Sistem Jaringan Jalan Primer

15

II.5.1.1 Sistem Jaringan Jalan Primer

Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan dalam pasal 7, sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: - Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan - Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional Menurut Pedoman Konstruksi dan Bangunan Pd T-18-2004-B, jaringan jalan primer yaitu jaringan jalan yang menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal, dan pusat kegiatan di bawahnya sampai ke persildalam satu satuan wilayah pengembangan dalam Shafir:2 Menurut Adisasmita 2011: 135-138, Sistem Jaringan Jalan Primer adalah: a. Jalan Arteri Primer yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu yang berdampingan atau ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua yang berada dibawah pengaruhnya. Untuk jalan arteri primer wilayah perkotaan, mengikuti kriteria sebagai berikut: 1. Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan arteri primer luar kota. 2. Jalan kota arteri primer melalui atau menuju kawasan primer. 3. Jalan arteri primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 kmjam. Universitas Sumatera Utara 16 4. Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter. 5. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalu lintas regional. Untuk itu, lalu lintas tersebut tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang- alik dan lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal. 6. Kendaraan angkutan berat dan kendaraan umum bus dapat diijinkan menggunakan jalan ini. 7. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien, jarak antara jalan masukakses langsung tidak boleh lebih pendek dari 500 m. 8. Persimpangan diatur dengan pengaturan tertentu, sesuai dengan volume lalu lintas. 9. Mempunyai kapasitas harian rata-rata pada umumnya lebih besar dari fungsi jalan lain. 10. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih besar dari fungsi jalan yang lain. 11. Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan ini seharusnya tidak diijinkan. 12. Harus disediakan jalur khusus untuk bersepeda dan kendaraan lambat lainnya, serta dilengkapi dengan median jalan. b. Jalan Kolektor Primer yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua yang lain atau ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang ada dibawah pengaruhnya. Untuk jalan kolektor wilayah perkotaan kriterianya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 17 1. Jalan kolektor primer kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota. 2. Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer. 3. Dirancang untuk kecepatan rencana 40 kmjam. 4. Lebar badan jalan tidak kurang dari 7 m. 5. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien dan jarak antaranya lebih dari 400 m. 6. Kendaraan angkutan berat dan bus dapat diijinkan melalui jalan ini. 7. Persimpangan diatur dengan pengaturan tertentu sesuai dengan volume lalu lintasnya. 8. Kapasitasnya sama atau lebih besar dari volume lalu lintas harian rata- rata. 9. Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diijinkan pada jam sibuk. 10. Dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang cukup. 11. Besarnya LHR pada umumnya lebih rendah dari pada jalan arteri primer. 12. Dianjurkan tersedianya jalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya. c. Jalan Lokal Primer yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang sesuai parsil, kota dengan kedua dengan serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang yang ada dibawah pengaruhnya sampai persil. Kriteria untuk jalan lokal primer adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 18 1. Merupakan terusan jalan lokal primer luar kota. 2. Melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer lainnya. 3. Dirancang untuk kecepatan rencana 20 kmjam. 4. Kendaraan angkutan barang dan bus diijinkan melalui jalan ini. 5. Lebar jalan tidak kurang dari 6 m. 6. Besarnya LHR pada umumnya paling rendah pada sistem primer.

II.5.1.2 Sistem Jaringan Jalan Sekunder