1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Ia bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali
lewat suatu pertukangan, manipulasi, dan rasa bahasa Kayam, 1981 : 88. Dengan kata lain, karya satra yang kita baca dibangun oleh pengarangnya sebagai hasil
rekaman berdasarkan permenungan, penafsiran, dan penghayatan hidup terhadap realitas sosial dan lingkungan kemasyarakatan tempat pengarang itu hidup dan
berkembang Sumarjdo, 1984 : 15. Ketika pengarang menciptakan karyanya, ia tidak hanya terdorong oleh luapan atau desakan dari dalam dirinya untuk
mengungkapkan perasaan dan cita-cita saja, tetapi juga berkeinginan untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, kesan bahkan juga perhatiaanya atas
suatu persoalan yang terjadi pada seseorang atau sekelompok manusia Sardjono, 1992 : 10.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karya fiksi yang terwujud dalam karya sastra atau buku-buku novel adalah suatu tuangan pengalaman manusia
secara menyeluruh atau merupakan suatu terjemahan yang terkadang begitu memikat tentang perjalanan hidup manusia ketika ia mengalami dan bersentuhan
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Bahkan dapat dikatakan pula bahwa karya fiksi adalah suatu potret realitas yang terwujud melalui bahasa
Sardjono, 1992 : 10
Dalam konteks sastra Indonesia, kita jumpai nama-nama Umar Kayam, Ahmad Tohari, Mangun Wijaya, Putu Wijaya, Pandji Tisna, Oka Rusmini, I
Wayan Artika, dan masih banyak lagi pengarang lain yang dalam karya-karya mereka begitu kental penghayatan terhadap realitas sosial dan kemasyarakatan
tempat para pengarang itu hidup. Di antara sekian nama tersebut, Oka Rusmini adalah salah seorang perempuan pengarang yang sangat berani mempersoalkan
kehidupan masyarakat Bali, khususnya kehidupan para Brahmana yang tinggal di Griya. Sejumlah karya Oka Rusmini antara lain Tarian Bumi, Sagra, Patiwangi,
dan Kenanga sarat kritikan terhadap kepincangan yang terjadi dalam masyarakat Bali Wasono, 2006:8. Oka Rusmini merupakan sastrawan perempuan dari Bali.
Ia tercatat sebagai salah satu perempuan pengarang Indonesia yang cukup cemerlang, dikagumi, dan produktif. Oka Rusmini gencar mempublikasikan
karya-karyanya ke luar Bali. Dialah sastrawan perempuan Bali yang lebih dulu mengenalkan warna ke-Balian dalam karyanya kepada publik di luar Bali
Asmaudi, 2003. Oka Rusmini cukup diperhitungkan terbukti lewat karyanya yang bejudul Kenaga, ia masuk dalam nominasi penerima Khatulistiwa Literary
Award 2004. Kenanga merupakan novel terbaru Oka Rusmini. Oleh Oka Kenanga
dikatakan sebagai novel pertama karena ditulis pada tahun 1990-1991 dan dimuat terlebih dahulu sebagai cerita bersambung di Koran Tempo tahun
2002 Asmaudi, 2003. Kenanga
karya Oka Rusmini menceritakan tokoh Kenanga sebagai seorang wanita Bali dari kasta Brahmana. Ia adalah seorang wanita yang penuh
impian, cerdas, dan keras hati. Demi ilmu dan karir, ia berani mempertaruhkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
usia dan segala yang dimilikinya. Bagi Kenaga hidup adalah karir. Keluarga dan orang-orang di sekitarnya menjadi salah sangka terhadap dirinya karena ambisi
dan cita-citanya itu, termasuk kedekatan Kenanga dengan guru besarnya di kampus tempat ia menjadi dosen sastra. Orang berpikir Kenanga seorang
perempuan yang menghalalkan segala cara demi karir. Kenanga belum juga menikah walau usianya sudah matang. Akan tetapi, ia
telah memiliki anak kandung bernama Luh Intan. Anak itu adalah hasil perkosaan yang dilakukan oleh Bhuana lelaki yang mencintai Kenanga dan begitu dicintai
Kenanga. Kenanga menyerahkan dirinya kepada Bhuana sebagai syarat agar Bhuana mau menikah dengan Kencana adik Kenanga, karena Kencana juga
mencintai Bhuana dan hal tersebut telah menjadi pergunjingan di Griya. Pergunjingan itu hasil usaha licik Kencana untuk mendapatkan Bhuana.
Kenanga mengasuh Luh Intan di griya. Keluarganya di griya tidak satu pun tahu termasuk kedua orang tua Kenanga bahwa Luh Intan adalah anak
kandung Kenanga. Mereka hanya tahu bahwa Luh Intan adalah anak dari seorang wanita sudra yang diserahkan kepada keluarga Kenanga di griya.
Dalam novel Kenanga ini, Oka Rusmini memaparkan dunia wanita Bali dengan berbagai permasalahannya. Pemasalahan-permasalahan yang tergambar
pada para tokoh wanita yang pada gilirannya membentuk suatu citra wanita Bali. Hal tersebut telah menarik penulis untuk meneliti citra wanita Bali dalam novel
Kenanga karya Oka Rusmini. Selain itu, sepengetahuan penulis belum banyak
penelitian terhadap novel Kenanga karya Oka Rusmini, walau novel tersebut telah terbit sejak tahun 2003. Novel Kenanga karya Oka Rusmini kental latar budaya
Bali sehingga penulis terdorong untuk meneliti dari sudut pandang sosiologi sastra.
1.2 Rumusan Masalah