Menghitung Nilai Knj Menghitung Nilai Bln Menghitung Nilai Pyp Kesimpulan

78 Skor Ktj = 1,086 ln nilai Ktj + 5,637 Skor Knj = 8,362 nilai Knj – 0,099 Skor Bln = 2,657 ln nilai Bln – 3,139 Skor Pyp = 1,566 ln nilai Pyp + 5,034 Dalam hal ini satuan untuk masing – masing nilai adalah : Nilai Ktj dalam kmkm 2 Nilai Knj dalam jalan mantap Nilai Bln dalam km1000 smp Nilai Pyp dalam km1000 penduduk

V.1.1.7 Manual Perhitungan IPJ a. Menghitung Nilai

Ktj Nilai Ktj = = . , , = 4,08

b. Menghitung Nilai Knj

Nilai Knj = + = ,.-.-,0, 1..-2,11 Universitas Sumatera Utara 79 = 32, ,3

c. Menghitung Nilai Bln

Nilai Bln = ×,.000 = 1..-2,1,-×,.000 23.102,. = 16, 6,

d. Menghitung Nilai Pyp

Nilai Pyp = ×,.000 = 1..-2,1,-×,.000 26-.-32 = 1, 2- - Menghitung skor Ktj Skor Ktj = 1,086 ln nilai Ktj + 5,637 = 1,086 ln 4,08 + 5,637 = 7,16 - Menghitung skor Knj Skor Knj = 8,362 nilai Knj – 0,099 = 8,362 68,16 – 0,099 = 5,60 - Menghitung skor Bln Skor Bln = 2,657 ln nilai Bln – 3,139 =2,657 ln 29,91 – 3,139 Universitas Sumatera Utara 80 = 5,89 - Menghitung skor Pyp Skor Pyp = 1,566 ln nilai Pyp + 5,034 = 1,566 ln 2,87 + 5,034 = 6,69 Menghitung 7 IPJ = 0,28skor Ktj + 0,27skor Knj + 0,24skor Bln + 0,21skor Pyp = 0,287,16 + 0,275,60 + 0,245,89 + 0,216,69 = 6,63

V.2 Analisa Standar Pelayanan Minimum

Standar Pelayanan Minimum SPM meliputi beberapa penilaian seperti yang sudah dijelaskan dalam penjelasan sebelumnya. Tabel II.5 menyajikan nilai-nilai minimum dari SPM yang dikaitkan dengan variabel IPJ. V.2.1 Indeks Aksesbilitas Indeks aksesbilitas dalam SPM sama dengan skor ketersediaan prasarana jalan Ktj. Minimal indeks aksesbilitas kmkm² berkaitan dengan kepadatan penduduk jiwakm². Kepadatan penduduk Kota Pekanbaru adalah 1.420 jiwakm², memiliki nilai minimal indeks aksesbilitas 1,50. Tabel V.8 menyajikan pencapaian nilai indeks aksesbilitas penyediaan jaringan jalan di Kota Pekanbaru. Universitas Sumatera Utara 81 Tabel V.8 Analisis Pencapaian SPM Jaringan Jalan Kota Pekanbaru untuk Indeks Aksesbilitas Luas Wilayah km 2 Panjang Jalan km Indeks Aksesbilitas kmkm 2 M TM Eksist Syarat 632,26 2.578,22 4,08 1,5 M Keterangan : M = memenuhi TM = tidak memenuhi Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan relatif terhadap luas wilayah dari kepadatan penduduk untuk tingkat Kota Pekanbaru berada di atas Standar Pelayanan Minimum indeks aksesibiltas eksisting = 4,08 1,5.

