FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh: Oriana Hayu Anggraeni

0713010088/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah-Nya yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “ FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA “.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam menulis skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Dra. Erry Andhaniwati, Ak, MAks, selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Drs. Ec. R. Sjarief Hidajat, Msi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan serta pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Wawan Pristiwanto selaku direktur PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian di Perusahaan. 8. Segenap tenaga pengajar dan karyawan terutama Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

9. Kepada Orang tua yang sangat saya cintai serta kakakku dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara materiil dan spiritual. 10.Terima kasih kepada Bagus Santoso, SE, YuRiCheTha dan teman – teman

seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(4)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Surabaya, Juni 2011


(5)

KATA PENGANTAR . ... . i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8


(6)

2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam

Organisasi Perusahaan ... 16

2.2.1.3. Pengembangan Sistem Informasi ... 17

2.2.1.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi ... 18

2.2.1.5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 21

2.2.1.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 22

2.2.1.7. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.2.2.1. Partisipasi Pemakai (X1) ... 23

2.2.2.2. Kemampuan Teknik Personal (X2)... 24

2.2.2.3. Dukungan Manajemen Puncak (X3) ... 25


(7)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 28

2.2.3.2. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal (X1)

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

(Y) ... 29

2.2.3.3. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

(Y) ... 31

2.2.3.4. Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

(Y) ... 33

2.2.4. Kerangka Pikir ... 35

2.2.5. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN


(8)

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.2.1. Obyek Penelitian ... 42

3.2.2. Populasi ... 43

3.2.3. Sampel ... 43

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.1. Jenis Data ... 43

3.3.2. Sumber Data ... 44

3.3.3. Pengumpulan Data ... 44

3.4. Uji Kualitas Data ... 45

3.4.1. Uji Validitas ... 45

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 45

3.4.3. Uji Normalitas ... 46

3.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 46


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 53

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 53

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 55

4.1.2.1. Visi ... 55

4.1.2.2. Misi ... 55

4.1.3. Lokasi Perusahaan ... 55

4.1.4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 56

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

4.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 60

4.2.1.1. Deskripsi Partisipasi Pemakai (X1) ... 60

4.2.1.2. Deskripsi Kemampuan Teknik Personal (X2) ... 61

4.2.1.3. Deskripsi Dukungan Manajemen Puncak (X3) ... 62

4.2.1.4. Deskripsi Program Pelatihan dan Pendidikan (X4) ... 63

4.2.1.5. Deskripsi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 64


(10)

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

4.4.1. Uji Normalitas ... 71

4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 71

4.4.2.1. Multikolineritas ... 72

4.4.2.2. Heteroskedastisitas ... 73

4.4.3. Hasil Regresi ... 74

4.4.3.1. Persamaan Regresi ... 74

4.4.3.2. Uji Kecocokan Model (Uji F) ... 76

4.4.3.3. Uji Pengaruh (Uji t) ... 78

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

4.5.1. Implikasi Penelitian ... 81

4.6. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ... 85

4.7. Keterbatasan Penelitian ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 89

5.2. Saran … .. ... 89 DAFTAR PUSTAKA


(11)

Oleh:

Oriana Hayu Anggraeni

ABSTRAK

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan. Kinerja sistem informasi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi. Fenomena di lapangan Pengenalan program baru tersebut membuat para pemakai merasa kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi yang baru yang diterapkan perusahaan, karena sistem baru tersebut kurang disosialisasikan terlebih dahulu kepada karyawan, dan juga kurangnya pelatihan terhadap karyawan. Hal tersebut dapat berpengaruh dalam kinerja karyawan yang kurang maksimal dan informasi yang dihasilkan kurang akurat, relevan dan tepat waktu.. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menguji secara empiris adanya pengaruh partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Responden penelitian adalah direktur, manajer dan para staf PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya yang berjumlah 18 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa Kinerja Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh secara positif signifikan dengan variabel partisipasi pemakai, tetapi kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, dan program pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan.

Key Word : Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan, Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi seperti sekarang ini menuntut setiap perusahan untuk berubah dengan cepat, misalnya sistem informasi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menentukan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut. Suatu informasi akan berkembang salama masa hidup suatu perusahaan, artinya suatu informasi yang baru (atau paling tidak telah ditingkatkan mutu secara besar – besaran) akan menggantikan sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai. Karena setiap sistem informasi akuntansi mempunyai siklus hidup tertentu, maka pengembangan memerlukan suatu kegiatan bersiklus yang terdiri dari beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem.

Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan.

Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan


(13)

dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Setianingsih (1998) karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional.

Sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekstern organisasi perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menangkap permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan oleh manajemen dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu: dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh karena itu, apabila terdapat adanya keusangan dari sistem informasi (khusunya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau pengembangan terhadap sistem informasi tersebut. Pada prinsipnya modifikasi dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap dimulai dengan analisis sistem, perancangan sistem, seleksi dan implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Baridwan, 1995:5-6).

Suatu sistem belum dapat dikatakan berhasil jika pemakai sistem tidak menerimanya atau bahkan jika sistem tersebut dapat menurunkan semangat kerja pemakainya Alter (1996) dalam Setianingsih (1998). Sehingga dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya sistem informasi yang dikembangkan dapat diukur dari seberapa besar tingkat penerimaan dan tingkat kepuasan pemakai atas sistem. Jika pemakai sistem merasa


(14)

kurang puas dan bahkan tidak dapat menerima sistem yang dikembangkan maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kegagalan bagi sistem informasi yang dikembangkan.

Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak memegang peranan yang penting dalam setiap siklus pengembangan sistem dan keberhasilan implementasi sistem informasi. Dukungan tersebut penting tidak hanya alokasi sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan tersebut. Namun penting bagi karyawan strong signal bahwa perubahan yang dilakukan merupakan suatu yang penting (Raghunathan dan Raghunathan, 1988 dikutip oleh Komara, 2005). Kemampuan teknik personal pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi, sehingga kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih meningkat Choe (1996) dalam Jen (2002). Keterlibatan pemakai pada setiap tahap pengembangan sistem informasi akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan (Ives dan Olson, 1984 dikutip oleh Komara, 2005). Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih (1998) menyebutkan bahwa partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Untuk mengikuti dan mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi perusahaan harus mengusahakan keberadaan program pelatihan


(15)

dan pendidikan bagi pemakai sistem informasi akuntansi. Karena dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasikan persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan Sistem Informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Montazemi, 1988 dikutip oleh Komara, 2005). Program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi (Jen, 2002).

Kinerja sistem informasi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor-faktor yang meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Ukuran Organisasi, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi, Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (Almilia, 2006).

Dengan adanya sistem informasi akuntansi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari pemakai informasi. Serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi.


(16)

Kenyataan yang ada di dalam PT. Karya Anugerah Mandiri yaitu pada akhir tahun 2009, perusahaan memperkenalkan program baru yaitu sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Sistem ERP adalah sistem komputer yang dirancang untuk mengendalikan seluruh aspek dalam perusahaan. Pengenalan program baru tersebut membuat para pemakai merasa kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi yang baru yang diterapkan perusahaan, karena sistem baru tersebut kurang disosialisasikan terlebih dahulu kepada karyawan, dan juga kurangnya pelatihan terhadap karyawan (Sumber : Rinna Dwi Rahayu, Divisi Operasional). Hal tersebut dapat berpengaruh dalam kinerja karyawan yang kurang maksimal dan informasi yang dihasilkan kurang akurat, relevan dan tepat waktu. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, serta pelatihan dan pendidikan pemakai.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan fenomena yang terjadi pada lingkungan perusahaan, maka hal ini menarik peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA”.


(17)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskaan suatu masalah yang diteliti yaitu :

“Apakah faktor Partisipasi pemakai, Kemampuan teknik personal, Dukungan manajemen puncak, Program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu objek dalam usaha untuk memperoleh sesuatu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penelitian yaitu :

Untuk mengetahui dan menguji secara empiris adanya pengaruh partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya”.

1.4. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi beberpa pihak antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada manajer beserta karyawan dalam pengembangan sistem informasi serta sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan untuk


(18)

menelaah lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang lain.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk membandingkan antara teori dan praktek, sehingga dapat menambah wawasan berpikir tentang kondisi perusahaan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis di masa mendatang.

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut dan dapat menjadi acuan bagi penelitian sistem informasi di masa yang akan datang.


(19)

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak-pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Astri Indyanti (2009) dengan judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Wangta Agung Surabaya”. Dengan perumusan masalah, “Apakah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?. Hipotesis yang Diduga bahwa partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Sampel penelitian yang digunakan manajer, asisten manajer, kepala divisi dan staf yang paling dominan menggunakan sistem informasi akuntansi yang berjumlah 30 orang. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan model regresi linear berganda. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa : hipotesis pertama, kinerja sistem informasi akuntansi memiliki hubungan positif signifikan dengan partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem; hipotesis kedua, kinerja


(20)

sistem informasi akuntansi memiliki hubungan positif signifikan dengan dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan operasional sistem informasi; hipotesis ketiga, kinerja sistem informasi akuntansi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi akuntansi.

Dedi Setiawan (2009) dengan judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Surabaya Mekabox Di Surabaya”. Dengan perumusan masalah, “Apakah terdapat pengaruh positif partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, dan kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?; Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?. Hipotesis yang Diduga bahwa partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi; bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh paling dominan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sampel penelitian yang digunakan manajer atas, menengah dan bawah serta karyawan yang berkaitan dengan pengoperasian sistem informasi akuntansi yang berjumlah 35 responden. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan model regresi linear berganda. Dengan hasil penelitian bahwa dari ketiga variabel bebas yaitu partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal sistem informasi yang


(21)

diduga berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kinerja sistem informasi akuntansi, terbukti berpengaruh secara simultan dan secara parsial partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah partisipasi pemakai.

Christin Eka Afiana (2010) dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Warnatama Cemerlang”. Dengan perumusan masalah, “Apakah partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, dan keberadaan program dan pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?. Hipotesis yang Diduga bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, faktor keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sampel penelitian yang digunakan manajer atas, menengah dan bawah serta karyawan yang berkaitan dengan pengoperasian sistem informasi akuntansi yang berjumlah 29 orang. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan model regresi linear berganda. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi pemakai dalam


(22)

pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Warnatama Cemerlang”.

