seperti membeli sesuatu barang, membayar periksa dokter, dan sebagainya.
Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga
berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu
keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota keluarga. Makin banyak atau besar
penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya makin sedikit penghasilan makin sedikit pula pengeluarannya.
3. Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
a. Pengertian Minat
Minat merupakan sesuatu yang dapat menentukan suatu keinginan atau pilihan pada seseorang yang mendorong seseorang
untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, karena jika seseorang dalam mengerjakan sesuatu tidak berminat maka pekerjaan tersebut
tidak akan berhasil dan maju. Menurut Winkel 1983:30 minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik
pada bidanghal yang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Minat menurut penelitian Sutjipto yang berjudul Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Bagi Siswa SMK
www.suaramerdeka.com, minat adalah kesadaran seseorang siswa terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai
kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Oleh karena itu minat merupakan aspek psikologis siswa
untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Oleh karena tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap siswa belum tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap
objek pada setiap siswa juga belum tentu sama. Dalam penelitian Sutjipto yang berjudul Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Bagi
Siswa SMK www.suaramerdeka.com banyak ahli-ahli berusaha
merumuskan pengertian minat antara lain: 1
Nunnally 1977 menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari,
sehingga kegiatan itu disukainya. 2
Guilford 1969 menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis
kegiatan tertentu. 3
Sax 1969 mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya.
4 Crites 1969 mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap
sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.
5 Hopkins 1981 menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang
berguna untuk memprediksi tingkat kepuasan siswa terhadap suatu bidang studi. Penelitian yang dilakukan oleh Berdie sebagaimana
dalam Hopkins menemukan bahwa hubungan antara skor tes minat kejuruan vocational dengan seleksi kurikulum lebih tinggi
dibandingkan dengan hubungan antara prestasi belajar denga skap atau tes kepribadian
Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan bahwa minat adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri
siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan. Makin tinggi keinginan makin tinggi pula minatnya, sebaliknya makin rendah keinginan makin
rendah pula minatnya. Dari berbagai pendapat yang ada, maka minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas III SMA, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan
tinggi sebagai kelanjutan pendidikan setelah lulus SMA. Ini ditandai dengan adanya perasaan senang, tertarik dan bangga atas perguruan
tinggi yang dipilih bahwa perguruan tinggi yang dilihnya sesuai dengan kebutuhannya. Melanjutkan ke perguruan tinggi adalah pilihan
individu untuk meningkatkan taraf pendidikan yang lebih tinggi dari pendidikan yang telah diselesaikannya.
b. Perguruan Tinggi
Menurut Soehendro Suara Merdeka, 28 Mei 2005, Perguruan Tinggi adalah sebuah lembaga pelayanan jasa pendidikan yang di
dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung, atas pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya:
meliputi mahasiswa, orang tua mahasiswa, staf peguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah. Berbagai kepentingan yang berbeda dari
pelanggan tersebut harus menjadi acuan utama dalam merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.
Menurut Ndraha 1988:42, perguruan tinggi adalah pola proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan
secara khusus sebagai bagian atau komponen system belajar mengajar secara keseluruhan didalam masyarakat. Dalam proses belajar
mengajar tersebut pada suatu saat terlibat empat pihak, yaitu 1
Pihak yang berusaha belajar mengajar. 2
Pihak yang berusaha belajar. 3
Pihak yang merupakan sumber pelajaran. 4
Pihak yang berkepentingan atas hasil outcome proses belajar mengajar.
Berdasarkan GBHN 1978 hal 78 pendidikan tinggi dikembangkan dan peranan perguruan tinggi diarahkan untuk:
1 Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan,
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa
datang; 2
mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa
depan Bangsa dan Negara Indonesia; 3
menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan nasional dan pembangunan daerah;
4 mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan
tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia. Perguruan tinggi pada umumnya bertujuan:
1 menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. 2
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Bentuk-bentuk perguruan tinggi antara lain :
1 Universitas adalah suatu perguruan tinggi yang melaksanakan
program pendidikan yang menawarkan banyak fakultas yang terdiri beberapa jurusan.
2 Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan
program pendidikan yang di dalamnya hanya ada satu bidang pendidikan tertentu dan hanya terdapat satu fakultas dengan
beberapa jurusan. 3
Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan dan bisa dikenal sebagai pendidikan profesional.
4 Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan dengan cara melaksanakan penelitian dan terdiri dari sejumlah fakultas dan beberapa jurusan.
Dari berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada diharapkan dapat memberikan gambaran bagi siswa SMA kelas III yang akan
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan perguruan tinggi dengan siswa SMA kelas III adalah siswa akan melanjutkan studinya
yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi. Setiap siswa pun mempunyai banyak persepsi atau pemikiran mengenai perguruan
tinggi yang akan dipilihnya sesuai dengan sudut pandang mereka berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari segi fasilitas
perguruan tinggi, jenis perguruan tinggi, dan lulusan dari suatu perguruan tinggi siswa mempunyai gambaran tersendiri.
Agar kelak apa yang diharapkan tercapai maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh siswa atau orang tuanya
berkaitan dengan kualitas perguruan tinggi, antara lain sebagai berikut. 1
Status atau eksistensi program studi beserta perguruan tinggi yang dipilihnya mempunyai izin resmi, sehingga keberadaan program
studi di perguruan tinggi tersebut dijamin oleh pemerintah, 2
meski UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional tidak memprasyaratkan akreditasi oleh BAN melalui kata-kata dan atau
dalam salah satu pasal menyangkut kualitas pergruan tinggi, namun setidaknya kreteria akreditasi A, B, atau C dari BAN
menunjukkan adanya kualifikasi tertentu yang terkait kualitas calon lulusannya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi riil
dari program studi di perguruan tinggi yang dipilihnya. Di era sekarang ini, pasar kerja tidak hanya cukup melihat ijazah yang
kita miliki, tetapi mereka cenderung menguji kemampuan yang kita miliki. Karena itu, fasilitas laboratorium termasuk ilmu-ilmu
sosial terapan seperti komunikasi dan bahasa perlu dilihat secara cermat.
3 Kesesuaian antara minat serta kemampuan siswa dengan program
studi yang akan dipilihnya, sekaligus diperhitungkan dengan kebutuhan pengguna pada saat lulus nanti. Ini penting, mengingat
bahwa ada mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya, karena merasa tidak mampu atau tidak sesuai dengan minatnya.
Demikian pula data lapangan yang menunjukkan besarnya jumlah lulusan yang terpaksa menganggur atau bekerja seadanya, karena
ternyata jumlah lulusan dari program studi yang dipilihnya telah banyak yang menumpuk dan menganggur.
B. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas III untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya dari
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru. Berdasarkan sumber dari www.indomedia.com yang berjudul Di
simpang Jalan Memilih Jurusan , faktor pertama yang perlu dipertimbangkan
adalah masalah kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur kemampuannya bias dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya siswa
yang tidak mampu biasanya hanya ikut-ikutan. Misalnya, apabila kuliah di fakultas kedokteran sedang banyak diminati maka ia pun akan mendaftar
kesana. Mengetahui kemampuan intelektual sangat penting, karena di perguruan tinggi ada kemampuan dasar tertentu yang harus dikuasai sesuai
dengan jurusan yang akan diambil. Kemampuan intelektual biasanya dapat dilihat pada prestasi belajar. Pada anak-anak, prestasi belajar adalah cerminan
motivasinya. Siswa SMA yang mata pelajaran biologinya bagus biasanya anak
tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses belajar yang cukup bagus. Namun menentukan prestasi belajar tidaklah mudah, karena prestasi
terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan kemampuan intelektual biasa, tetapi karena rajin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya maka anak
tersebut bisa saja berprestasi menonjol. Contohnya adalah nilai NEM. Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM, sehingga
perguruan tinggi perlu menyelenggarakan ujian masuk. Ini diperlukan karena ada perbedaan standar penilaian antara satu sekolah dengan sekolah yang lain.