V.2.2 Indeks Mobilitas

Indeks mobilitas dalam SPM sama dengan skor pelayanan jalan Pyp. Minimal indeks mobilitas km1000 penduduk berkaitan dengan PDRB perkapita jutaRpkapth. PDRB perkapita Kota Pekanbaru adalah Rp. 38.032.079,80 atau sama dengan 38,032 jutaRpkapth, memiliki nilai minimal indeks mobilitas 5,00. Tabel V.9 menyajikan pencapaian nilai indeks mobilitas penyediaan jaringan jalan di Kota Pekanbaru. Universitas Sumatera Utara 82 Tabel V.9 Analisis Pencapaian SPM Jaringan untuk Indeks Mobilitas Jumlah Penduduk jiwa Panjang Jalan km Indeks Mobilitas km1000 penduduk M TM Eksist Syarat 897.768 2.578,22 2,87 5,0 TM Keterangan : M = memenuhi TM = tidak memenuhi Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari sisi kuantitas penyediaan jaringan jalan relatif terhadap jumlah penduduk dan PDRB perkapita untuk tingkat Kota Pekanbaru masih dibawah Standar Pelayanan Minimum indeks mobilitas eksisting = 2,87 5,0. Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa penyebaran penduduk dan pencapaian PDRB perkapita tidak merata. Pemenuhan SPM jaringan jalan untuk mencukupi indeks mobilitas, penambahan jaringan jalan pada Kota Pekanbaru yang masih belum memenuhi Standar SPM seyogyanya diarahkan melalui pengembangan jaringan jalan sekunder, dalam arti jaringan jalan yang dikembangkan adalah jaringan jalan kota.

V.3 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Studi Terdahulu

Pembahasan ini membahas tentang perbandingan nilai IPJ dan SPM dari hasil penelitian dengan penelitian terdahulu. Sebagai bahan pembanding, digunakan wilayah Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang yang ditulis oleh Febriyanti Maulina, wilayah Jawa Barat yang ditulis oleh Ebby Hermawan dan wilayah Kota Universitas Sumatera Utara 83 Padangsidimpuan yang ditulis oleh Putri Pinarika Nasution. Berikut ini dijelaskan hasil IPJ dan SPM dari berbagai wilayah yang dijadikan sebagai pembanding:

V.3.1 Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Banten. Kabupaten Serang memiliki 34 kecamatan dengan luas wilayah 1.734,09 km². Jumlah penduduk tahun 2006 sebesar 1.915.502 jiwa denga kepadatan penduduk 1.104 jiwakm². Indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Serang tahun 2006 sebesar 12.249 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Kabupaten Serang sebesar 8.298,645 miliar rupiah. Kabupaten Serang memiliki panjang jalan 1.048,34 km. Populasi kendaraan di Kabupaten Serang tahun 2006 sejumlah 99.860 kendaraan dengan rincian mobil penumpang sejumlah 11.146 kend, bus sejumlah 1225 kend, truk sejumlah 4887 kend, sepeda motor sejumlah 82.602 kend. Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Kabupaten Serang memperoleh hasil berupa nilai Indeks Prasarana Jalan IPJ dan Standar Pelayanan Minimum SPM sebagai berikut: - IPJ = 3,57 rata-rata nasional=6,00 - SPM indeks aksesbilitas = 0,40 syarat 1,50 - SPM indeks mobilitas = 0,36 syarat 2,00 Universitas Sumatera Utara 84

V.3.2 Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Banten. Kabupaten Pandeglang memiliki 31 kecamatan dengan luas wilayah 2.746,89 km². Jumlah penduduk tahun 2006 sebesar 1.112.665 jiwa dengan kepadatan penduduk 405,06 jiwakm². Indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Pandeglang tahun 2006 sebesar 5.465,869 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Kabupaten Pandeglang sebesar 3.521,105 miliar rupiah. Kabupaten Pandeglang memiliki panjang jalan 755,127 km. Populasi kendaraan di Kabupaten Pandeglang tahun 2006 sejumlah 50.289 kendaraan dengan rincian mobil penumpang sejumlah 3793 kend, bus sejumlah 674 kend, truk sejumlah 1272 kend, sepeda motor sejumlah 44.550 kend. Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Kabupaten Pandeglang memperoleh hasil berupa nilai Indeks Prasarana Jalan IPJ dan Standar Pelayanan Minimum SPM sebagai berikut: - IPJ = 4,23 rata-rata nasional=6,00 - SPM indeks aksesbilitas = 0,16 syarat 0,15 - SPM indeks mobilitas = 0,39 syarat 1,00 Universitas Sumatera Utara 85

V.3.3 Propinsi Jawa Barat

Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa. Propinsi Jawa Barat memiliki 9 kota dan 16 kabupaten dengan luas wilayah 28.675,82 km². Jumlah penduduk sebesar 37.980.422 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.324,48 jiwakm². Indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Ditinjau dari perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Propinsi Jawa Barat tahun 2003 sebesar 234.943,138 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Propinsi Jawa Barat sebesar 63.249,927 miliar rupiah. Propinsi Jawa Barat memiliki panjang jalan 22.050,842 km. Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Propinsi Jawa Barat memperoleh hasil berupa nilai Standar Pelayanan Minimum SPM sebagai berikut: - SPM indeks aksesbilitas = 0,77 syarat 1,50 - SPM indeks mobilitas = 0,58 syarat 0,50