Evy Septriani (2010) dengan judul “Pengaruh Kinerja Sistem terhadap Kepuasan Pengguna Pada PT. Bank Muamalat Indonesia (Tbk)”. Dengan perumusan masalah, “Adakah pengaruh faktor-faktor kinerja sistem terhadap tingkat kepuasan pengguna sistem yang digunakan pada PT. Bank Muamalat Indonesia?. Hipotesis yang Diduga bahwa keterlibatan pengguna, kapabilitas personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, formalisasi pengembangan sistem informasi, pelatihan dan pendidikan pengguna, komite pengendalian sistem informasi, dan lokasi departemen sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Sampel penelitian yang digunakan adalah dari beberapa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan beberapa dari Kantor Kas Responden yang akan mengisi kuesioner adalah karyawan atau pemakai Sistem Komputerisasi Perbankan sebesar 110 responden. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji regresi dan uji pearson product moment. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa hanya tiga variabel yaitu; variabel kapabilitas/ kemampuan personal (X2), variabel dukungan manajemen puncak (X4), dan variabel keberadaan dewan pengarah (X7) yang


(23)

mempunyai pengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna (Y). Variabel-variabel lainnya yaitu: variabel keterlibatan pemakai (X1), variabel ukuran organisasi (X3), variabel formalisasi pengembangan sistem (X5), variabel program pelatihan dan pendidikan (X6), dan variabel lokasi departemen sistem informasi (X8), tidak memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna (Y)”.

Putu Astri Lestari (2010) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa Di Kota Denpasar”. Dengan perumusan masalah, “Adakah pengaruh faktor-faktor kinerja sistem terhadap tingkat kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakai sistem informasi akuntansi yang digunakan pada Lembaga Perkreditan Desa Di Kota Denpasar?. Hipotesis yang Diduga bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan pemakai sistem informasi akuntansi. Sampel penelitian yang digunakan adalah karyawan lembaga perkreditan desa di Denpasar termasuk manajemen puncak yaitu pimpinan LPD yang terletak di Denpasar dan telah menerapkan sistem informasi yang terkomputerisasi sebesar 105 responden. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji pearson product moment dan


(24)

mann-whitney test. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa bahwa terdapat enam faktor yang mempengaruhi kinerja SIA yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal SIA, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah sistem informasi.

Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.

Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Objek, tempat dan lokasi penelitian serta waktu penelitian.

Tabel 2.1. : Persamaan dan Perbedaan Penelitian terdahulu

Penulis Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Astri Indyanti

(2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Wangta Agung Surabaya.

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak (X2)

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X3)

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda Dedi Setiawan (2009) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Mekabox Di Surabaya

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak (X2)

Kemampuan Teknik Personal (X3)

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda


(25)

Penulis Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Christin Eka Afiana (2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Warnatama Cemerlang

Partisipasi Pemakai (X1)

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2)

Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) Analisis Regresi Linier Berganda Evy Septriani (2010) Pengaruh Kinerja Sistem terhadap Kepuasan Pengguna Pada PT. Bank Muamalat Indonesia (Tbk).

Keterlibatan Pengguna (X1)

Kapabilitas Personal SI (X2)

Ukuran Organisasi (X3)

Dukungan Top Manajemen (X4)

Formalisasi

Pengembangan SI (X5)

Pelatihan dan Pendidikan Pengguna (X6)

Komite Pengendalian (X7)

Kepuasan Pengguna (Y)

Uji Regresi dan Uji Pearson Product Moment Putu Astri Lestari (2010) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa Di Kota Denpasar.

Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan SIA (X1)

Kemampuan Teknik Personal SIA (X2)

Ukuran Organisasi (X3)

Dukungan Manajemen Puncak (X4)

Formalisasi

Pengembangan SI (X5)

Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6)

Keberadaan Dewan Pengarah SI (X7)

Kepuasan Pemakai SIA (Y)

Pemakaian SIA (Y)

Uji Pearson Product Moment dan Uji Mann-Whitney Test


(26)

Penulis Judul Variabel Penelitian Metode Analisis Oriana Hayu Anggraeni (2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya.

Partisipasi Pemakai (X1)

Kemampuan Teknik Personal (X2)

Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Penulis

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui suatu perusahaan sangat memerlukan sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif dalam menyajikan informasi.

Menurut Mulyadi (2007:3), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Sedangkan definisi Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson (1990:12) adalah sistem informasi formal yang mengumpulkan, memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan.

Selanjutnya menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi


(27)

ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan (mengubah data menjadi informasi).

Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan pihak manajerial dalam pengambilan keputusan yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Organisasi Perusahaan

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas-aktivitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang langsung tertarik antara lain adalah dari pelanggan, supplier, pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.

Sistem informasi akuntansi akan sangat berguna bila ditinjau dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan (Widjajanto,2001:14).

Dari kutipan wacana di atas, Sistem informasi akuntansi akan sangat berguna bila ditinjau dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi. Hal tersebut berguna untuk melaksanakan kegiatan secara efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Seperti : Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan


(28)

keputusan oleh manajemen, serta dapat digunakan untuk Pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditor, pemerintah.

2.2.1.3. Pengembangan Sistem Informasi

Sistem informasi selalu berkembang selama masa hidup dan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Artinya suatu perusahaan harus mampu menyusun sistem informasi yang sesuai dengan standar yang berlaku saat ini, dan dari sistem informasi yang telah disusun tersebut akan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat yang digunakan oleh pemakai internal dan pemakai eksternal.

Menurut Wilkinson (1990:12) terdapat beberapa tahap proses penyusunan sistem informasi antara lain :

1. Perencanaan sistem, meletakkan dasar sistem informasi. Yang dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk serta usulan atau proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.

2. Analisis sistem, mensurvei dan menganalisis sistem informasi. Tahap ini akan menentukan informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem informasi dan juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri. 3. Pengkajian dan pemilihan sistem, mencakup analisis manfaat biaya

yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemroses agar bisa memilih peralatan yang paling sesuai.


