D. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Organisasi Data Data-data yang sudah diperoleh dari serangkaian proses penelitian
diorganisasikan secara rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas
data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data, dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian Higlen
dan Finley, 1996 dalam Poerwandari, 1998. Data-data yang akan diorganisasikan dalam penelitian ini antara lain :
a. Data mentah, yaitu : catatan lapangan atau observasi, kaset atau catatan hasil wawancara.
b. Data yang sudah diproses sebagiannya, yaitu : transkrip verbatim dan catatan refleksi penelitian.
c. Data yang sudah ditandai atau dibubuhi kode-kode spesifik. d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas.
2. Pengkodean Coding Pengkodean dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan
mensistematisasikan data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari,
1998. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengkodean yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengkodean terbuka Open Coding, yaitu pengkodean yang berkaitan
dengan pemberian nama dan pengelompokan fenomena melalui pemeriksaan data yang cermat. Pengkodean terbuka dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara analisis baris per baris, per kalimat atau paragraf. Cara ini memerlukan pengujian frase demi frase dan bahkan kata-demi
kata Strauss dan Corbin, 2003. Langkah-langkah yang dilakuakn meliputi :
1. Menyususun transkrip wawancara dan catatan lapangan atau observasi dengan memberikan kolom kosong yang cukup besar di sebelah kanan
dan kiri transkrip. Kolom ini digunakan untuk membubuhkan kode dan catatan-catatan tertentu berdasarkan transkrip tersebut.
2. Memberikan penomoran secara urut pada baris-baris transkrip wawancara dan catatan lapangan atau observasi.
3. Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu, yang dapat mewakili berkas tersebut.
E. Pemeriksaan Kesahihan dan Keabsahan Data
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berpegang pada paradigma subjektif, sehingga informasinya pun bersifat natural atau apa
adanya. Dalam kondisi tersebut, seringkali hasil penelitian kualitatif diragukan kebenaran atau validitasnya karena adanya subjektivitas tersebut, terutama
dari pihak peneliti. Maka untuk mengurangi subjektivitas, peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan langkah pemeriksaan keabsahan data, yaitu Nasution, 1998 dan Moleong, 1989 : derajat kepercayaan credibility. Credibility sering
digunakan untuk menggantikan konsep validitas sebagaimana yang biasa digunakan pada penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, langkah-langkah
yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman Moleong, 1989. Artinya dengan ketekunan ini, peneliti dapat mengamati secara lebih baik
dan mendalam guna menemukan gambaran perilaku agresi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan untuk
memperdalam hasil pengamatan. Pengamatan juga berlangsung ketika peneliti melakukan triangulasi. Proses wawancara untuk masing-masing
subjek berlangsung dua kali dan selama kurang lebih 1-2 jam sehingga memungkinkan proses pengamatan lebih banyak.
2. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 1989. Teknik triangulasi
yang digunakan adalah pemeriksaan melalui metode. Pada triangulasi metode, peneliti membandingkan antara hasil wawancara dan observasi.
Sedangkan triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil wawancara masing-masing informan dengan berbagai perspektif dan pendapat orang
lain significant other yang berada di sekitar informan antara lain dengan orangtua dan saudara-saudara informan.
Alasan pemilihan informan tersebut sebagai bagian dalam pemeriksaan triangulasi sumber adalah karena berada dalam satu tempat
tinggalnya sehingga frekuensi interaksi antar mereka dengan informan diasumsikan dapat memberikan informasi tambahan ataupun informasi
yang mendukung perihal data mengenai informan yang ingin di-cross check. Triangulasi sumber dengan significant other ini dilakukan melalui
obrolan-obrolan informal yang cenderung tidak terjadwal, yaitu pada saat kunjungan-kunjungan peneliti ke lokasi penelitian rumah informan,
misalnya pada saat menunggu kedatangan informan yang sedang ke luar ataupun hanya kunjungan biasa di lingkungan sekitar rumah informan.
Dalam hal ini verbatim hasil wawancara ini sudah selesai dilakukan yang kemudian digunakan untuk croos check. Hasil dari triangulasi masing-
masing informan dimasukkan ke dalam catatan lapangan peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek 1.
Subjek I
Rumah mereka terlihat masih sangat sederhana walau berada di kawasan perumahan yang cukup bagus. Hanya ada beberapa benda-benda
penting seperti; satu set kursi tamu, satu set meja makan, dua kasur karena ada 2 kamar, kulkas, alat-alat masak, lemari pakaian mereka, dan kompor
minyak untuk memasak. Rumah mereka cukup besar sehingga dengan barang-barang yang masih sedikit itu, rumah itu terlihat luas.
Sosialisasi mereka dengan tetangga di sekitar rumah cukup baik. Terkadang jika mereka berada di rumah, pada sore hari mereka ikut warga
di sekitar untuk berolahraga atau sekedar bertukar informasi. Biasanya warga di sana bermain badminton untuk membuang keringat. Pasangan ini
pun juga ikut bergabung bersama warga, hanya saja mereka jarang ikut berkumpul karena mereka masih sering pulang ke rumah orangtua masing-
masing. Sejak tahun baru kemarin, suami memperoleh pekerjaan sebagai
supir pribadi salah satu tetangga orangtuanya. Selagi bekerja sebagai supir pribadi, ia juga berusaha untuk mencoba berbagai lowongan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya. Hasil yang ia peroleh setiap bulannya
40