Latar Belakang HASIL PENELITIAN 1. Subjek I

B. HASIL PENELITIAN 1. Subjek I

a. Latar Belakang

1 Subjek Subjek I berasal dari keluarga yang kurang mampu. Subjek hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP. Subjek I mendapat keterampilan menjahit di sekolahnya dan hingga kini, keterampilan ini digunakan untuk memperoleh penghasilan. Kedua orang tua subjek memiliki pekerjaan sebagai petani dan penghasilannya sering tidak tetap. Meskipun demikian, kedua orang tua subjek sering menolong subjek, terutama dalam memenuhi kebutuhannya bahkan hingga berumah tangga. Pada kehidupan sehari – hari, subjek adalah seorang yang tertutup dan jarang bergaul. Hal ini dimulai dari pergaulan subjek di dalam keluarga, subjek jarang berbicara dan hanya berbicara apabila memang diperlukan. subjek juga sering mengalah dan jarang mengemukakan keinginannya. Hal tersebut terus menerus berlangsung hingga subjek menikah dan mengalami penganiayaan dari pihak suami. Subjek tidak pernah menceritakan kejadian yang dialami pada anggota keluarganya ataupun pada tetangganya. Subjek mulai terbuka terhadap orang lain saat mengandung anak kedua. Subjek I memiliki pemikiran yang sederhana. Pola pikir yang demikian berkembang sejak subjek masih tinggal dalam keluarganya, bahkan hingga memiliki keluarga yang baru dan memiliki anak. Subjek I lebih cenderung berpikir yang mudah saja dan tidak mau memperpanjang masalah yang dihadapi. Pada proses pengelolaan emosi, Subjek I cenderung stabil. Subjek I cenderung memilih untuk menangis dan tidak membantah akan apapun yang terjadi pada dirinya. Subjek I hanya akan marah apabila ia merasa kondisi di sekitarnya memang tidak dapat ditoleransi. Dalam kehidupan sehari – harinya, subjek marah apabila berkaitan dengan pendidikan kedua anaknya, kebiasaan anaknya dan suaminya. Kedua orang tua Subjek I mengasuhnya dengan berlandaskan pada budaya patriarkhi dan nilai – nilai agama yang cukup kuat. Subjek I mengharapkan agar rumah tangganya selalu damai dan bahagia seperti kedua orang tuanya. Subjek I sangat menghargai suaminya dan memperlakukannya seperti ibunya memperlakukan ayahnya. Subjek I berasal dari latar belakang agama Islam dimana memiliki pengajaran budaya patriarkhi yang cukup kuat. Hal tersebut yang dipegang teguh oleh subjek hingga menikah bahkan ketika menghadapi penganiayaan dari suaminya. 2 Suami Suami subjek memiliki latar belakang keluarga yang tidak jauh berbeda dengan subjek. Suami subjek juga seorang lulusan Sekolah Menengah Pertama SMP dan setelah lulus dari pendidikannya, suami subjek tidak bekerja atau melanjutkan pendidikan lain. Suami subjek sering memilih untuk bermain dan pergi ke tempat yang “tidak jelas”. Mertua subjek bekerja sebagai pedagang di pasar dan menjual ikan asin, penghasilannya juga tidak banyak. Suami subjek memiliki relasi sosial yang cukup luas, meskipun dia termasuk orang yang ingin menang sendiri. Suami subjek memiliki sifat yang mau menang sendiri dalam bergaul dengan orang lain. Mertua subjek selalu menuruti kemauan suami subjek sehingga membuat suami subjek tumbuh menjadi orang yang egois. Hubungan suami subjek dengan keluarganya tidak terlalu baik. Suami subjek adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakaknya yang pria memiliki sikap yang berbeda, sedangkan kakak perempuannya memiliki sifat yang mirip dengan suami subjek. Pola pikir suami subjek cenderung lebih rumit dan sulit dimengerti apa yang diinginkan. Suami subjek cenderung orang yang ragu – ragu dalam memutuskan sesuatu tetapi ingin segala sesuatu berjalan serba cepat dan sesuai dengan yang keinginannya. Suami subjek juga memilki wawasan yang sempit dan cenderung kurang dewasa. Suami subjek selalu berharap orang lain mengalah dan mengerti pada dirinya dan hal ini dibawa sampai pada pernikahan. Suami subjek memiliki kemampuan mengontrol emosi yang rendah sehingga membuatnya lebih cepat marah. Suami subjek cenderung cepat merespon sesuatu terutama yang tidak berkenan pada dirinya. Suami subjek seringkali memberikan respon seperti memukul atau memaki-maki orang lain saat sesuatu tidak berkenan dengan dirinya. Kedua orang tua Bp. Bd mendidik dengan cara memberikan semua yang diinginkan. Kedua orang tua dan kedua kakaknya sangat memanjakan suami subjek, bahkan hingga suami subjek menikah dan memiliki keluarga sendiri. Hal tersebut membuat suami subjek berpikir bahwa orang yang lebih tua harus selalu mengalah dan membimbing dirinya serta mengikuti kemauannya. Suami subjek membawa pemikiran ini sampai menikah dan subjek sendiri memiliki usia yang lebih tua dari suaminya.

b. Faktor – faktor Pendukung Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga