12
perlu disikapi secara bijak karena masih ada pendangan yang keliru bahwa obat tradisional selalu aman, tidak ada risiko bahaya bagi kesehatan dan keselamatan
konsumen. Kenyataannya beberapa jenis obat tradisional dan atau bahannya diketahui toksik, baik sebagai sifat bawaannya maupun akibat kandungan bahan
asing yang berbahaya atau tidak diizinkan Anonim, 2007.
Obat tradisional telah diterima secara luas terutama di negara berkembang untuk dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan. Di banyak negara maju,
penggunaan obat tradisional makin populer Anonim, 2007. Obat tradisional digunakan oleh penduduk Indonesia, antara lain untuk pemeliharaan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan penguat seks. Penggunaannya untuk memelihara kesehatan dilakukan oleh 25,36 penduduk, untuk mengobati penyakit dilakukan
oleh 3,51 penduduk, dan sebagai penguat seks dilakukan oleh 0,50 penduduk. Penggunaan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
penyakit lebih banyak dilakukan oleh penduduk di pedesaan, sementara sebagai penguat seks lebih banyak dilakukan oleh penduduk di perkotaan Jamal, 1999.
C. Kunyit dan Asam Jawa
Tanaman mengandung senyawa kimia seperti karbohidrat, protein, lemak yang bermanfaat sebagai makanan bagi manusia dan hewan. Tanaman juga
mengandung banyak senyawa kimia seperti glikosida, alkaloid, terpenoid yang menyebabkan tanaman memiliki efek terapetik. Senyawa dengan efek terapetik ini
disebut konstituen aktif, sedang yang lain disebut konstituen inert Robbers et al., 1996. Salah satu tanaman yang memiliki efek terapetik adalah kunyit Curcuma
13
domestica Val., sehingga tanaman ini sering digunakan sebagai bahan baku obat.
Secara tradisional, rimpang kunyit digunakan dalam ramuan dengan buah asam jawa untuk pengobatan berbagai penyakit seperti menghilangkan nyeri pada wanita
haid. Kunyit asam adalah salah satu jamu yang biasanya dijajakan oleh penjaja jamu dari rumah ke rumah atau sering disebut jamu gendong. Ada dua cara dalam
membuat jamu gendong. Pertama dengan merebus semua bahan. Kedua dengan memeras sari yang ada kemudian mencampurnya dengan air matang. Penggunaan
bahan baku jamu kunyit asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan
utama buah asam ditambah kunirkunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom daun asam muda, temulawak, biji kedawung, dan air
perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan
sedikit garam Handayani Suharmiati, 2002.
www.jamu-herbal.com
Gambar 2. Rimpang kunyit Curcumae domesticae Rhizoma
Kunyit Curcuma domestica Val. termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara.
Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa
14
Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Kunyit mengandung kurkumin sebagai senyawa aktif. Dari uji pra-klinik diperoleh hasil bahwa kurkumin memiliki aktivitas sebagai antibakteri broad
spectrum . Aktivitas kurkumin sebagai imunostimulan diketahui dengan
meningkatkan sintesis IgG Bermawie dkk, 2008. Kurkumin diketahui mampu memberikan perlindungan terhadap reaksi oksidatif yang disebabkan oleh radikal
bebas Phan et al., 2003. Kurkumin lebih stabil dalam kondisi asam dan akan terdegradasi pada pH 7,2 Bermawie dkk, 2008. Oleh karena itu kunyit sebagai
obat tradisional digunakan bersama dengan asam untuk menjaga stabilitas kurkumin.
www.indonesiamedia.com
Gambar 3.
Buah asam jawa Tamarindi fructus Asam jawa Tamarindus indica L. merupakan sebuah kultivar daerah tropis
dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras
dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-
merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji
15
berjumlah 2-5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman Anonim, 1995; Anonim, 2008.
D. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta