Integrated Reading and Writing Task

tentang bagaimana hubungan ide yang dicapai dalam kalimat, ini menunjukkan bahwa menulis encoding dan membaca decoding terkait di kedua melibatkan penataan makna. 8 Penelitian Douglas Fisher dkk, terdapat tujuh strategi yang efektif untuk pembelajaran yaitu Read-Alouds , pada strategi ini siswa diminta untuk membaca sekurang-kurangnya 5 menit. K-W-L Chart , grafik ini memulai dengan pertanyaan. Graphic Organizers , memberi informasi siswa secara visual, diama siswa diminta untuk menggambar garis dan menulis hubungan antara kata-kata. Vocabulary Instruction , siswa diminta untuk memahami kosa kata, dimana sebuah kata dapat memiliki arti yang berbeda. Writing to Learn , strategi ini dapat diggunakan pada awal, tengah, maupun akhir untuk membantu siswa dalam bertanya, mengklarifikasi atau memberi cerminan pada konten. Structured Notetaking , siswa menuliskan kata kunci penting untuk menunjang fakta. Dan Reciprocal Teaching , strategi ini terdiri dari 4 tahapan yaitu memprediksi, meringkas dan membuat pertanyaan. Ketujuh strategi tersebut dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. 9 Integrated reading and writing task adalah pemberian tugas awal yang diberikan kepada siswa berupa tugas membaca dan menulis yang disertai instruksi – instruksi untuk menkonstruksi pemahaman konsep melalui bacaan. Tugas awal ini berfungsi untuk memberikan pengetahuan awal pada siswa. Integrated reading and writing task ini diadaptasi dari jurnal ‘ Improving Middle School Students Science Literacy Trough Reading Fusion ’ dalam jurnal tersebut dua kelompok siswa diberikan pembelajaran yang sama, akan tetapi kelompok eksperimen ditambahkan tengan tugas membaca yang terbagi menjadi dua, yaitu isntruksi membaca untuk rata-rata 15-20 menit per minggu dan akses ke program rumah 8 Fran Lehr, Integrating Reading and Writing Instruction , dalam Journal International Reading Association vol. 34 no. 8, may, 1981, h. 958 9 Douglas Fisher, dkk., Seven Literacy Strategies That Work, dalam Journal Educational Leadership vol. 60 no. 3, 2002, h. 71-73 membaca yang mendorong siswa untuk membaca dan menanggapi salah satu kualitas buku sains per minggu. 10 Ada pun langkah-langkah Integrated Reading and Writing Task menurut Pandu Grandi Wangsa, Selly F, dan Dedi S sebagai berikut: Part 1 Reading : siswa diberikan sumber bacaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan saat pembelajaran dikelas. Part 2 Conceptual Construction : siswa diberikan pertanyaan –pertanyaan untuk menkonstruksi konsep yang ada pada bacaan. Siswa diharuskan menulis jawaban –jawaban tersebut. Part 3 Concept Mapping : siswa diminta menuliskan peta konsep dari sumber bacaan yang diberikan. Part 4 Conclusion : siswa diminta memberikan kesimpulan. 11

3. Problem Based Learning

a. Definisi

Problem Based Learning Menurut Ridwan Abdullah Sani, Problem Based Learning PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan –pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. 12 Menurut Sudarman dalam U. Setyorini, Problem Based Learning PBL merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. 13 10 Zhihui Fang dan Youhua Wei, Improving Middle School Students Science Literacy Through Reading Infusion, dalam The Journal of Education Research, 2010, h. 262-271 11 Pandu Grandi Wangsa. P, Selly F, dan Dedi S. 2013, Pengaruh Intergrated Reading and Writing Task Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Tema Mesin Uap Terhadap Peningkatan Literasi Sains Siswa SMP, dalam Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2013 , Bandung, 3-4 Juli 2013, h. 189 12 Ridwan Abdullah S, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, h. 127 13 U. Setyorini dan B Subali, Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP, dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia vol. 7, Januari, 2011, h. 55 Menurut Made Wena pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-perasalahan. 14 Hmelo-Silver dalam Paul Eggen dan Don Kauchakmenyatakan bahwa, pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai focus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi dan pengaturan diri. 15 Menurut Tan dalam Rusman menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan siswa betul –betul dioptimalisaskan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinamnungan. 16 Wina Sanjaya menyatakan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 17 Problem Based Learning PBL adalah model pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah yang biasanys masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman siswa sehari –hari. Selanjutnya siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan serangkaian cara agar dapat menemukan pengetahuan baru. 14 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Konteporer Suatu Tujuan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 91 15 Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir , Jakarta: Indeks, 2012, h. 307 16 Rusman, Model – model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2012, h. 229 17 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2011, h. 214

b. Karakteristik

Problem Based Learning

Dokumen yang terkait

Perbedaan keterampilan generik sains siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL) pada konsep bakteri

13 145 275

PENGARUH SKILL ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP

3 24 50

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) BERBASIS CIRC Meningkatkan Komunikasi Matematika Melalui Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Berbasis Circ (Cooperative Integrated Reading And Compos

0 2 17

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X.

1 12 41

PENGARUH PEMBERIAN INTEGRATED READING AND WRITING TASK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN TEMA MESIN UAP TERHADAP PENINGKATAN LITERASI FISIKA SISWA SMP.

2 4 44

EMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SD.

11 39 51

Developing teaching strategies based on reflective pedagogy for integrated reading and writing.

0 0 223

Pengembangan Bahan Ajar Keanekaragaman Hayati berbasis Problem Based Learning untuk Membangun Kesadaran Lingkungan Hidup Siswa di SMA Negeri 1 Menyuke.

0 2 20

PENGARUH SKILL ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS SISWA Arina Khusnayain

0 0 8