Pemeriksaan Kesahihan dan Keabsahan Data
dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekunder pasangan ini karena mereka menetap di rumah orangtua mereka masing-masing.
Suami bernama AN, saat ini kira-kira berumur 26 tahun. Pada saat menikah usianya tepat 24 tahun. Ia merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Semua kakaknya sudah menikah. Sebelum menikah, ia tinggal bersama ibunya. Ayahnya tidak bisa selalu berkumpul bersama mereka
karena bekerja sebagai supir truk antar propinsi, Sebagian waktu dihabiskan di jalan. Selama tinggal bersama ibunya, semua kebutuhannya
selalu dipenuhi. Hingga saat ini, ia belum menyelesaikan kuliahnya karena ia memang sudah tidak ingin kuliah.
Secara fisik, suami termasuk orang yang cukup tampan dan tinggi. Sebelum berpacaran dengan istrinya, ia memang sudah berkali-kali
pacaran. Ia sering membawa pacarnya ke rumah orangtuanya. Sama seperti pacar-pacar yang sebelumnya, ia sering membawa calon
istrinya ke rumahnya, bahkan diperkenalkan dengan anggota keluarganya yang lain.
Ia sering membawa istrinya ini ke acara-acara keluarga walau terkadang calon istri tidak begitu menyukai. Dari pihak keluarga suami, mereka bisa
menerima calon istrinya dengan baik, tetapi suami tidak begitu disukai oleh keluarga calon istri dengan berbagai alasan yang terutama adalah
masalah pekerjaan dan keyakinan. Suami mempunyai banyak teman, terutama teman-teman yang
berasal dari masa kecilnya di Purworejo. Teman-temannya yang inilah sering memberikan pengaruh buruk bagi suami. Ia dan teman-temannya
sering kali keluar malam untuk berkumpul, ‘dugem’, minum, dan bahkan pesta narkoba. Beberapa waktu yang lalu, ia tersangkut masalah narkoba.
Penangkapan yang dilakukan Polisi, sebenarnya bertujuan untuk menciduk temannya sebagai bandar narkoba. Tetapi karena pada saat itu ia berada
bersama tersangka dan pada saat tes urine ternyata terbukti bahwa suami positif memakai narkoba, ia termasuk salah satu orang yang ditahan oleh
pihak kepolisian. Masa penahanan yang dikenakan padanya berjalan selama hampir satu tahun.
Istri bernama RN. Saat ini kira-kira berumur 23 tahun. Pada saat menikah berumur 21 tahun. Ia merupakan salah satu mahasiswi fakultas
pendidikan bahasa Inggris di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Ia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya baru saja
menyelesaikan kuliah di akhir tahun lalu. Ayahnya adalah seorang polisi yang cukup disegani di desanya. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga
yang sangat memanjakan anak-anaknya. Kebetulan sekali bahwa pasangan ini berasal dari desa yang sama, rumah mereka hanya berbeda RT Rukun
Tetangga. Semenjak dinyatakan hamil oleh dokter, ia memutuskan untuk cuti
kuliah. Selama cuti, mereka mempersiapkan pernikahan, mengikuti kursus pernikahan dan kursus agama Katolik. Setelah kursus selesai, sebelum
gempa tanggal 26 Mei 2006, istri mengalami keguguran. Suami dan keluarga berusaha untuk selalu menemani istri. Seminggu kemudian,
mereka mengadakan upacara pernikahan secara Katolik dan mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumah suami.
Kedua orangtua mereka sangat memperhatikan kebutuhan mereka. Hal ini disebabkan karena mereka belum mempunyai penghasilan sendiri.
Bahkan dari pihak keluarga istri, mereka membelikan sebuah rumah di daerah Sedayu, jalan Wates. Semua kebutuhan mereka selalu dipenuhi
oleh orangtua kedua belah pihak. Kehidupan mereka masih sama ketika mereka belum menikah hanya saat ini status mereka sudah suami istri.
Hal terburuk yang dihadapi oleh istri adalah ketika mengetahui bahwa suaminya ditangkap oleh polisi karena kasus narkoba. Kebetulan
sekali pada saat itu peneliti berada di rumah orangtua suami. Pada saat itu mereka bersama keluarga besar mengadakan rapat untuk menyelesaikan
masalah ini. Peneliti agak kaget juga karena biasanya istri tidak mau ikut bila ada rapat keluarga suaminya. Saat itu peneliti belum mengetahui
bahwa suami tertangkap oleh polisi karena kasus narkoba. Peneliti baru mengetahuinya setelah selesai rapat. Saat itu, istri tiba-tiba menghampiri
peneliti sambil menangis. Ia menceritakan semua tentang masalah yang dihadapi suaminya. Setelah tenang, ia diantar pulang oleh saudara
sepupunya. Karena permasalahan ini, istri jadi sering ke rumah mertuanya untuk saling memberi semangat dan mencoba mencari jalan keluar yang
baik. Beberapa kali peneliti bertemu dengan istri. Ia selalu menceritakan perkembangan masalah suaminya. Suatu saat, istri pernah bercerita bahwa
ia berada dalam posisi yang terjepit. Orangtua dan keluarga besarnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sering kali menyarankan untuk bercerai dengan suaminya sedangkan keluarga besar suaminya semakin membuat ia sering berkumpul dengan
keluarga suami supaya mereka tidak bercerai. Ia mengatakan bahwa ia sudah sangat menyayangi suami dan keluarganya, ia mencoba untuk
bertahan hingga akhirnya awal bulan November 2007 suaminya dibebaskan.