Proses Pengambilan Data Metode Analisis Data

E. Proses Pengambilan Data

Responden yang dapat berpartisipasi dalam penelitian ini merupakan anak tunarungu yang berinteraksi dengan sesama anak tunarungu dan berinteraksi juga dengan „anak dengar‟. Mereka juga berada dalam masa kanak-kanak akhir sehingga usia mereka masuk dalam rentang 6 – 12 tahun. Peneliti datang ke salah satu sekolah luar biasa B khusus tunarungu untuk meminta bantuan menemukan responden. Setelah pihak sekolah setuju apabila peneliti diijinkan untuk melakukna observasi disana, peneliti segera membuat informed consent yang akan dibagikan kepada calon responden dan disetujui oleh orangtua responden. Dari 40 kuesioner yang disebar, hanya ada 7 informed consent yang kembali kepada peneliti. Dari 7 informed consent yang kembali hanya 3 responden yang memenuhi kriteria. Setelah peneliti meminta ijin ke pihak sekolah, peneliti bertemu dengan orangtua calon responden untuk memperkenalkan diri, meminta ijin secara langsung, dan meminta ijin untuk merekam kegiatan. Setelah semuanya siap maka peneliti segera melakukan observasi di sekolah dan di rumah responden. Observasi di sekolah dilakukan pada saat jam istirahat ketika semua anak-anak bisa bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya. Observasi di rumah dilakukan saat sore hari ketika responden melakukan kegiatan dengan „anak dengar‟.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan adalah analisis isi kualitatif AIK dengan pendekatan deduktif, yaitu Analisis Isi Terarah. Analisi Isi Terarah merupakan analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan hasil penelitian sebelumnya untuk menentukan skema awal pengkodean Hsieh Shannon dalam Supratiknya, 2015. Kategori pengkodean dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti dengan menggunakan teori interaksi sosial dimana interaksi sosial terdiri dari dua komponen yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kategori pengkodean dibagi menjadi 3 kategori besar, yaitu kontak sosial, komunikasi nonlinguistik, dan komunikasi linguistik. Kontak sosial merupakan hubungan antara individu atau kelompok yang menyadari keberadaan orang lain, bertemu secara visual, dan melibatkan emosi tertentu sehingga ada tindakan yang ditanggapi oleh orang lain. Lalu, komunikasi nonlingustik adalah komunikasi yang tidak melibatkan komunikasi secara oral. Komunikasi nonlinguistik diklasifikasikan lagi menjadi 5 jenis, yaitu emblems, illustrator, affect, regulator, dan adapters. Sedangkan komunikasi linguistik merupakan proses penyampaian pesan dengan gerakan bibir dan dipahami oleh satu sama lain. Penjabaran definisi dapat dilihat pada Tabel 4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4 Kategori Sesama Anak Tunarungu Anak Tunarungu dengan ‘Anak Dengar’ Kontak Sosial Hubungan antara individu atau kelompok yang menyadari keberadaan orang lain, bertemu secara visual, dan melibatkan emosi tertentu sehingga ada tindakan yang ditanggapi oleh orang lain Hubungan antara individu atau kelompok yang menyadari keberadaan orang lain, bertemu secara visual, dan melibatkan emosi tertentu sehingga ada tindakan yang ditanggapi oleh orang lain Komunikasi Nonlinguistik Emblems Penyampaian pesan dengan gerakan tangan atau tubuh tanpa ada kata-kata atau kalimat. Penyampaian pesan dengan gerakan tangan atau tubuh tanpa ada kata-kata atau kalimat. Illustrator Penyampaian pesan secara verbal disertai dengan gerakan tangan atau tubuh untuk memperjelas pesan. Penyampaian pesan secara verbal disertai dengan gerakan tangan atau tubuh untuk memperjelas pesan. Affect Bentuk ungkapan perasaan yang sedang dialami dan ditunjukkan melalui mimik wajah. Bentuk ungkapan perasaan yang sedang dialami dan ditunjukkan melalui mimik wajah. Regulator Perilaku anak yang membantu untuk memberikan klarifikasi ketika sedang berinteraksi. Contohnya, anggukkan kepala. Perilaku anak yang membantu untuk memberikan klarifikasi ketika sedang berinteraksi. Contohnya, anggukkan kepala. Adapters Salah satu perilaku yang membantu dalam manajemen interaksi atau mengekspresikan perasaan. Misalnya, gerakan kaki untuk mereduksi perasaan cemas. Salah satu perilaku yang membantu dalam manajemen interaksi atau mengekspresikan perasaan. Misalnya, gerakan kaki untuk mereduksi perasaan cemas. Komunikasi Linguistik Proses penyampaian pesan dengan gerakan bibir. Proses penyampaian pesan dengan gerakan bibir.

G. Verifikasi Penelitian