Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada tiga ranah hasil belajar pada pelaksanaan tindakan kelas ini maka dapat dikatakan bahwa siswa yang
telah mencapai ketuntasan lebih dari 75 siswa dalam kelas dan nilai rata- rata kelas juga telah mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II.
Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dan juga peningkatan nilai rata-rata kelas
dari siklus I dan siklus II sudah berhasil dicapai dengan penerapan Model Pembelajaran Blended Learning.
Berdasarkan pembahasan di atas yang meliputi pelaksanaan tindakan, hasil tindakan, dan dukungan teori serta hasil penelitian yang ada maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Blended Learning dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif dan
psikomotor siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun 20142015
D. Keterbatasan Penelitian
Keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari adanya beberapa keterbatasan penelitian dalam proses pelaksanaan penelitian ini. Berikut ini
adalah beberapa keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas ini. 1. Penilaian terhadap hasil belajar ranah kognitif meliputi 6 ranah yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dari enam ranah ini yang sesuai dengan bidang
akuntansi adalah ranah pengetahuan dan ingatan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis dan sintesis. Oleh karena itu ranah yang diteliti
untuk ranah kognitif hanya terdiri dari 5 ranah saja, dan 1 ranah lainnya yaitu evaluasi tidak diteliti karena akuntansi belum masuk tahap evaluasi.
2. Penilaian terhadap hasil belajar ranah afektif yang dinilai dalam penelitian ini berupa sikap dan nilai, karena untuk emosi, perasaan, dan minat tetap
sulit untuk diukur meskipun sudah dengan menggunakan pedoman observasi.
3. Penilaian hasil belajar ranah psikomotor hanya pada ranah keterampilan dan kemampuan bertindak, karena untuk ranah yang lain sulit dinilai
dalam akuntansi. 4. Guru mata pelajaran hanya bersedia untuk mengajar pada pertemuan
pertama saja, karena guru mata pelajaran beranggapan akan lebih maksimal jika pembelajaran dilakukan oleh peneliti.
5. Banyaknya siswa yang tidak berangkat pada saat post-test pada siklus I sehingga peneliti harus melakukan tes susulan untuk siswa yang tidak
berangkat karena nilai akan dimasukkan ke dalam nilai rapor. 6. Guru tidak melakukan tes susulan untuk post-test siklus II karena sudah
tidak diberikan waktu oleh guru untuk mengadakan susulan. 7. Pada setiap pertemuan, siswa harus berpindah kelas dari kelas XI IPS 1 ke
kelas XII IPS 1 karena di kelas XI IPS 1 tidak terdapat LCD untuk menampilkan media pembelajaran. Hal ini berdampak pada waktu yang
terpotong pada saat pembelajaran di suklus I.
8. Masih terdapat siswa yang bersikukuh untuk tetap membuka laptop pada saat pembelajaran dimulai sehingga siswa tersebut tertinggal materi
pelajarannya. 9. Peneliti belum menggunakan taksonomo Bloom yang terbaru sehingga
untuk indikator ranah hasil belajarnya masih menggunakan yang lama sehingga hasil penelitian ini kurang up to date.
10. Hasil belajar ranah afektif dalam penelitian ini hanya terdapat 20 observasi secara online yang seharusnya minimal sebesar 30 dari
keseluruhan observasi. 11. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini belum menggunakan uji coba
instrumen terlebih dahulu.
159
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian:
1. Penerapan model pembelajaran Blended Learning pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat meningkatkan hasil belajar
ranah kognitif sebesar 2,71 dari siklus I ke siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran Blended Learning pada siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif sebesar 20,05 dari siklus I ke siklus II
3. Penerapan model pembelajaran Blended Learning pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat meningkatkan hasil belajar
ranah Psikomotor sebesar 44,02 dari siklus I ke siklus II.
B. Saran
1. Untuk peneliti
yang melakukan
penelitian tindakan
kelas menggunakan model pembelajaran Blended Learning hendaknya
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan baik agar penelitian berjalan dengan lancar.
2. Peneliti hendaknya menjalin komunikasi dengan baik kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan sehingga penelitian dapat dibantu
dengan guru kolaborator.