V.3.4 Kota Padangsidimpuan

Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu kota yang berada di Propinsi Sumatera Utara. Kota Padangsidimpuan memiliki 6 kecamatan dengan luas wilayah 145,85 km². Jumlah penduduk tahun 2009 sebesar 1.919.912 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.207 jiwakm². Indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah adalah pendapatan regional. Pendapatan regional pada dasarnya merupakan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Ditinjau dari Universitas Sumatera Utara 86 perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB Kota Padangsidimpuan tahun 2009 sebesar 1.900 miliar rupiah. Sedangkan ditinjau dari nilai konstan, PDRB Kota Padangsidimpuan sebesar 884,26 miliar rupiah. Kota Padangsidimpuan memiliki panjang jalan 378,12 km. Populasi kendaraan di Kota Padangsidimpuan tahun 2009 sejumlah 23.030 kendaraan dengan rincian mobil penumpang sejumlah 3.281 kend, bus sejumlah 220 kend, mobil gerobak sejumlah 1.553 kend, sepeda motor sejumlah 17.976 kend. Penelitian yang dilakukan berdasarkan data-data wilayah Kota Padangsidimpuan memperoleh hasil berupa nilai Indeks Prasarana Jalan IPJ dan Standar Pelayanan Minimum SPM sebagai berikut: - IPJ = 3,57 rata-rata nasional=6,00 - SPM indeks aksesbilitas = 0,4 syarat 1,50 - SPM indeks mobilitas = 0,18 syarat 2,00

