2. Kondisi Status Sosial-Ekonomi
Menurut Roucek dan Warren 1984:79 status adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lainnya itu atau
kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lainnya yang lebih besar jumlahnya. Menurut Susanto 1977:181 status adalah
perbandingan peranan dalam masyarakat status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah manusia.
Menurut Soekanto 1982:233 kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan
orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang
lebih besar lagi. Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya tertentu adalah sebagai berikut Soekanto 1982:233:
a. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan
tersebut misalnya dapat dilihat bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadi, cara berpakaian, serta bahan pakaian yang
dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya. b.
Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang menempati lapisan yang tertinggi.
c. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat
tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional, Biasanya mereka adalah golongan tua atau
mereka yang pernah berjasa pada masyarakat. d.
Ukuran Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat-masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Oleh
karena itu, ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran akan tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal itu
mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun tidak halal.
Menurut Sumarjan dan Sumadi 1966:271 status atau kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Masyarakat pada umumnya mempunyai dua macam kedudukan Soekanto, 1983:144:
a. Ascribed-Status
, yaitu kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, jadi tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.
b. Achieved-Status
, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh melalui
kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, hal mana tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuannya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserah kepada yang
bersangkutan apakah dia mampu menjalani syarat-syarat tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan
tercapai olehnya. Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa
segi,antara lain. a.
Pendidikan orang tua Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat
pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan
seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal,
penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya.
b. Jenis pekerjaan orang tua
Kalau kita lihat dan perhatikan lingkungan di sekitar kita, maka kita akan melihat banyaknya orang bekerja. Setiap pagi kita pun
melihat orang berlalu-lalang pergi untuk bekerja sesuai dengan apa jenis pekerjaannya. Menurut Spillane 1982:3 jenis pekerjaan adalah
bidang yang ditekuni oleh orang tua siswa setiap harinya. Beliau mengelompokkan pekerjaanjabatan dalam 9 golongan sebagai berikut.
1 Golongan A
- Pemilik buscolt - Pedagang - Pengawas keamanan - Pengawas kantor
- Petani pemilik tanah - Pemilik toko - Pegawai sipil ABRI - Peternak
- Mandor - Tuan tanah 2
Golongan B - Buruh nelayan - Buruh tani
- Buruh kecil - Penebang kayu 3
Golongan C - ABRI Tamtama-Bintara - Pamong Praja
- Pegawai Badan Hukum - Guru SD - Kepala Kantor Pos Cabang - Kepala Bagian
- Manager perusahaan kecil - Pegawai Negeri
- Supervisorpengawas Gol. Ia-Id 4
Golongan D - Meninggal dunia - Pensiunan
- Tidak mempunyai pekerjaan tetap 5
Golongan E - Guru SLTPSLTA - Pegawai Negeri
- Juru rawat Gol. IIa keatas - Kepala Sekolah - Pekerja social
- Kontraktor - Wartawan - Perwira ABRI Letda, Lettu, dan Kapten
6 Golongan F
- Petani penyewa - Buruh tidak tetap - Penarik becak
7 Golongan G
- Ahli hukum - Kepala Kantor Pos Pusat
- Manager perusahaan - Menteri - Ahli ilmu tanah - Pegawai negeri
- Kontraktor Besar gol. IIIa keatas - Apoteker - Pengarang
- Dokter - Peneliti - DosenGuru Besar - Penerbang
- Gubernur - Walikota Bupati
8 Golongan H
- Pembantu - Penjual Keliling - Tukang cuci
9 Golongan I
- Seniman - Buruh tetap - Penjaga - Supir buscolt
- Montir - Tukang Kayu - Pandai besiemasperak - Tukang listrik
- Penjahit - Tukang mesin c.
Penghasilan Pendapatan dan Pengeluaran 1
Pengertian Pendapatan Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi
bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan
para pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa
anak didik. Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan
gajiupah. Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk
kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna
memenuhi serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa
yang akan datang. Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan
teknologi yang makin maju. Bagian terbesar dari pendapatan keluarga itu dibelanjakan lagi guna membeli segala hal yang
diperlukan untuk hidup konsumsi baik untuk makan tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka.
Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk
bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan
bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun
tidak sampai kejenjang yang lebih tinggi. 2
Pengertian Pengeluaran Didalam setiap keluarga selalu ada pemasukan dan bahkan
ada pengeluaran. Menurut Gilarso 1986:48 mengemukakan pengeluaran adalah bagian dari pendapatan keluarga atau uang
masuk yang dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Pengeluaran di sini bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan makan tetapi mencakup semua pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya
seperti membeli sesuatu barang, membayar periksa dokter, dan sebagainya.
Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga
berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu
keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota keluarga. Makin banyak atau besar
penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya makin sedikit penghasilan makin sedikit pula pengeluarannya.
3. Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi