3.1.2 Citra Sosial 3.1.2.1 Citra Wanita Bali dalam Ekonomi
Di Bali kerja merupakan Yajna atau upacar suci sehinga setiap orang wajib bekerja sesuai swadharmanya, status, profesinya dalam masyarakat. Dengan demikian
pekerjaan apapun dikrjakan selama dharma yang dijadikan landasan.
Kenanga dan Dayu Sari adalah seorang dosen. Hal tersebut menunjukkan kestaraan dengan
pria. Dapat dilihat dalam kutipan. Berikut 50
Namanya Dayu Sari. Dia dosen di Fakultas Kedokteran yang mendalami psikiatri. Orangnya cerdas, sangat kompeten dengan ilmunya. Baru kali
itulah tiang bertemu dengan seorang perempuan Bali yang begitu haus pada ilmu pengetahuan hlm. 31
51 Aneh, kebanyakan teman dosen sastra iri kepadanya. Mereka ingin
menduduki kursi Kenanga, menjadi bagian dari kecemerlangankarier professor Rahyuda. Padahal Kenanga sendiri justru sering menawarkan
diri untuk mundur. hlm. 22
52 Perempuan itu terpaksa menyambung hidup dengan berjualan bawang di
pasar. hlm. 241
3.1.2.3 Citra Wanita Bali yang Curang
Tidak hanya citra dalam hal baik, hal biruk pun terjadi dalam. Kecurangan pun terjadi dalam tokoh-tokoh wanita dalam novel Kenanga . kecurangan
dilakukan bahkan dari tokoh dalam usia belia. Kecurangan yang ada terjadi dalam berbagai hal. kecurangan dalam mendaptkan lelaki idaman adalah yang paling
menonjol. Hal tersebut didasari oleh pandangan masyarakat Bali bahwa seorang wanita Brahmana harus menikah dengan lelaki Brahmana pula. Bahkan
kecurangan itu terjadi antara saudara sekandung. Dapat dilihat dalam kutipan berikut.
53 Tiang …harus …metanding banten belabaran…tiap hari. Membantu Tugeg Galuh…membuat tangkih
Hyang jagat pekik Kenanga dalam hati. Ditariknya napasnya dalam-dalam. Sama sekali tidak disangkanya dalam dunia bocah juga ada kecurangan
hlm. 8
54 “Dayu Galuh suruh tiyang mengerjakan tugas sekolahnya. Tiap malam Ibu dan Aji Galuh memriksa. Kalau semua beres, dayu Galuh dapa uang. Dan
tiang dapat seribu dari dari dayu Galuh. Tiang belikan buku buku seperti punya dayu Galuh, kata ratu Ibu orang yang ingin sesuatu harus bekerja,
supaya punya uang hlm. 105
55 “ Kau tahu kenapa tiang berada di tempat ini?...tapi ini tempat yang baik untuk menghancurkan seorang Dayu. …tiang tidak akan menodaimu.
Seperti pesan sang pemsan Galuh pada tiang hlm. 257.
56 Kencana, Kencan, tahukah kau apa yang sesungguhnya terjadi antara aku dan Bhuana, suamimu? Semua telah Kenaga lakukan untuk Kncana. Ia
Kenanga mengerti, ia Kenaga paham , adiknya Kencana begitu mencintai Bhuana. Pada laki-laki itulah Kencana menumpahkan semua rasa
cintanya,.Kenaga bisa merasakan arus cinta yang meluap dan membanjiri tubuh Kencana setiap kali Bhuana dating hlm 16
. 57 “ Adikku mencintaimu, Bhuana. Aku minta kau kawini dia, sebagai wujud
pertanggungjawabanmu atas ulah busukmu padaku” hlm. 52
3.1.2.4 Citra Wanita Bali dalam Bidang Keagamaan
Kehidupan keseharian masyarakat Bali dalam novel Kenaga krya Oka Rusmini penuh dengan puja dan sesaji. Sesaji sering kali dibuat dan disiapka oleh para wanita
Bali. Dapat dilihat dalam kutipan berikut. 58
“Ibu si Gelung itu sering cerita, betapa anaknya itu polosnya kayak air. Hormat pada orang tua, rajin bikin sesaji, terampil membuar
perlengkapan upacara. Pokoknya menguasai seluruh pakerjaan perempuan hlm. 160
59 Tiang
lihat anak itu baik-baik saja. Tahu tata karma, rajin membantu Yu masak, pintar membuat tangkih, ngulat tipat, mentanding, semua tugas
selalu beres dikerjakannya hlm.94. 60
Jadi dayu itu harus serba bisa. Begitulah, misalnya, suara yang sering keluar dari mulutnya jika melihat para bajang, gadis muda griya, banyak
yang tidak mahir nyacal, membuat kue sesaji, atau metanding banten
Saraswati. Paling-paling para bajang yang ditegur hanya akan saling
melirik, sambil tersemnyum-senyum kecut hlm. 227
3.1.2.5 Citra Wanita Bali dalam Pola Pengasuhan Anak