 1996; Altshuler, 2003; Freeman, 1995; dalam DuBois & Miley, 2005: 396). Ia bekerja dengan anak-anak yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam peralihan-peralihan kehidupan atau yang nakal, dianiaya, diterlantarkan, atau dianiaya secara seksual. Ia berhadapan dengan isu-isu pendidikan, seperti rendahnya motivasi belajar, kurang berprestasi, membolos sekolah, sulit diajari, dan tidak bergairah. Ia bekerja dengan anak-anak yang mengalami kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pendidikan khusus dengan ketergantungan bahan-bahan kimiawi, atau yang mengalami ketegangan-ketegangan ganda

2. Anak-anak dengan kebutuhan-kebutuhan pendidikan khusus

Pekerja sosial di sekolah sering bekerja dengan anak- anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan pendidikan khusus, seperti gangguan-gangguan belajar, gangguan kesulitan memberi perhatian, perilaku bermasalah dan keterampilan-keterampilan sosial yang kurang matang, kebutuhan-kebutuhan terapi bicara, dan keterbelakangan mental. Contoh dari pelayanan-pelayanan pekerjaan sosial sekolah antara lain ialah:

• Mengembangkan prosedur-prosegur rujukan yang berbasiskan masyarakat untuk menempatkan anak-

anak yang memenuhi persyaratan memperoleh pelayanan-pelayanan pendidikan

• Menyiapkan asesmen yang didasarkan atas pengamatan-pengamatan dan wawancara-wawancara

dengan anggota-anggota keluarga • Berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan staf lintas disiplin di dalam pertemua mana anggota-anggota

staf mempersiapkan suatu program pendidikan individual bagi setiap anak yang dilibatkan di dalam suatu program pendidikan spesial

• Memantau kemajuan untuk memastikan bahwa program pendidikan individual tetap diperbaharui

dan mencerminkan perencanaan yang menghasilkan lingkungan yang sedapat mungkin kurang membatasi

• Memastikan bahwa orangtua memahami hak-hak mereka dan menengahi konflik-konflik yang

barangkali berkembang di antara orangtua dan pegawai sekolah

• Mendorong partisipasi orangtua dalam penempatan

dan pemrograman keputusan-keputusan • Bekerja secara kolaboratif dengan anggota-anggota tim lintas disiplin untuk mengevaluasi dan

memperbaharui program-program dan pelayanan- pelayanan

3. Pemeriksaan perkembangan dini

Sejumlah tanda-tanda perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial menunjukkan kemajuan perkembangan. Puskesmas-puskesmas, klinik-klinik kesehatan, atau dokter-dokter praktek memberikan pemeriksaan pendengaran, penglihatan, keterampilan-keterampilan motor, dan perkembangan bicara dan bahasa. Pemeriksaan anak-anak pra-sekolah dapat menunjukkan kebutuhan akan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut bagi penyakit masa anak-anak, keterbelakangan mental, gangguan-gangguan perilaku, gangguan-gangguan perkembangan, atau keterlambatan-keterlambatan perkembangan.

Pekerja sosial berpraktek di banyak setting yang memberikan pemeriksan dini bagi masalah-masalah perkembangan, termasuk setting-setting kesehatan, klinik bayi, dan sekolah. Yang lazim pada masing-masing setting ialah peran bekerja dengan orangtua karena mereka berhadapan dengan hasil-hasil pemeriksaan dan menghubungkan orangtua dengan sumberdaya- sumberdaya bagi pendidikan khusus, terapi bicara, dan kelompok-kelompok pendukung bagi orangtua. Pekerja sosial memberikan informasi dan pendidikan kepada orangtua untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan pengasuhan dan memperkaya lingkungan pembelajaran dini anak-anak.