H. Landasan Teori
Peradangan atau disebut inflamasi merupakan respon tubuh sebagai pertahanan diri untuk melindungi diri dari serangan dari luar. Rangsangan tersebut
menyebabkan lepasnya mediator-mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, prostaglandin, kinin dan ion kalsium. Mediator-mediator ini akan memulai proses
inflamasi secara bertahap, yaitu fasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler dan eksudasi leukosit. Sebelum terjadi inflamasi, neutrofil dan makrofag akan
bermigrasi ke daerah yang mengalami kerusakan pada jaringan. Pada daerah peradangan juga dihasilkan oksidan reaktif seperti radikal bebas, yang memiliki
kontribusi pada kerusakan jaringan seperti pada penyakit rheumatoid arthritis Halliwell, Hoult and Blake, 1988. Biosintesis prostaglandin sendiri berlangsung
dengan bantuan radikal bebas Fessenden dan Fessenden, 1992. Jika radikal bebas tersebut tidak ditangkap, maka prostaglandin akan terus terbentuk dan
menyebabkan terjadinya inflamasi. Daun iler dan infusa daun iler mengandung senyawa flavonoid, saponin
dan polifenol terbukti mempunyai daya antiinflamasi Amitjitraresmu, 1995. Pada bunga telang telah ditemukan senyawa flavonol glikosida dan antosianin
Kazuma, 2003, dan hasil infusa bunga telang terbukti berpotensi sebagai antiinflamasi Manurung, 2013. Senyawa flavonoid termasuk senyawa fenolik
alam yang potensial sebagai antioksidan. Antioksidan dapat menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase pada kaskade inflamasi sehingga produksi
prostaglandin dan leukotrien dapat dihambat. Akibat terhambatnya prostaglandin, inflamasi pada jaringan menjadi berkurang. Kombinasi infusa daun iler dengan
infusa bunga telang mempunyai antioksidan yang mampu meningkatkan efek antiinflamasi dengan menangkap radikal bebas penyebab radang.
I. Hipotesis
Kombinasi infusa daun iler Coleus atropurpureus L.Benth dosis 140 mgkgBB dengan infusa bunga telang Clitoria ternatea L. dosis 328; 655; 1310
mgkgBB dapat meningkatkan efek antiinflamasi terhadap mencit betina galur Swiss
terinduksi karagenin 1.
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Maksud dari eksperimental murni adalah
adanya perlakuan pada subjek uji dan menggunakan kontrol untuk pembanding. Rancangan acak maksudnya adalah setiap hewan uji mendapatkan kesempatan
yang sama untuk masuk dalam kelompok. Lengkap adalah setiap hewan uji dalam satu kelompok perlakuan menerima satu jenis perlakuan. Pola searah maksudnya
adalah faktor yang diuji dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu pengaruh dosis pemberian infusa daun iler dan bunga telang terhadap edema pada kaki mencit
betina galur Swiss
B. Variabel Penelitian 1.
Variabel utama
a. Variabel bebas : kombinasi infusa daun iler Coleus atrouirpureus L.
Benth dosis 140 mgkgBB dengan berbagai dosis infusa bunga telang Clitoria ternatea L.
b. Variabel tergantung : penurunan tebal udema dilihat dari perbandingan
kaki mencit yang normal tanpa perlakuan dengan kaki yang terinduksi karagenin