Penentuan Operating Time OT Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

nm. Hal ini dikarenakan terjadinya charge transfer antara atom pusat dan ligan. Ligan kaya akan elektron, yaitu memiliki atom dengan pasangan elektron bebas; sedangkan atom pusat miskin akan elektron. Ligan dapat mendonorkan elektronnya kepada atom pusat sehingga mengakibatkan adanya charge transfer dan perubahan energi pada orbital d atom pusat. Pasangan elektron bebas yang didonorkan dapat mendorong elektron tidak berpasangan yang ada pada orbital d atom pusat menjadi berpasangan. Orbital d atom pusat mengalami splitting dan perubahan energi yang mengakibatkan elektron pada orbital d tersebut mengalami eksitasi dari menuju . Dengan adanya eksitasi n yang membutuhkan energi yang kecil, maka dapat menggeser panjang gelombang dari senyawa kompleks tersebut menuju ke panjang gelombang yang lebih panjang sehingga senyawa kompleks tersebut dapat menjadi berwarna. Hal inilah yang menyebabkan senyawa kompleks [C 12 H 8 N 2 3 Fe] 2+ dapat menyerap radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang daerah visibel. Akan tetapi, Skoog et al menyatakan bahwa senyawa kompleks antara besi II dan o -fenantrolina adalah suatu pengecualian, dimana besi II yang bertindak sebagai donor elektron sedangkan o -fenantrolina bertindak sebagai akseptor elektron. Hal ini sulit untuk dijelaskan sebab pada umumnya molekul yang kaya elektron akan menyumbangkan elektronnya kepada molekul yang miskin elektron bukan malah sebaliknya.

1. Penentuan Operating Time OT

Pada metode ini terjadi reaksi kimia pembentukan senyawa berwarna, yaitu senyawa kompleks [C 12 H 8 N 2 3 Fe] 2+ . Suatu reaksi kimia pembentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI senyawa berwarna belum tentu stabil. Serapannya dapat meningkat dengan berjalannya waktu. Reaksi pembentukan senyawa berwarna dapat dikatakan sudah optimal apabila serapan dari senyawa berwarna tersebut telah stabil. Waktu pada saat serapan yang stabil inilah yang digunakan sebagai operating time atau waktu pengukuran. Penentuan operating time dilakukan dengan mengukur hubungan antara serapan larutan dan waktu pengukuran. Penentuan operating time dilakukan dengan mengukur salah satu kadar dari seri baku, yaitu digunakan kadar tengah dari seri baku 2,5 ppm. Penentuan operating time dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimum teoritis dari senyawa kompleks [C 12 H 8 N 2 3 Fe] 2+ , yakni pada panjang gelombang 508 nm selama 30 menit. Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh hasil spektra sebagai berikut: Gambar 7. Spektra operating time dari kadar tengah seri baku hidrokuinon. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil spektra tersebut dapat dilihat bahwa serapan larutan telah stabil mulai dari menit ke-0 hingga menit ke-30. Hal ini menandakan bahwa reaksi kimia pembentukan senyawa kompleks [C 12 H 8 N 2 3 Fe] 2+ ini berlangsung dengan cepat dan optimal, sehingga pada menit ke-0 sudah diperoleh hasil serapan yang stabil. Senyawa kompleks [C 12 H 8 N 2 3 Fe] 2+ yang terbentuk juga stabil dalam waktu yang cukup lama, yaitu selama 30 menit. Pada penelitian ini, untuk menyamakan waktu pengukuran digunakan menit ke-10 sebagai waktu untuk mengukur serapan dari setiap larutan, baik baku maupun sampel.

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

max Panjang gelombang serapan maksimum merupakan panjang gelombang dimana serapan dari suatu senyawa yang dalam hal ini adalah senyawa [C 12 H 8 N 2 3 Fe] 2+ sudah mencapai maksimum. Apabila pengukuran dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimum, maka dengan adanya perubahan kecil dari kadar larutan yang hendak dianalisis dapat memberikan perbedaan hasil serapan yang besar. Dengan begitu, sensitivitas dari metode akan semakin meningkat. Selain itu, spektra serapan disekitar panjang gelombang serapan maksimum tersebut relatif datar sehingga pada kondisi tersebut hukum Lambert- Beer akan terpenuhi dan jika dilakukan pengukuran ulang atau replikasi, kemungkinan terjadinya kegagalan yang disebabkan oleh pengukuran ulang dan faktor lain menjadi kecil Skoog et al, 1998. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan dengan mengukur panjang gelombang dari seri baku hidrokuinon dengan tiga kadar yang berbeda, yaitu kadar terkecil, tengah, dan terbesar. Pengukuran panjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI gelombang serapan maksimum dilakukan melalui scanning pada panjang gelombang 450 nm hingga 550 nm. Rentang panjang gelombang ini dipilih untuk melihat adakah pergeseran panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh dibandingkan panjang gelombang serapan maksimum teoritis. yaitu pada panjang gelombang 508 nm Harris D.C.,1999. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil spektra sebagai berikut: Gambar 8. Spektra panjang gelombang serapan maksimum max tiga seri kadar larutan baku hidrokuinon a = 1,5 ppm; b = 2,5 ppm; c = 3,5 ppm Berdasarkan spektra di atas, serapan maksimum dari ketiga larutan baku hidrokuinon adalah relatif sama. Pada kadar terkecil 1,5 ppm dan tengah 2,5 ppm diperoleh panjang gelombang serapan maksimum sebesar 510,5 nm; sedangkan pada kadar terbesar, yaitu 3,5 ppm diperoleh panjang gelombang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI serapan maksimum sebesar 510,4 nm. Panjang gelombang serapan maksimum yang digunakan dalam pengukuran adalah 510,5 nm. Hasil ini berbeda 2,5 nm dari panjang gelombang teroritis. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, perbedaan selisih panjang gelombang serapan maksimum antara hasil teoritis dengan percobaan tidak boleh lebih dari 2 nm. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh pada penelitian ini tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995. Perbedaan alat dan kondisi percobaan antara sumber literatur yang diacu dengan yang peneliti lakukan pada penelitian ini dapat menjadi faktor penyebab timbulnya perbedaan hasil panjang gelombang ini. Namun demikian, panjang gelombang serapan maksimum yang digunakan dalam penelitian ini tetap menggunakan panjang gelombang 510,5 nm sebab setiap kali dilakukan pengukuran terhadap larutan dengan kadar berbeda, alat yang digunakan tetap memberikan hasil yang lebih kurang sama.

3. Pembuatan kurva baku