V.3.5 Diskusi

Sub bab ini akan menganalisa perbandingan antara hasil penelitian jaringan jalan di wilayah Kota Pekanbaru dengan beberapa wilayah yang sudah dianalisa sebelumnya sebagaimana tertera dalam penjelasan sebelumnya. Dibawah ini merupakan perbandingan penelitian jaringan jalan dibeberapa wilayah: Universitas Sumatera Utara 87 Tabel V.10 Perbandingan Penelitian Jaringan Jalan dibeberapa Wilayah Pekanbaru 2010 Padangsidimpuan 2009 Serang 2006 Pandeglang 2006 Jawa Barat 2004 Luas Wilayah km² 632,26 145,85 1.734,09 2.746,89 28.675,82 Jumlah Penduduk jiwa 897.768 1.919.912 1.915.502 1.112.665 37.980.422 Kepadatan Penduduk jiwakm² 1.420 1.207 1.104 405,06 1.324,48 PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Miliar Rupiah 38.030 1.900 12.249 5.465,87 234.943,14 PDRB Berdasarkan Nilai Konstan Miliar Rupiah 9.360 884,26 8.298,65 3.521,11 63.249,93 Panjang Jalan km 2.578,22 378,12 1.048,34 755,127 22.050,84 Universitas Sumatera Utara 88 Populasi Kendaraan kend 139.475 23.030 99.860 50.289 - Pencapaian atau hasil dari data-data di wilayah tersebut akan dihitung dalam indikator-indikator nilai IPJ dan SPM. Hasil dari nilai IPJ dan SPM merupakan tolak ukur keberhasilan pengadaan jaringan jalan disebuah wilayah. Berikut ini perbandingan nilai indikator pencapaian IPJ dan SPM dibeberapa wilayah: Tabel V.11 Perbandingan Nilai Indikator Pencapaian IPJ dan SPM Dibeberapa Wilayah Pekanbaru 2010 Padangsidimpuan 2009 Serang 2006 Pandeglang 2006 Jawa Barat 2004 Ktj 7,16 6,10 4,19 2,96 - Knj 5,60 0,35 3,44 6,64 - Bln 5,89 2,00 3,30 4,01 - Pyp 6,69 5,59 3,11 3,28 - IPJ 6,63 3,57 3,57 4,23 - Indeks Aksesbilitas 4,08 1,5 0,40 1,5 0,40 1,5 1,6 1,5 0,77 1,5 Indeks Mobilitas 2,87 5,0 0,18 2,0 0,36 2,0 0,39 1,0 0,58 0,5 Tabel V.11 menjelaskan hasil dari pencapaian kinerja jaringan jalan berdasarkan IPJ dan SPM. Dari penjelasan tersebut tampak jelas bahwa Kota Universitas Sumatera Utara 89 Pekanbaru memiliki nilai IPJ yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa wilayah diantaranya Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pencapaian IPJ dan SPM: - Panjang jalan terhadap luas wilayah Kota Pekanbaru memiliki panjang jalan 2.578,22 km. Panjang jalan ini jika dibandingkan dengan wilayah lain merupakan jalan terpanjang. Luas wilayah Kota Pekanbaru 632,26 km². Perbandingan panjang jalan dengan luas wilayah Ktj Kota Pekanbaru 7,16 lebih besar nilainya dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini disebabkan Kota Pekanbaru memiliki jalan yang cukup panjang sehingga mampu melayani wilayah Kota Pekanbaru. Sebagai perbandingan, Kota Padangsidimpuan memiliki panjang jalan 378,12 km dan luas wilayah 145,85 km² dengan nilai Ktj 6,10. Kota Padangsidimpuan memiliki jalan yang kurang untuk melayani luas wilayah dibandingkan dengan Kota Pekanbaru. - Panjang jalan terhadap jumlah kendaraan Kota Pekanbaru memiliki jalan dengan panjang 2.578,22 km. Jumlah kendaraan yang ada berjumlah 139.475. Perbandingan panjang jalan dengan jumlah kendaraan Bln Kota Pekanbaru 5,89 lebih besar nilainya dibandingkan wilayah lain. Semakin panjang jalan dan semakin kecil jumlah kendaraan, jalan akan mampu melayani kendaraan dengan baik sehingga pencapaian nilai IPJ akan semakin baik. - Panjang jalan terhadap jumlah penduduk Kota Pekanbaru memiliki jalan dengan panjang 2.578,22 km. Jumlah penduduk yang dilayani jalan di Kota Pekanbaru sejumlah 897.768 jiwa. Universitas Sumatera Utara 90 Perbandingan panjang jalan dengan jumlah penduduk Pyp Kota Pekanbaru 6,69 lebih besar nilainya dibandingkan beberapa wilayah. Semakin panjang jalan dan semakin kecil jumlah penduduk yang akan dilayani, maka pencapaian nilai IPJ akan semakin baik. - Aksesbilitas Kota Pekanbaru memiliki nilai indeks aksesbilitas yang sudah mencukupi dengan nilai 4,08 syarat 1,50. Berdasarkan SPM, syarat untuk indeks aksesbilitas dipengaruhi oleh kepadatan penduduk. Indeks aksesbilitas merupakan perbandingan panjang jalan terhadap luas wilayah. - Mobilitas Kota pekanbaru memiliki nilai indeks mobilitas yang belum memenuhi syarat dengan nilai 2,87 syarat 5,00. Berdasarkan SPM, syarat untuk indeks mobilitas dipengaruhi oleh PDRB perkapita. Indeks mobilitas merupakan perbandingan panjang jalan dengan jumlah penduduk. Mobilitas dalam SPM sama dengan variabel Pyp dalam IPJ. Kota Pekanbaru memiliki nilai indeks mobilitas yang belum memenuhi syarat, maka Kota Pekanbaru membutuhkan pembangunan jalan. Analisa kinerja jaringan jalan Kota Pekanbaru dengan nilai skor yang baik bukan berarti Kota Pekanbaru