antisosial dan yang dapat diamati secara langsung sebagai perilaku agresi tersebut.
1. Sumber Rasa Marah
Perasaan agresif adalah keadaan internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Dorongan agresif harus dipelajari secara luas dengan
menanyakan kepada individu tentang perasaannya atau dengan memperkirakan keadaan internalnya berdasarkan fisiologis atau
pengukuran perilaku. Beberapa faktor yang dapat membangkitkan amarah Sears, 1994, antara lain:
a. Serangan Salah satu sumber amarah yang paling umum adalah serangan
atau gangguan yang dilakukan oleh orang lain. Pada umumnya, orang akan marah dan agresif terhadap sumber serangan. Demikian juga,
berbagai rangsangan yang tidak disukai dapat menimbulkan agresi. Misalnya, seseorang yang dihadapkan pada bau badan yang kurang
sedap, asap rokok yang memedihkan, dan pemandangan yang memuakkan, akan memperlihatkan peningkatan perasaan agresif.
Motif yang tampak atau maksud di balik tindakan orang lain, terutama bila secara potensial bersifat provokatif, seringkali jauh lebih
penting dalam mempengaruhi kecenderungan untuk melakukan tindakan agresi terhadap tersebut dibandingkan sifat tindakan itu
sendiri. Menurut Straus, salah satu akibat dari kecenderungan membalas adalah kekerasan dalam rumah tangga yang terus
berkembang. Banyak kasus kekerasan dalam keluarga yang tidak hanya melibatkan suatu agresor dan satu korban, tetapi suatu pola
kekerasan timbal balik antara suami istri atau antara orang tua dan anak.
b. Frustrasi Frustrasi adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai
tujuan. Bila seseorang menginginkan sesuatu dan dihalangi, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami frustrasi. Salah satu prinsip
dalam psikologi adalah bahwa frustrasi cenderung membangkitkan perasaan agresif.
Pengaruh frustrasi juga dapat dilihat dari sudut pandang yang lebih luas dalam masyarakat. Depresi ekonomi menyebabkan frustrasi,
yang mempengaruhi hampir semua orang. Orang tidak memperoleh pekerjaan atau tidak dapat membeli sesuatu yang diinginkan, dan jauh
lebih dibatasi dalam semua segi kehidupan. Akibatnya, berbagai bentuk agresi menjadi lebih umum. Menurut Straus, konflik dan
kekerasan dalam keluarga lebih banyak terjadi pada keluarga buruh dibandingkan pada keluarga kelas menengah. Juga lebih banyak terjadi
kekerasan pada keluarga dengan kepala keluarga seorang penganggur, atau terutama pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak.
c. Peran Atribusi Suatu kejadian akan menimbulkan amarah dan perilaku agresif
bila sang korban mengamati serangan atau frustrasi itu dimaksudkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI