36
b. Informasi dari iklan
Pada kuisioner tercantum pernyataan
“Saya tahu tentang khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari iklan di televisi, koran, atau
majalah.” Hasil yang diperoleh adalah 16,5 33 responden menyatakan sangat
setuju, 65 130 responden menyatakan setuju, 14 28 responden menyatakan tidak setuju, dan 4,5 9 responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 81,5.
Dari hasil penelitian Vania 2009 diketahui bahwa iklan tidak mempengaruhi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Farmasi di DIY terhadap obat
tradisional. Adanya perbedaan hasil penelitian tersebut dengan kecenderungan responden dimungkinkan karena responden memiliki karakteristik yang berbeda.
Seperti pada penelitian Iangleraq 2009 diketahui bahwa mahasiswa non-farmasi di sebagian wilayah Provinsi Banten tidak sepenuhnya memahami obat tradisional.
Menurut teori Weber, adanya stimulus dapat mempengaruhi persepsi, pemahaman, atau penafsiran individu Sarwono, 2007. Iklan di televisi, koran, atau majalah
sebagai media promosi jamu instan kunyit asam dapat menjadi stimulus bagi masyarakat karena di dalam iklan disebutkan tentang manfaat produk.
c. Informasi dari kemasan
Pada kuisioner tercantum pernyataan
“Saya tidak pernah membaca khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari kemasannya.” Hasil yang
diperoleh adalah 4,5 9 responden menyatakan sangat setuju, 16,5 33 responden menyatakan setuju, 62,5 125 responden menyatakan tidak setuju,
37
dan 16,5 33 responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung tidak setuju terhadap pernyataan tersebut,
dengan persentase sebesar 89. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka
bab V pasal 17 ayat 2, informasi tentang khasiatkegunaan merupakan salah satu informasi yang tercantum pada kemasan. Sebagian besar 89 responden
membaca khasiatkegunaan jamu instan kunyit asam dari kemasannya.
d. Informasi dari buku atau berita
Pada kuisioner tercantum pernyataan
“Saya tidak pernah membaca buku atau berita tentang khasiat dan ke
gunaan jamu instan kunyit asam.” Hasil
yang diperoleh adalah 5,5 11 responden menyatakan sangat setuju, 26 52 responden menyatakan setuju, 55 110 responden menyatakan tidak setuju, dan
13,5 27 responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung tidak setuju terhadap pernyataan tersebut,
dengan persentase sebesar 68,5. Informasi dari buku atau berita seperti halnya iklan, juga merupakan
stimulus yang dapat mempengaruhi persepsi, pemahaman, atau penafsiran individu Sarwono, 2007.
Secara lebih detail, besarnya persentase dapat dilihat pada gambar 11 di mana responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban.
38
Gambar 11.
Persentase sumber pengenalan manfaat jamu instan kunyit asam Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengetahui
manfaat jamu instan kunyit asam dari keluarga atau teman 34, maupun dari iklan di televisi, koran, atau majalah 34. Beberapa responden 28 mengetahui
dari kemasan jamu dan hanya sedikit responden 4 yang menyebutkan sumber lain seperti dari apotek, situs kesehatan, atau pengalaman pribadi.
Sumber pengenalan yang dominan berasal dari keluarga atau teman maupun dari iklan di media massa. Keluarga atau teman mempunyai pengaruh langsung
pada konsumen karena selalu ada interaksi Kotler, 2006, sementara iklan memiliki hubungan yang kuat dengan aspek pengetahuan Perdana, 2004. Peran
apotek masih tergolong rendah, mengingat jamu instan kunyit asam tidak hanya diperoleh dari apotek dan saran yang diperoleh dari apotek untuk keluhan seperti
nyeri haid diatasi dengan istirahat dan konsumsi multivitamin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Perbedaan manfaat jamu instan kunyit asam dengan jamu ramuan segar