Kemampuan juga harus didukung oleh minat. Karakter jurusan di perguruan tinggi juga berkaitan dengan karakter siswa. Ada orang yang
memiliki tingkat sosialisasi tinggi, seperti senang membina hubungan dengan orang lain, berminat dengan hubungan antar manusia. Terlebih lagi ia suka
membaca, mengikuti perkembangan informasi dan menganalisis kejadian sehari-hari, tertarik pada masalah-masalah sosial, dan senang bicara. Orang
demikian lebih baik mengambil jurusan yang banyak berhubungan dengan manusia, misalnya FISIP, atau psikologi. Siswa jurusan IPA yang senang
membantu orang lain dengan berinteraksi langsung, bisa mengambil jurusan kedokteran. Namun bila ia lebih berminat pada benda mati, serta kurang suka
banyak berhubungan dengan orang lain, apa lagi gemar mengutak-atik sesuatu, ia cocok masuk jurusan eksata bagian MIPA yang punya karakter
sangat khas dan menuntut daya nalar tinggi. Yang tak kalah pentingnya adalah dukungan keluarga, terutama orang
tua. Maka perlu menghindari ketidaksepahaman antara orang tua dengan anak.
Kembalikan saja pada anak berdasarkan pada kemampuan yang ada padanya. Jangan sampai orang tua memaksakan kehendak, sementara anak tidak cukup
mempunyai kemampuan maupun minat. Jangan sampai berakibat negatif atau prestasi belajarnya mengalami penurunan. Amatilah apakah anak cukup cerdas
untuk maju dalam persaingan yang ketat atau kemampuannya biasa-biasa saja. Kalau ternyata prestasinya biasa saja, jangan ragu menganjurkannya masuk
jurusan ilmu sosial. Berdasarkan penjelasan di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha
1
: Ada pengaruh positif antara prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
C. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa SMA Kelas III untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Menurut Susanto 1977:181 status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan
merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pendapat lain dari Soekamto 1982:233 mengatakan “kedudukan”
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Status sosial
ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain sebagai berikut. 1.
Pendidikan orang tua Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat
pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan
formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan
tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang
berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan.
Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-
anaknya, dan sebaliknya. 2.
Jenis pekerjaan orang tua Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi bekerja
dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para pegawai kantor
pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa anak didik. Semua ini
dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan gajiupah. Imbalan yang didapatkan digunakan
lagi untuk kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi
serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa yang akan datang. Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan
tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin maju.bagian terbesar dari pendapatan keluarga itu dibelanjakan lagi guna membeli
segala hal yang diperlukan untuk hidup konsumsi baik untuk makan tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.
3. Pendapatan dan pengeluaran
Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai pendapatan dan pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap
keluarga berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu
keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota keluarga, dll. Makin besar penghasilan makin
besar pula pengeluaran dan sebaliknya. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah
berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka. Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya
kepada anak-anaknya untuk bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan
dan bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai kejenjang
yang lebih tinggi. Dengan demikian anak yang orang tuanya memiliki tingkat status
sosial ekonomi yang tinggi mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang lebih besar, karena dari segi biaya tidak mengalami kesulitan dan
memiliki fasilitas belajar yang memadai. Sebaliknya anak yang orang tuanya mengalami kesulitan untuk biaya pendidikan, anak tersebut cenderung lebih
memilih bekerja dari pada melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha
2
: Ada pengaruh positif antara pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha
3
: Ada pengaruh positif antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha
4
: Ada pengaruh positif antara pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha
5
: Ada pengaruh positif antara pengeluaran orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
BAB III METODE PENELITIAN