Bentuk Interaksi Sosial Kompleks

b. Bentuk Interaksi Sosial Kompleks

Hasil temuan lain yang muncul adalah bentuk interaksi sosial yang lebih kompleks. Interaksi sosial tersebut dikatakan kompleks karena kontak sosial dan komunikasi menjadi satu kesatuan. Bentuk interaksi sosial ini terlihat ketika anak tunarungu sedang bersama sesama anak tunarungu. Interaksi sosial yang terlihat berdasarkan hasil observasi adalah bermain bersama, berkegiatan bersama, bersenda gurau, berbincang-bincang, dan membantu sesama anak tunarungu. Bermain bersama dan berkegiatan bersama tampak dari ketiga responden. R1 bermain petak umpet bersama sesama anak tunarungu. R2 dan R3 terlihat bermain kejar-kejaran bersama sesama tunarungu. “Saat bermain petak umpet, R1 bermain dengan teman sekelasnya.” “R2 berlarian bersama temannya mengelilingi gedung sekolahnya.” “Terkadang R3 juga terlihat menjahili temannya dengan menarik rambut kuciran rambut temannya dengan disengaja kemudian mereka berkejar - kejaran.” Mereka juga berkegiatan bersama, seperti R1 yang membaca buku bersama. “R1 sedang duduk bersama teman laki -lakinya dan membaca buku bersama.” Lalu, R2 yang pergi berjalan bersama temannya dan R3 yang makan siang bersama. “Lalu R2 berjalan pergi bersama teman - temannya.” “R3 d ari awal jam istirahat, ia membawa botol minum dari ruang kelas yang berada di lantai dua ke lantai satu. Kemudian menuju tempat makan untuk makan siang bersama teman- teman yang lain.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bersenda gurau dengan sesama tunarungu lainnya hanya tampak pada R2 dan R3. “Lalu R2 menggoda temannya di depan kamera yang kemudian dikonfirmasi oleh temannya. R2 lalu melafalkan sesuatu di depan kamera menggerakan mulutnya.” “Pertama kali R3 mengambil 1 wafer, kemudian ia mengambil bungkusnya dan menjauhi teman lainnya yang meminta bercanda maksudnya.” Selain itu, ada pula yang berbincang-bincang bersama. Hal ini tampak pada R3 yang berbincang dan berkumpul bersama teman-temannya. “R3 memilih untuk berbincang dengan teman -temannya sesama perempuan.” Ada pula perilaku membantu sesama tunarungu yang tampak pada R2. “Ketika sedang bersembunyi R2 membantu seorang temannya untuk melepaskan kalung yang sedang digunakan.” Interaksi sosial juga terjadi antara anak tunarungu dengan „anak dengar‟. Mereka bisa berinteraksi satu sama lain walaupun sebagian besar interaksi terjadi dengan usia „anak dengar‟ yang lebih muda. Hal ini terjadi kepada ketiga responden. Bentuk interaksi sosial yang terjadi juga hamper sama, yaitu bermain bersama, berkegiatan bersama, bersenda gurau, d an membantu „anak dengar‟. Bermain bersama anak tunarungu tampak pada ketiga responden. “ R1 sedang bermain dengan anak-anak. Saat itu kegiatan TPA di dalam sebuah ruangan. R1 melihat teman dan balita yang sedang mewarnai sambil tengkurep.” “R2 bermain den gan anak kecil di depannya, mengelus-ngelus rambutnya, dan membenarkan hijab anak kecil itu.” “R3 terlihat sedang membagikan kartu dan ia meminta kembali kartu yang tadi diberikan kepada adiknya dengan cara langsung mengambilnya saat masih dipegang oleh a diknya yang paling kecil.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mereka juga tampak berkegiatan bersama- sama dengan „anak dengar‟. “R1 sedang di rumah dan ada 3 orang teman perempuannya yang datang ke rumahnya. D sedang belajar bersama teman-temannya. Teman- temannya semua perempuan.” “Lalu mereka R2 dan „anak dengar‟ membaca bersama.” “R3 dan adiknya melanjutkan menggambar.” Selain bermain dan berkegiatan, mereka juga terlihat bersenda gurau bersama. Hal ini tampak pada perilaku R1 saja. “Setelah itu hidung R1 disentuh oleh balita yang tadi bermain dengannya dan R1 berekspresi mengerutkan dahi dan membuka mulut dengan menunjukkan giginya untuk membuat balita tersebut merasa takut.” Berdasarkan hasil observasi, R1 tampak membantu dan mendapatkan bantuan „anak dengar‟ ketika sedang bersama. “ Kemudian R1 dibantu oleh teman yang ada di depannya untuk memberikan lauk tersebut kepada ibunya.” “R1 juga membantu membagian sedotan untuk teman -temannya yang sedang mengambil minum.” Sedangkan R2 terlihat hanya memberikan bantuan untuk „anak dengar‟. “Setelah itu R2 juga membantu teman tersebut untuk mengikat rambutnya.” Bentuk interaksi sosial juga terjadi antara anak tunarungu dengan „orang dengar‟. Bentuk interaksi sosial yang terjadi berupa bantuan yang diberikan oleh „orang dengar‟ untuk menterjemahkan pesan kepada „anak dengar‟. Hal ini tampak pada R1 yang dibantu oleh ibunya ketika sedang berkomunikasi dengan „anak dengar‟. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI “R1 memanggil ibunya dengan melambaikan tangan di atas kepalanya agar ibunya dapat melihat. R1 mulai mengajari gerakan isyarat yang lain setelah abjad. Ia meminta ibunya untuk membantu memberitahu temannya dengan melafalkan sesuatu dan menunjuk temannya.” “Setelah R1 diberitahukan oleh observer pesan yang dikatakan oleh gurunya R1 baru mengacungkan tangan sebagai respon dan teman- teman lainnya sudah menurunkan tangannya.” Akan tetapi, ada pula responden yang membantu „orang dengar‟. Hal ini tampak pada perilaku R2 yang membantu merantingkan makanan untuk berbuka puasa. “Lalu I mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh gurunya. I juga membantu untuk merantingkan makanan buka puasa kepada teman- temannya.”

c. Penolakan Interaksi Sosial