Made, dayu Ratna, Tuniang Kendran Tokoh protagonis dalam novel Kenanga karya Oka Rusmini adalah Kenaga. Sedangkan tokoh antagonisnya adalah kasta.
Teknik pelukisan tokoh mengunakan teknik analitis. Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran para tokoh dihadirkan pengarang tanpa berbelit-belit akan tetapi
secara langsung dideskripsikan oleh pengarang. misalkan dalam pendekripsian kecantikan Intan yang terdapat dalam kutipan 30, kecantikan Kencana dalam
kutipan 49 dan kutipan 50.
2.2 Latar
Latar adalah segala yang berhubungan dengan terjadinya suatu peristiwa. Unsur latar dibedakan menjadi tiga, yaitu tempat, waktu, dan sosial.
2.2.1 Latar Tempat
Latar tempat yang ada dalam novel Kenaga karya Oka Rusmini adalah Bali dan Ygyakarta.
2.2.1.1 Bali
Sebagian besar latar tempat dalam novel Kenaga terjadi di Bali. Antara lain di griya tempat tingal Kenanga, Intan, Ratu Aji, dan RatuAyu. Kuta,
Jimbaran, Sanur tempat praktek Bhuana, Griya tempat tingal Rahyuda, Kampus, kantin kampus. Rumah Bhuana. Selain itu upcara adan Ngotonin dan Ngaben
menunjukkan bahwa peristwa dalam novel Kenaga berlatar tempat Bali. Dapat dilihat dalam kutipan berikut.
99 “ Untuk apa bunga-bunga itu , Kenaga?”
“Untuk ke Sanur, Aji.” “Ke Sanur? Ada acara apa?”
“Ngotonin, upacara enam bulan bayi, keponakan dayu Galuh.” hlm. 153-154
100 Usai
seminggu layon dimakamkan di Bale, mayat Jero Kemuning memasuki pembakaran. Upacara ngaben itu berlangsung besar-besaran
hlm. 129.
101
Selepas mengajar mata kuliah cerita rekaan, Kenaga langsung memacu mobilnya ke rumah Rahyuda. Rumah besar itu sepi sekali. Suasana
perkabungan masih menggenang hlm 72.
102
“Kopi di kantin fakulas Sastra terkenal enak. Sayang kaalu dibiarkan dingin” hlm. 82
103
Bhuana mengendarai mobilnya dengan kasar. Berhenti di sebuah restoran di kawasan Kuta, mereka masuk dan duduk di sebuah sudut hlm.47
2.2.1.2 Yogyakarta
Yogyakata adalah tempat Kenanga menempuh S2, tempat Bhuana menghadiri seminar hingga terjadinya terjadinya persetubuhan dengan Kenanga,
tempat Profesor rahyuda menempuh S2. Dapat dilihat dalam kutipan berikut. 104
Selama di Yogya tiap malam Bhuana dan Kenanga turun ke Malioboro. Mereka hanya berjalan-jalan. Hanya menikmati cahaya dan kerumunan
manusia, menyongsong nyanyian para pengamen dan kelezatan gudeg yang tersaji dalam kendil hlm.49-50
105 Peristiwa memalukan itu mendorong Kenaga untuk menerima
tawaran tugas belajar di Yogyakarta hlm.52 106
Paginya Kenaga tergeregap bangun oleh suara ketukan pintu. Ternyata yang datang adalah ibu pemilik rumah, perempuan
setengah tua yangtidak punya siap-siapa lagi di dunia ini. Meskipun tingal bersebelahan, selama hampir tiga bulan
menempati kontrakanya, Kenanga belum sempat berbicara banyak dengan sang pemilik rumah hlm. 57
2.2.2 Latar Waktu