(29)

4. Implementasi sistem, terdiri dari langkah-langkah seperti perlengkapan rincian untuk rancangan yang telah disusun, pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan, penginstalasian dan penyajian peralatan serta penerapan awal dari sistem itu.

5. Pengoperasian sistem, mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang telah disusun. Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap prestasi sistem dan kendala keluaran.

2.2.1.4. Pemakai Sistem informasi Akuntansi

Informasi keuangan digunakan baik oleh para manajer, maupun pihak eksternal perusahaan. Informasi keuangan untuk pihak luar (eksternal) disajikan dala laporan keuangan pihak luar yang menggunakan laporan umum. Pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Informasi tersebut jarang dibuat khusus untuk pemakaian tertentu. Informasi yang disajikan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan prinsip akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun laporan akuntansi yang lazim. Prinsip akuntansi tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan, laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi.

Menurut Simamora (2002:8-14) pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas beberapa kalangan. Para pemakai laporan


(30)

keuangan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu, para pemakai internal dan para pemakai eksternal.

1. Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran-sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan yang disediakan oleh sistem akuntansi, untuk membuat keputusan-keputusan atas operasi internal perusahaan. 2. Pemakai Eksternal

a. Pemilik Perusahaan, para pemakai (owners) telah menanamkan dana mereka yang berharga ke dalam sebuah organisasi bisnis. Mereka membutuhkan informasi mengenai profitabilitas investasi. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas.

b. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi finansial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pensiun dan kesempatan kerja.


(31)

c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal potensial mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.

d. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang, jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Golongan kreditor para pemasok, bank, dan lembaga keuangan lainnya. Kreditor berminat untuk mengetahui kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.

e. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.

f. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan megelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka perlu menyusun anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.


(32)

g. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan perusahaan besar di Indonsia. Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai kebaradaan ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.

2.2.1.5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (1990:7) sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :

1. Menyajikan informasi yang mendukung operasi harian.

2. menyajikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan. 3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.

Dari tujuan Sistem Informasi Akuntansi di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa maksud tujuan yang pertama yaitu Sistem informasi menyediakan informasi bagi personil operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari secara efisien dan efektif. Yang kedua, Sistem informasi akuntansi ini akan memberikan informasi kepada para manajer yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan tersebut. Sedangkan yang ketiga Pengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan


(33)

informasi tentang kegunaan sumber daya ke para pemakai informasi melalui laporan keuangan yang dibutuhkan.

2.2.1.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat dengan cara bagaimana sistem tersebut dapat memproses informasi dengan baik.

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan personilnya berdasarkan sasaran, standar dari kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2007:359).

Menurut Soegiharto (2001) dalam Jen (2002:136), kinerja sebuah sistem informasi dapat diukur dari dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah tingkat efektivitas operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan. Sedangkan kinerja Sistem Informasi Manajemen lebih berorientasi pada tingkat efektivitas sistem dalam memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada manajer internal. Sehingga dapat diketahui bahwa perbedaan antara Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen terletak pada pemakainya.


(34)

2.2.1.7. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jogiyanto (2000:30) karakteristik kualitas infomasi meliputi :

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak atau menyesatkan.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai informasi tidak boleh terlambat.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi tersebut aktual atau mutakhir. Informasi yang relevan, apabila infomasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.

2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

2.2.2.1. Partisipasi Pemakai (X1)

Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu (Davis, 1996:179).


(35)

Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam partisipasi kerja, antara lain:

1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berarti keterlibatan mental dan emosional para pegawai dari pada hanya berupa aktivitas fisik.

2. Motivasi kontribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang-orang untuk memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai tujuan organisasi. 3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi berarti mendorong

orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok. Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000).

Pada kenyataannya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.

2.2.2.2 Kemampuan Teknik Personal (X2)

Menurut Robbins (2008:57), kemampuan adalah kapasitas individu untuk melakukan tindakan – tindakan dalam melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki,


(36)

karyawan diharapkan akan mendukung kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa wajar apabila badan usaha tersebut memberi harapan agar tujuan karyawan dalam bekerja dapat tercapai.

Menurut pendapat Jen (2002) bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Dari asumsi di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi.

2.2.2.3. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Menurut Supriyono (1986:46) mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan perusahaan.

Menurut Glueck dan Jauch (1991:68) mengemukakan bahwa manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang


(37)

bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

2.2.2.4. Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Meskipun para pemakai baru menjalani operasi yang komprehensif, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan. Mereka harus dilatih dan dikembangkan dalam bidang dan tugas-tugas tertentu. Begitu pula, para pemakai lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latihan atau untuk mempelajari keterampilan-keterampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja mereka (Handoko, 2000:107).

Menurut Handoko (2000:107) latihan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan mahasiswa dalam kelompok kerja, dan bahkan para negara.

Sebagai proses latihan, departemen personalia dan para manajer harus menilai kebutuhan, tujuan-tujuan atau sasaran program, isi dan prinsip-prinsip belajar. Uraian langkah-langkah yang seharusnya diikuti sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditunjukkan pada orang yang bertanggungjawab atas program pelatihan harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan karyawan dan organisasi agar dapat menentukan sasaran yang ingin dicapai. Meskipun proses belajar ditangani oleh para


(38)

instruktur dalam departemen personalia, langkah-langkah pendahuluan ini harus dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif (Martoyo, 2000:63-64).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas-tugas baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas-tugas yang telah ada. Tugas-tugas baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru.

Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan baik dari produktivitas, baik kuantitas/jumlah maupun kualitas/mutu. Tenaga kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktivitasnya baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan (Handoko, 2000:103-104).


(39)

2.2.3. Teori – teori yang Mendukung Penelitian

2.2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai (X1) Terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y)

Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi (Setianingsih, 1998).

Hwang (1999) dalam Jen (2002), mengatakan bahwa keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.

Teori pendukung keterlibatan/partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah teori Y oleh McGregor (1957) asumsi teori Y secara ringkas sebagai berikut :

a. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain, bila pekerjaan yang dikerjakan tidak menyenangkan, mungkin itu karena cara melakukan pekerjaan tersebut dalam organisasi.


(40)

b. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri sendiri amat diperlukan supaya pekerjaan dilakukan dengan baik.

c. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima lingkungan, mendapat pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga untuk kebutuhan mereka akan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.

d. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan sesuatu tanggungjawab bila mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.

e. Kebanyakan orang mempunyai untuk menyelesaikan masalah secara kreatif dalam organisasi.

Berdasarkan teori diatas, bila dihubungkan dengan keterlibatan pemakaian sistem informasi akuntansi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari peran peserta karyawan dalam partisipasi pemakai mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dimana tujuan organisasi tersebut adalah untuk menciptakan kepuasan pemakai sistem informasi (Davis, 1996:162).

2.2.3.2. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal (X2) Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada


(41)

mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.

Menurut Lestari (2010), pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan, dimana kemampuan tersebut diperoleh dari pendidikan dan pengalamannya akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi dan terus akan menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya..

Choe (1996) dalam Jen (2002:138), mengatakan bahwa kemampuan teknik personal pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi, sehingga kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih meningkat.

Teori yang mendukung pengaruh kemampuan teknik personal sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi adalah Teori Pencapaian prestasi. Teori pencapaian prestasi oleh Mc Clelland (1953) ini di dasari asumsi bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu yang memiliki posisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan dan memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika sesorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energy dan hasrat ingin sukses serta meraih tujuan yang lebih besar (Pace dan Faules, 1998:434).


(42)

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi dengan kinerja SIA. Kemampuan teknik personal merupakan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman. Rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi (Dedi, 2010).

2.2.3.3. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X3) Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap tahap siklus pengembangan sistem yang meliputi perencanaan, perancangan, implementasi dan tanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan.

Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada (Jen, 2002).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dalam Jen (2002 ) menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil penelitian Choe (1996) dalam Jen (2002) yang menemukan adanya hubungan yang positif


(43)

dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.

Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yaitu teori kelompok. Teori Kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan (Thoha, 2004:288).

Menurut Thoha (2004:288) bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai informasi tersebut.

Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.


(44)

2.2.3.4. Pengaruh Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4) Terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan pendidikan pemakai dan perusahaan yang tidak memperkenalkannya tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pemakai, tetapi tidak terbukti menunjukkan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem. Pemakaian sistem, tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan di antara perusahaan yang menjalankan program pelatihan dan pendidikan pemakai untuk memberikan penelitian yang memadai terhadap sistem informasi yang digunakan. (Soegiharto, 2001 dalam Jen 2002).

Sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik (Jen, 2002).

Sedangkan menurut Handoko (2000:104) latihan adalah untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.

Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan dalam mencapai tujuan (Martoyo, 2000:63).


(45)

Handoko (2000:117), lebih lanjut memberikan batasan tentang manfaat nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan terhadap karyawan, yaitu sebagai berikut: meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turnover karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikkan tingkat penghasilan, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi keluhan-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja sama yang lebih baik.

Menurut Jen (2002), program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002) tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dan yang tidak.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.


(46)

2.2.4. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori-teori yang telah dikemukakan maka kerangka pemikiran teoritis dapat dibangun dalam gambar di bawah ini :

Uji Regresi Linier Berganda

Gambar 2.2. : Bagan Kerangka Pikir

2.2.5. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah : Diduga partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya.

Partisipasi Pemakai (X1)

Kemampuan Teknik Pesonal (X2)

Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel bebas (X) yaitu, Partisipasi pemakai (X1), Kemampuan teknik personal (X2), Dukungan Manajemen Puncak (X3), Program pelatihan dan pendidikan (X4), dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :

A. Variabel Bebas.

1. Partisipasi Pemakai (X1)

Partisipsi pemakai yaitu perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000).


(48)

2. Kemampuan Teknik Personal (X2)

Kemampuan teknik dari personal sistem informasi yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan sistem berdasarkan pengalaman (Jen, 2002).

3. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Dukungan manajemen puncak adalah suatu dorongan yang dilakukan oleh sekelompok eksekutif yang terlibat dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan dalam pengembangan sistem informasi (Indyanti, 2010).

4. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X4)

Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu suatu langkah awal yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi mengenai sistem yang baru (Jen, 2002).

B. Variabel Terikat

1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) adalah penilaian atas efektivitas sistem informasi akuntansi di dalam organisasi

berdasarkan sasaran, st andar dari krit eria yang t elah dit et apkan sebelum nya (Mulyadi, 2007:359).


