35
Tabel V. Sumber pengenalan manfaat jamu instan kunyit asam
No. Pernyataan
SS + S TS + STS  Kecenderungan
1. Saya  tahu  tentang  khasiat  dan
kegunaan  jamu  instan  kunyit asam dari keluarga atau teman.
83 17
SETUJU
2. Saya  tahu  tentang  khasiat  dan
kegunaan  jamu  instan  kunyit asam dari iklan di televisi, koran,
atau majalah. 81,5
18,5 SETUJU
3. Saya  tidak  pernah  membaca
khasiat  dan  kegunaan  jamu instan
kunyit asam
dari kemasannya.
21 89
TIDAK SETUJU
4. Saya  tidak  pernah  membaca
buku  atau  berita  tentang  khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit
asam. 31,5
68,5 TIDAK
SETUJU
a. Informasi dari keluarga atau teman
Pada  kuisioner  tercantum  pernyataan
“Saya  tahu  tentang  khasiat  dan kegunaan  jamu  instan  kunyit  asam  dari  keluarga  atau  teman.”  Hasil  yang
diperoleh  adalah  17  34  responden  menyatakan  sangat  setuju,  66  132 responden menyatakan setuju, 14,5 29 responden menyatakan tidak setuju, dan
2,5 5 responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase
sebesar 83. Kebiasaan  mengkonsumsi  jamu  oleh  masyarakat  telah  diwariskan  secara
turun-menurun sebagai  bagian dari  budaya  bangsa Indonesia Anonim, 2006. Hal ini berlaku juga untuk jamu instan kunyit asam di mana sebagian besar konsumen
mengetahui manfaat jamu instan kunyit asam dari keluarga atau teman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Informasi dari iklan
Pada  kuisioner  tercantum  pernyataan
“Saya  tahu  tentang  khasiat  dan kegunaan  jamu  instan  kunyit  asam  dari  iklan  di  televisi,  koran,  atau
majalah.” Hasil yang diperoleh adalah 16,5 33 responden menyatakan sangat
setuju, 65 130 responden  menyatakan setuju, 14 28 responden  menyatakan tidak  setuju,  dan  4,5  9  responden  menyatakan  sangat  tidak  setuju.  Dari  hasil
penelitian  diketahui  bahwa  responden  cenderung  setuju  terhadap  pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 81,5.
Dari  hasil  penelitian  Vania  2009  diketahui  bahwa  iklan  tidak mempengaruhi  mahasiswa-mahasiswi  Fakultas  Farmasi  di  DIY  terhadap  obat
tradisional.  Adanya  perbedaan  hasil  penelitian  tersebut  dengan  kecenderungan responden  dimungkinkan  karena  responden  memiliki  karakteristik  yang  berbeda.
Seperti  pada  penelitian  Iangleraq  2009  diketahui  bahwa  mahasiswa  non-farmasi di sebagian wilayah Provinsi Banten tidak sepenuhnya memahami obat tradisional.
Menurut teori Weber, adanya stimulus dapat mempengaruhi persepsi, pemahaman, atau  penafsiran  individu  Sarwono,  2007.  Iklan  di  televisi,  koran,  atau  majalah
sebagai  media  promosi  jamu  instan  kunyit  asam  dapat  menjadi  stimulus  bagi masyarakat karena di dalam iklan disebutkan tentang manfaat produk.
c. Informasi dari kemasan