terendah yang digunakan untuk menguji efek antiinflamasi infusa daun iler yakni dosis 100 mgkgBB tikus sudah memiliki persen inhibisi radang sebesar 59,81.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah daun iler berpengaruh terhadap peningkatan efek antiinflamasi bunga telang dan seberapa besar
pengaruhnya. Diharapkan dengan dikombinasikannya kedua tanaman ini dapat meningkatkan efek antiinflamasi pada mencit betina galur Swiss yang nantinya
dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif yang aman dan dapat mengatasi gangguan inflamasi.
1. Permasalahan
Permasalahan yang akan diteliti adalah : a.
Apakah kombinasi infusa daun iler dosis 140 mgkgBB dengan infusa bunga telang berturut-turut dosis 328; 655; 1310 mgkgBB meningkatkan efek
antiinflamasi yang diinduksi karagenin 1 pada mencit betina galur Swiss ? b.
Berapakah besar daya antiinflamasi kombinasi infusa daun iler dosis 140 mgkgBB dengan infusa bunga telang berturut-turut dosis 328; 655; 1310
mgkgBB terhadap kalium diklofenak ?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan terhadap tanaman iler serta uji aktifitas senyawanya oleh Amitjitraresmu 1995 yaitu uji efek antiinflamasi berbagai
ekstrak daun iler Coleus atropurpureus L. Benth. dan penelusuran senyawa aktifnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak yang mempunyai
daya antiinflamasi terbaik adalah infusa daun iler. Hasil penapisan fitokimia terhadap daun dan infusa daun iler menunjukkan adanya senyawa flavonoid,
saponin dan polifenol. Hasil penelitian Kumala dan Desi 2008 melaporkan bahwa
ekstrak daun iler Coleus atropurpureus L. Benth dapat menghambat pertumbuhan
berbagai bakteri gram + dan bakteri gram - seperti bakteri S. aureus, B. subtilis, E. coli
dan S. paratyphosa. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti, dkk. 2007 bahwa ekstrak etanol daun iler Coleus atropurpureus L. Benth dapat
bermanfaat sebagai antibakteri untuk mengatasi infeksi S. enteriditis pada mencit. Mpila, dkk. 2012, melaporkan bahwa ekstrak etanol daun iler Coleus
atropurpureus L. Benth dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
Penelitian yang dilakukan pada tanaman telang mengarah pada kandungan senyawa yang terdapat pada tanaman tersebut serta kemungkinan
aktivitas senyawa yang dikandungnya.
Hasil penelitian Kazuma 2003 menunjukkan bahwa ekstrak mahkota bunga telang mengandung 14 flavonol
glikosida dan 19 antosianin. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Tiurlan dkk. 2008, yaitu Identifikasi senyawa fenol dan delfinidin pada kembang telang
Clitoria ternatea L. serta uji efektivitasnya terhadap Staphylococcus aureus penyebab radang mata. Senyawa fenol 0,026 menunjukkan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab radang mata sebesar 0,87 mm. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Manurung 2013, menunjukkan bahwa infusa bunga Clitoria
ternatea L. pada dosis 328; 655; dan 1310 mgKg BB memberikan penghambatan
inflamasi berturut-turut sebesar 23,57; 44,5; dan 27,95 pada mencit betina galur Swiss
yang diinduksi dengan karagenin. Dari penelitian yang dilakukan oleh Amitjitraresmu 1995, penulis
menggunakan dosis infusa daun iler pada tikus sebesar 100 mgkgBB yang akan dikonfersikan pada mencit untuk penelitian berikutnya. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Manurung 2013, penulis menggunakan tiga peringkat dosis infusa bunga telang yang akan dikombinasikan dengan satu peringkat dosis infusa
daun iler. Sejauh pengamatan penulis belum ada penelitian yang mengarah pada efek antiinflamasi kombinasi infusa daun iler dengan infusa bunga telang pada
udema telapak kaki mencit betina terdiinduksi karagenin dengan pengukuran jangka sorong.
3. Manfaat penelitian