(49)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi Pemakai (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Soegiarto dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998) dan Cristin (2010) dengan 5 item pertanyaan.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial

yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penialaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai tidak baik, nilai 4 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai cukup baik, 5-7 menunjukkan pengembangan, prosedur pengendalian, keamanan


(50)

sistem, rencana pelaksanaan, pengujian terhadap sistem untuk Partisipasi Pemakai sangat baik.

b. Kemampuan Teknik Personal (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998) dan Cristin (2010) dengan 4 item pertanyaan.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial

yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat kemampuan , pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem informasi tidak baik, nilai 4 menunjukkan tingkat kemampuan, pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi cukup baik, nilai 5-7 menunjukkan tingkat kemampuan , pengaruh bekerja, meningkatkan kualitas untuk Kemampuan Teknik Personal Sistem informasi sangat baik.


(51)

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998) dan Cristin (2010)dengan 5 item pertanyaan.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial

yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian yang digunakan adalah, penilaian 1-3 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak tidak baik, nilai 4 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk kinerja sistem informasi untuk Dukungan Manajemen Puncak cukup tinggi, nilai 5-7 menunjukkan perhatian tinggi, harapan yang tinggi, perencanaan operasi sistem, dan penggunaan komputer untuk Dukungan Manajemen Puncak sangat baik.


(52)

d. Program Pelatihan dan Pendidikan (X4)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh (Soegiharto dalam Setianingsih dan Indriantoro (1998) dan Cristin (2010) dengan 4 item pertanyaan.

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial

yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. Dengan pola sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penilaian untuk poin-poin di atas berasumsi jika responden cenderung memilih poin 1-3 maka program pelatihan dan pendidikan pemakai yang dimiliki tidak bagus. Nilai 4 maka program pelatihan dan pendidikan yang dimiliki cukup baik. Tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 maka program pelatihan dan pendidikan dinilai sangat bagus.

e. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Variabel ini diukur dengan 16 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) yang terdiri dari 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk pemakaian sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem.


(53)

Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, dengan teknik penyusunan skala semantic differensial

yaitu skala yang disusun dalam suatu garis kontinun dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan dan jawaban sangat negatifnya di sebelah kiri atau sebaliknya yang mempunyai 7 titik. (Sumarsono, 2004 ; 25,54). Dengan pola sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Penelitian yang digunakan adalah 1-3 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi tidak sangat memuaskan, nilai 4 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian system, dan nilai kualitas system untuk kinerja sistem informasi cukup memuaskan, nilai 5-7 menunjukkan tingkat kepuasan pemakai, pemakaian sistem, dan kualitas sistem untuk kinerja sistem informasi sangat memuaskan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA.


(54)

3.2.2. Populasi

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Supomo dan Indriantoro, 1999:115) Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah direktur, manajer dan para staf PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya sebesar 18 orang.

3.2.3. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sensus yaitu mempunyai sampel dan populasi dengan jumlah sama, karena yang menjadi sampel adalah direktur, manajer dan para staf PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya yang berjumlah 18 orang. Hal ini dilakukan bila populasi relatif kecil kurang dari 30 orang (Supomo dan Indriantoro, 1999:115).

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat sebelumnya (Nazir, 2005:174).


(55)

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana sumber data dalam penelitian dari sumber intern perusahaan yaitu PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu: a. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan kuisioner. b. Wawancara

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden di PT. Karya Anugerah Mandiri di Surabaya (Nazir, 2005:193). c. Dokumenter

Teknik pengumpulan data historis perusahaan yang telah di dokumentasi dan masih berlaku saat ini.


(56)

d. Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor (Nazir, 2005:203).

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total masing-masing pertanyaan signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004:31).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45).

Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statisitik Cronbach Alpha (α).


(57)

Ukuran untuk menentukan reliabilitas adalah (Ghozali, 2006:46): 1. Jika nilai alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel

2. Jika nilai alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel. 3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2004:40).

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 0,05, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 0,05, maka distribusi adalah normal.

3.4.4. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan yang BLUE maka harus dipenuhi di antara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu:

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada Heteroskedastisitas


(58)

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat mengenai ketiga asumsi tersebut, yaitu :

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (Gujarati, 1995:201). Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva Durbin Watson :

Ada Daerah Daerah Ada

auotkore- keragu- keragu- autokore-

lasi raguan raguan lasi

positif negatif

Tidak ada Autokorelasi

0 dL du 2 4-du 4-dL 4d Sumber: Gujarati, 1995: 201

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data times series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross


(59)

sectional) (Gujarati, 1995: 201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Penelitian ini data yang digunakan bukan data times series tetapi data cross sectional

yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan.

2. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF (Varians Inflation Factor), yang dapat dihitung dengan (Ghozali, 2006:95) :

VIF = 1

Tolerance Kriteria Pengujiannya :

1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. 3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2006:105). Salah satu cara untuk mendeteksi ada dua atau tidak adanya Heteroskedastisitas dapat di uji dengan menggunakan uji Rank


(60)

Spearma, yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas.

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.

b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

(Anonim, 2010 : L – 21) Keterangan :

Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien regresi X1

β2 = Koefisien regresi X2

β3 = Koefisien regresi X3

β4 = Koefisien regresi X4


(61)

X2 = Kemampuan Teknik Personal

X3 = Dukungan Manajemen Puncak

X4 = Program pelatihan dan pendidikan

e = Kesalahan baku

3.5.2. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006:88).

1. H0 : β1 = β2 = 0, artinya variabel partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

2. H0 : β1 = β2 ≠ 0, artinya variabel partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

3. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. 4. Kriteria Keputusan

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan


(62)

secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

3.5.3. Uji t

Uji t digunakan untuk pengujian yang dilakukan terhadap koefisien regresi secara individual, yakni dengan melihat pengaruh dari seluruh variabel variabel bebas terhadap variabel terikat. (Ghozali, 2006:88).

