Obat Tradisional PENELAAHAN PUSTAKA

9 dan kecenderungan terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap seseorang bertahan dalam suatu pola yang tetap.

3. Perilaku Kesehatan

Perilaku dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat ketika terserang penyakit ada bermacam-macam, diantaranya adalah tanpa tindakan atau no action. Masyarakat memilih no action dengan alasan kondisi yang dialami tidak mengganggu kegiatan atau pekerjaan mereka sehari-hari dan mungkin mereka beranggapan bahwa tanpa bertindak apa-apa gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Alternatif berikutnya adalah mengobati sendiri self treatment dengan alasan yang sama seperti di atas, ditambah dengan kepercayaan terhadap diri sendiri untuk mengobati penyakit yang diderita berdasarkan pengalaman- pengalaman pengobatan sendiri yang sudah menimbulkan kesembuhan. Self treatment yang dilakukan ada dua macam, yaitu mencari pengobatan ke fasilitas- fasilitas pengobatan tradisional dan mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung. Obat-obat yang digunakan umumnya adalah obat-obat tanpa resep. Tindakan lainnya adalah mencari pangobatan ke fasilitas pengobatan modern, baik itu dokter praktek, rumah sakit, balai pengobatan, atau puskesmas Notoatmodjo, 2003.

B. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 berdasarkan pengalaman Anonim, 1992. Dalam Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB, disebutkan bahwa obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku Anonim, 2007. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Ketiganya dibedakan dengan logo sebagai penanda pada kemasan. Jamu atau obat tradisional Indonesia, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, 2. klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, 3. memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan harus sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata: “Secara tradisional digunakan untuk ….” atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran Anonim, 2004. Menurut Handayani dan Suharmiati 2002, berdasarkan sumber pembuat atau yang memproduksi, obat tradisional dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Obat tradisional buatan sendiri Obat tradisional jenis inilah yang menjadi akar pengembangan obat tradisional di Indonesia. Penggunaannya biasa di dalam keluarga untuk menjaga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 kesehatan atau penanganan penyakit ringan. Sumber tanaman untuk membuat obat tradisional disediakan oleh masyarakat sendiri, dapat secara individu maupun secara kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat. Tidak tertutup kemungkinan bahan baku dibeli dari pasar tradisional di mana banyak dijual bahan jamu yang umumnya merupakan bahan untuk keperluan bumbu dapur masakan asli Indonesia. 2. Obat tradisional berasal dari pembuat jamuherbalist Yang termasuk pembuat jamu herbalist yaitu pembuat sekaligus penjual jamu gendong, tabib lokal dan sinshe. 3. Obat tradisional buatan industri Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.246MenkesPerV1990, Industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang dimiliki, tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Dewasa ini perusahaan atau industri jamu semakin banyak menghasilkan produk jamu sebagai obat tradisional dalam bentuk pil, serbuk, tablet, dan kapsul Hutapea, 2000. Dalam dua dasa warsa terakhir, perhatian dunia terhadap obat-obatan dari bahan alam obat tradisional menunjukkan peningkatan, baik di negara-negara berkembang maupun negara maupun di negara-negara maju. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization WHO menyebutkan hingga 65 dari penduduk negara-negara maju telah menggunakan pengobatan tradisional, termasuk penggunaan obat-obat bahan alam. Data yang akurat mengenai nilai pasar obat tradisional di Indonesia belum dimiliki, tetapi nilainya diperkirakan lebih dari US 1 milyar. Peningkatan penggunaan obat tradisional yang menggembirakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 perlu disikapi secara bijak karena masih ada pendangan yang keliru bahwa obat tradisional selalu aman, tidak ada risiko bahaya bagi kesehatan dan keselamatan konsumen. Kenyataannya beberapa jenis obat tradisional dan atau bahannya diketahui toksik, baik sebagai sifat bawaannya maupun akibat kandungan bahan asing yang berbahaya atau tidak diizinkan Anonim, 2007. Obat tradisional telah diterima secara luas terutama di negara berkembang untuk dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan. Di banyak negara maju, penggunaan obat tradisional makin populer Anonim, 2007. Obat tradisional digunakan oleh penduduk Indonesia, antara lain untuk pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit, dan penguat seks. Penggunaannya untuk memelihara kesehatan dilakukan oleh 25,36 penduduk, untuk mengobati penyakit dilakukan oleh 3,51 penduduk, dan sebagai penguat seks dilakukan oleh 0,50 penduduk. Penggunaan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit lebih banyak dilakukan oleh penduduk di pedesaan, sementara sebagai penguat seks lebih banyak dilakukan oleh penduduk di perkotaan Jamal, 1999.

C. Kunyit dan Asam Jawa