terbebas dari kemacetan berdasarkan pengamatan langsung. Hal ini membuktikan bahwa hasil analisa jaringan jalan secara umum tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya di wilayah Kota Pekanbaru. Ada beberapa kawasan di Kota Pekanbaru yang sering terjadi kemacetan, misalnya kawasan jalan hang tuah, jalan tuanku tambusai, jalan sudirman, dan beberapa jalan lainnya. Aktifitas pada jam sibuk yang mengakibatkan terjadinya penumpukan Universitas Sumatera Utara 91 kendaraan yang berakibat kemacetan. Sebagai contoh jalan Hang Tuah kecamatan Sail. Ada beberapa titik konsentrasi aktifitas disepanjang jalan ini seperti perkantoran, rumah sakit umum daerah, sekolah dan juga pasar. Dari permasalahan ini bisa menggambarkan bahwa hasil perhitungan yang didapat tidak bisa mewakilkan keadaan yang sebenarnya untuk beberapa simpul jalan di Kota Pekanbaru, perlu dilakukan penataan ruang terhadap Kota Pekanbaru agar tidak lagi terjadi penumpukan aktifitas kendaraan dengan volume yang besar sehingga dapat mengurangi dampak kemacetan. Jaringan jalan Kota Pekanbaru secara umum sudah efektif dalam pencapaian IPJ akan tetapi ada beberapa simpul jalan dalam jaringan jalan mikro tidak sesuai dengan pencapaian nilai skor IPJ Kota Pekanbaru. Ditinjau dari nilai SPM Kota Pekanbaru, untuk indeks mobilitas memiliki nilai dibawah dari syarat yang ditentukan. Hal ini bisa membuktikan bahwa tingkat pelayanan jalan untuk Kota Pekanbaru masih rendah atau kurang baik. Penanganan jalan di Kota Pekanbaru diperlukan agar bisa meningkatkan nilai indeks mobilitas sesuai dengan pendapatan daerah. a. Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Kota Padangsidimpuan - Indeks Prasarana Jalan IPJ Kota Pekanbaru 2010 Kota Padangsidimpuan 2009 IPJ 6,63 3,57 - Standar Pelayanan Minimal SPM Pada pembahasan nilai SPM, penelitian ini berbeda pola perhitungan. Pada perhitungan indeks aksesbilitas, Kota Pekanbaru dihitung dengan panjang jalan Universitas Sumatera Utara 92 dibagi dengan luas wilayah Kota Pekanbaru. Kota Padangsidimpuan dihitung dengan luas wilayah dibagi panjang jalan Kota Padangsidimpuan. Kota Pekanbaru 2010 Kota Padangsidimpuan 2009 Nilai Syarat Nilai Syarat Indeks Aksesbilitas 4,08 1,5 0,40 1,5 Indeks Mobilitas 2,87 5,0 0,18 2,0 Universitas Sumatera Utara 93 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil seluruh pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Skor Indeks Prasarana Jalan IPJ Kota Pekanbaru 6,63 sudah bisa dikatakan baik berdasarkan nilai minimum nasional 6,00 dan nilai rata – rata nasional 5,68. Nilai IPJ Kota Pekanbaru lebih baik dari beberapa wilayah yang dijadikan perbandingan dalam penelitian ini diantaranya Kota Padangsidimpuan 3,57, Kabupaten Serang 3,57, Kabupaten Pandeglang 4,23. 2. Pencapaian SPM jaringan jalan di Kota Pekanbaru, untuk indeks aksesibiltas sebesar 4,08 sudah lebih besar dari persyaratan SPM yaitu 1,5. Indeks aksesbilitas Kota Pekanbaru sudah lebih baik dari beberapa wilayah yang dijadikan perbandingan diantaranya Kota Padangsidimpuan dengan nilai 0,40 syarat 1,5, Kabupaten Serang dengan nilai 0,40 syarat 1,5, Kabupaten Pandeglang dengan nilai 1,6 syarat 1,5 dan Propinsi Jawa Barat dengan nilai 0,77 syarat 1,5. Sedangkan untuk indeks mobilitas sebesar 2,87 dan masih dibawah persyaratan SPM yaitu 5,0. Untuk nilai indeks mobilitas, Propinsi Jawa Barat yang merupakan penelitian pembanding memiliki nilai 0,58 dan telah memenuhi syarat 0,5 dibandingkan dari Kota Pekanbaru, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. Universitas Sumatera Utara 94 3. Kota Pekanbaru memiliki nilai skor IPJ yang baik, akan tetapi dibeberapa kawasan di Kota Pekanbaru masih terdapat kemacetan. Beberapa wilayah yang merupakan pusat-pusat dari aktifitas warga sering mengalami kemacetan terutama pada saat jam sibuk. Hal ini menunjukkan bahwa variabel IPJ tidak sepenuhnya berhasil untuk menggambarkan situasi sebenarnya untuk jaringan jalan Kota Pekanbaru. Variabel IPJ yang didasarkan dari perhitungan panjang jalan kurang tepat digunakan sebagai acuan kinerja jaringan jalan karena kinerja jaringan jalan lebih ke arah kapasitas jalan untuk melayani dalam jaringan jalan tersebut. 4. Mobilitas merupakan ukuran kualitas pelayanan jalan yang diukur oleh kemudahan individu masyarakat melakukan perjalanan menuju suatu tempat. Nilai indeks mobilitas Kota Pekanbaru dalam SPM tidak memenuhi syarat. Hal ini seperti yang ada di Kota Pekanbaru. Disaat jam sibuk masih terdapat kemacetan dibeberapa jalan di Kota Pekanbaru.

VI.2 Saran