1. Ho : β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dari variabel

partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi.

2. H1 : β1 ≠ 0, artinya bahwa terdapat pengaruh yang positif dari variabel

partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan terhadap variabel kinerja sistem informasi akuntansi.


(63)

4. Kriteria Keputusan

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Karya Anugerah Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa pekerja yang didirikan sejak tahun 1989. Pada tahun 2005 PT. Karya Anugerah Mandiri mendaftarkan legalitas diri dihadapan Akte Notaris Suryati Subandi, SH. yang berkedudukan di jl. Wijaya Kusuma 28 Surabaya. Akta pendirian Perusahaan ini disahkan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : C-27001.HT.01.01 Tahun 2005.

Perusahaan mendapatkan izin usaha sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja berdasarkan surat dari Dinas Tenaga Kerja Nomor : 560/3735/436.6.12/PPJP-135/2009 dan tentang peraturan perusahaan Nomor : 560/21/436.5.10/PP-12/2006.

PT. Karya Anugerah Mandiri merupakan perusahaan yang didirikan untuk dapat menunjang kebutuhan perusahaan dalam bidang

Outsourcing Labour Supplier, Cleaning Service, Transportation, Mechanical Electrical, dan Security Service yang banyak dibutuhkan lingkungan industrial dan perkantoran. Perusahaan ini merupakan alternatif penunjang guna peningkatan efisiensi dan inovasi perkembangan


(65)

bisnis dengan perusahaan lain, sehingga dapat membantu kinerja perusahaan dalam pengembangan dan persaingan.

Seiring dengan berjalannya waktu, PT. Karya Anugerah Mandiri telah menempatkan kurang lebih 3.600 tenaga kerja di berbagai bidang pekerjaan dan di beberapa perusahaan baik besar maupun kecil.

Kerjasama :

1. PT. Unilever Indonesia 2. PT. DHL Excel

3. Bank Indonesia

4. PT. Charoen Pokpan Food Indonesia 5. PT. FILTRONA Indonesia

6. PT. Central Proteina Prima 7. PT. Prima Food International 8. PT. Philips Indonesia

9. CV. Wahana Utama 10. PT. Sadhana

11. PT. TPC Indo Plastic & Chemical 12. PT. Multi Bintang Indonesia 13. PT. Santos Jaya Abadi 14. PT. Wallet Kencana Perkasa 15. PT. Mitra Alam Segar 16. MIF Logistic & Forwarding 17. PT. Indonesia Tri Sembilan


(66)

18. PT. Bengawan Abadi Motor (Nasmoco) 19. China National Electrical Equipment Corp 20. PT. Rexam Packaging Indonesia

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1. Visi

Menjadikan perusahaan outsourcing yang terpercaya karena profesional yang mengutamakan pelayanan prima dan mempunyai manfaat optimal bagi perusahaan induk.

4.1.2.2. Misi

1. Mewujudkan kesejahteraan pekerja dengan prioritas mencerdaskan dan meningkatkan sumber daya manusia.

2. Mewujudkan peningkatan produksi, produktivas dan nilai tambah pekerja yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

3. Mewujudkan nilai – nilai normatif dalam operasional perusahaan yang menghormati hak asasi manusia.

4.1.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya terletak dikawasan industri yaitu di Wisma Sier lantai 3 blok M, JL. Rungkut Industri III No. 10 Surabaya. Dan umumnya dipilih lokasi perusahaan yang mendukung kelancaran aktifitas perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang.


(67)

Penentuan letak dari perusahaan ini memerlukan pertimbangan yang seteliti mungkin, karena apabila terjadi kekeliruan dalam pemilihan lokasi akan menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan. Pemilihan lokasi perusahaan di kawasan Rungkut Industri Surabaya didasarkan atas pertimbangan yaitu lokasi perusahaan yang strategis karena berada dikawasan industri, ketersediaan tenaga kerja, dan sarana transportasi sangat mendukung kegiatan dari PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya.

4.1.4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Struktur organisasi merupakan suatau bagan yang menunjukan keterkaitan antara anggota organisasi yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian adanya stuktur organisasi, diharapkan adanya hubungan yang baik antara individu dan golongan yang dapat dicapai melalui tugas – tugas, wewenang serta tanggung jawab yang jelas dari masing – masing bagan dalam suatu struktur yang terorganisasi. Stuktur organisasi perusahaan juga mempunyai tujuan mempertegas pembagian kerja dan wewenang dalam suatu perusahaan.

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing – masing bagian dalam perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1. Director

− Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.


(68)

− Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

− Menyetujui anggaran tahunan perusahaan serta menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

2. General Manager

− Mengkoordinasi semua kegiatan perusahaan maupun keluar perusahaan (diluar dana perusahaan).

3. Corporate HR Chief

− Menjamin kelengkapan administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan ketenagakerjaan di perusahaan.

− Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan penyimpanan semua dokumen pelaksanaan administrasi kekaryawanan yang dibutuhkan.

− Melaksanakan kegiatan surat menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan.

− Membantu kelancaran proses rekrutmen karyawan baru serta mengumpulkan dan memastikan kelengkapan data karyawan.

− Bertanggungjawab terhadap entry data jadwal kerja karyawan beserta monitoring pelaksanaan kehadiran karyawan di area kerja sehari-hari.

− Mengukur, mengevaluasi dan meningkatkan kinerja untuk diri sendiri dan bawahan.


(69)

4. Bussines Development Chief

− Membuat rencana tahunan terhadap pemasaran produk perusahaan. − Bertanggungjawab terhadap pemasaran produk perusahaan.

− Bertanggungjawab terhadap pembuatan proposal dan harga produk jasa yang ada dalam proposal.

− Bertanggungjawab terhadap pengembangan perusahaan. − Bertanggungjawab atas prospek perusahaan.

− Melakukan survey terhadap pekerjaan yang berkapasitas besar. − Bertanggungjawab terhadap perhitungan komisi marketing. 5. Finance dan Accounting Chief

− Bertanggungjawab terhadap pengawasan uang keluar dan uang masuk, baik berupa uang Cash maupun dalam bentuk Cek / Giro serta pelaporannya.

− Bertanggungjawab atas pekerjaan accounting, AR, Kasir dan collector.

− Bertanggungjawab atas seluruh biaya operasional dan kantor.

− Mengontrol penyimpangan – penyimpangan yang terjadi atas kegiatan di semua bagian yang berkaitan dengan biaya.

6. General Support Chief

− Melakukan penataan dan pengamanan untuk barang-barang yang ada dalam gudang.


(1)

88

4.7. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti sudah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :

1. Objek penelitian yang diteliti hanya berasal dari satu perusahaan saja yaitu PT. Karya Anugerah Mandiri Surabaya, hal ini mempengaruhi generalisasi hasil penelitian.

2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuisioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Adanya perbedaan persepsi antara masing – masing responden (karyawan pengguna sistem informasi akuntansi) di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuisioner.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka, dapat diambil kesimpulan bahwa Kinerja Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh secara positif signifikan dengan variabel Partisipasi Pemakai (X1). Partisipasi pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Kemampuan Teknik Personal (X2), Dukungan Manajemen (X3), Puncak dan Program Pelatihan dan Pendidikan (X4).

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan, diharapkan lebih melibatkan para karyawan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai dengan tahap implementasi sistem informasi, agar partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi akan memberikan dampak secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


(3)

90

2. Perusahan diharapkan lebih intensif dalam mensosialisasikan sistem informasi yang ada. Agar para pemakai mampu menggunakan dan mengoperasikan sistem informasi akuntansi yang telah ditetapkan perusahaan. Sehingga kemampuan teknik personal sistem informasi dalam hal penggunaan sistem informasi akuntansi oleh pemakai juga akan meningkat dan agar memberi dampak positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

3. Bagi perusahaan, diharapkan lebih secara aktif dan intensif meningkatkan karyawannya dalam seminar-seminar kerja, pelatihan-pelatihan terutama mengenai sistem informasi akuntansi, agar sumber daya dapat ditingkatkan , sehingga dukungan yang diberikan manajemen sesuai dengan sumber daya yang ada.

4. Bagi Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan topik yang sama dan memperbanyak jumlah sampel agar hasil dari analisis dari penelitian yang didapatkan akan lebih akurat. Serta diharapkan dapat dipertimbangkan untuk menggunakan variabel - variabel lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, seperti : ukuran organisasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan pengarah sistem informasi, serta lokasi dari departemen sistem informasi. Selain itu, memperluas obyek penelitian harus dipertimbangkan juga oleh peneliti mendatang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afiana, Christin, Eka, 2010, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Warnatama Cemerlang,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Almalia, Spica, Luciana dan Briliantien, Irmaya, 2001, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank

Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Jurnal Stie

Perbanas Surabaya.

Anonim, 2010, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, FE UPN “Veteran” Jatim

Baridwan, Zaki, 1995, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Bodnar, George dan Hopwood, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi keenam, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Davis, Keith dan Newstrom, 1996, Perilaku dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.

Handoko, Hani, 2000, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Indyanti, Astri, 2009, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi pada PT. Wangta Agung Surabaya,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Jauch, Lawrence, Glueck, 1991, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Jen, Tjhai Fung, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 4,

Nomor 2, Halaman 135-154.

Jogiyanto, 2003, Sistem Informasi Berbasis Komputer Konsep Dasar dan Komponen, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Komara, Acep, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Maksi, Halaman 143-160.


(5)

Lestari, Putu, Astri, 2010, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Ipteks New Media, Volume 1,

Nomor 1, Halaman 19-38.

Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metodologi Penelitian, Edisi Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pace, Wayne dan Faules, 1998, Komunikasi Organisasi : Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Restuningdiah, Nurika dan Indriantoro, 2000, Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh

Pemakai sebagai Moderating Variabel, Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia, Volume 3, Nomor 2, Halaman 119-133.

Robbins, Stephen P, 2008, Perilaku Organisasi, Edisi Kedelapan, Jilid Satu, Prehallindo, Jakarta.

Setiawan, Dedi, 2009, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Surabaya Mekabox Di Surabaya,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Septriani, Evy, 2010, Pengaruh Kineja Sistem Terhadap Kepuasan

Pengguna Pada PT. Bank Muamalat Indonesia (Tbk), Universitas

Gunadarma, Jakarta.

Simamora, Henry, 2002, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Sunarti Setianingsih, dan Indriantoro, 1998, Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang Terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia, Volume 1, Nomor 2, Hal. 192-207.

Supomo, Indriantoro, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono, 1986, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.


(6)

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Wilkinson, Joseph W, 1990, Sistem Akuntansi dan Informasi, Edisi kedua,