Analisis Data DATA DAN ANALISIS
B :oh iya mas, brarti yang berpengaruh hanya volume bendanya saja. Massa tidak berpengaruh.
Memberikan ilustrasi pertanyaan mengenai peristiwa bola yang dicelupkan di dala air, konsep partisipan tentang volume air yang tumpah mengalami perubahan.
Dengan ini, perubahn konsep terjadi setelah partisipan menganalisis dan berfikir ulang tentang konsep volume air yang tumpah melalui ilustrasi yang diberikan
peneliti. Partisipan merumuskan bahwa: “iya mas. Saya baru sadar, kan yang dirumuskan Archimedes adalah bahwa volume air yang tumpah sama dengan
volume benda yang mendesak. Disana tidak dijelaskan tentang pengaruh massa, jadi hanya volume bendanya saja”. Hal ini menujukan kesesaian dengan konsep
para ahli, yang menyatakan bahwa, sebuah benda yang dicelupkan dalam air, volume air yang diindahkan tumpah adalah sebanyak volume benda yang
tercelup. Partisipan mengalami prubahan konsep yang benar, bahkan dapat
menjelaskannya dengan memberikan contoh dengan jelas. Partisipan dapat merubah konsepnya setelah peneliti meminta menganalisis ilustrasi tentang
volume air yang tumpah dan volume benda yang tercelup. Adapun ilustrasi yang diberikan peneliti yaitu: “Misalnya pada peristiwa seperti ini, aku punya balok
kayu yang di salah satu bidangnya saya ikatkan kawat kaku tipis. Dan ada wadah yang berisi penuh air. Nah ketika kawat saya dorong masuk ke dalah wadah,
balok kayu tercelup di air hanya setengahnya saja. Berarti volume air yang tumpah seberapa?”. Peneliti memberikan ilustrasi ini disertai dengan
menggambar di kertas, sehingga partisipan dapat mengamatinya.
Partisipan memahami secara utuh konsep volume air yang tumpah dan volume air yang tercelup. Partisipan mendapatkan keyakinan setelah mengingat
salah satu kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan konsep volume air yang tumpah ini. Selain itu, partisipan dapat menjelaskan konsep ini dan
menghubungkan kejadian sehari-hari dengan konsep Archimedes yang sesungguhnya. Partisipan menyatakan bahwa: “Saya masih inget ketika minum
teh yang saya kasih es batu. Permukaan air di gelas akan naik ketika saya kasih es batu. Nah ketika es batu itu saya celupkan lagi dengan sendok ke dalam gelas,
ketinggian permukaan air tetap akan sama ketika es batunya berada di tengah- tengah gelas ataupun di dasar gelas. Dari teori Archimedes juga cocok, bahwa
banyaknya zat cair yang tumpah sama dengan volume air yang didesak”. Secara jelas terlihat bahwa partisipan telah melengkapi dan mengatasi miskonsepsinya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa penguatan konsep seseorang dapat terjadi ketika seseorang diberikan pertanyaan yang membawa dia berpikir ulang tentang konsep
tertentu, dan dalam kasus ini penguatan konsep partisipan terjadi setelah peneliti memberikan pertanyaan yang membawa dia pada memori kejadian sehari-hari
yang berkaitan.
d. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam
Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
Memahami apabila partisipan dapat menyebutkan, menggambar dan
menjelaskan gaya-gaya yang bekerja pada peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam.
Indikator pemahaman no. 1, 2, dan 3
Kurang lengkap apabila partisipan dapat menyebutkan atau
menyinggung salah satu indikator memahami diatas.
Tabel 4. Pemahaman partisipan tentang gaya yang bekerja pada peristiwa Archimedes
Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi
Pemahaman akhir Gaya berat arahnya
ke bawah dan gaya apung ke atas
Indikator pemahaman no. 1
kurang lengkap Meminta partisipan
untuk menjelaskan W=mg,
Lupa persamaan gaya apung
Meminta partisipan menganalisis tekanan
hidrostatis Menganggap tekanan ke atas
adalah gaya apung
Apakah tekanan dan gaya itu sama?
Gaya apung adalah gaya akibat tekanan air
Indikator pemahaman no. 1 dan 3
kurang lengkap
Partisipan merumuskan terdapat dua gaya yang bekerja pada peristiwa Archimedes mengapung, melayang dan tenggelam yaitu gaya berat dan gaya
apung. Partisipan dapat menggambar komponen gaya gaya apung dan gaya berat yang bekerja pada peristiwa Archimedes dengan benar.
Dalam merumuskan gaya apung, partisipan lupa bagaimana persamaan gaya apung dan belum seutuhnya menyadari hubungan keduannya dalam prinsip
Archimedes.
F
A
w
Dalam merumuskan gaya-gaya yang bekerja pada peristiwa ini, pemahaman partisipan masih kurang karena, partisipan masih belum menyadari
bahwa terdapat gaya normal yang bekerja pada peristiwa tenggelam.
e. Pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung Penilaian kategori pemahaman partisipan dalam materi ini adalah:
Memahami apabila partisipan dapat menyebutkan definisi dan
menjelaskan gaya apung pada kejadian tertentu; dapat menunjukan munculnya gaya apung yang disebabkan karena konsekuensi tekanan
hidrostatis; dapat menerapkan konsep gaya apung dalam persoalan. Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7
Kurang lengkap apabila partisipan
dapat menyebutkan atau menyinggung salah satu indikator memahami diatas.
Tabel 5. Pemahaman partisipan tentang konsep gaya Apung
Pemahaman awal Pertanyaan konfirmasi
Pemahaman akhir Gaya apung muncul
karena adanya tekanan air
Indikator pemahaman no. 1
dan 2 kurang lengkap
Meminta menganalisis benda di dalam air
menggunakan konsep tekanan hidrostatis
partisipan menganggap tekanan ke atas sebagai gaya apung
F
A
, F
A
=
ρ
f
gV
f,
Bagaimana dengan besarnya gaya apung?
Besarnya F
A
sama dengan berat benda
Meminta penjelasan partisipan
Bela benda yang tercelup di air dia akan mendesak zat cair
yang besarnya sama dengan gaya apung.
F
A
=W, Gaya apung besarnya sama
dengan berat benda tercelup
Apakah persamaan ini berlaku untuk
peristiwa mengapung, melayang dan
tenggelam? Persamaan ini berlaku untuk
semua peristiwa
Meminta partisipan membuktikan syarat-
syarat mengapung, melayang, dan
tenggelam Partisipan dapat membuktikan
syarat benda mengapung ρ
b
ρ
f
dan melayang ρ
b =
ρ
f
. Namun, tidak dapat
membuktikan syarat benda tengelam
Coba kamu tekan lantai dengan
tanganmu ke arah vertikal ke bawah
Kemudian coba tekan lagi dengan gaya lebih
besar dan lebih besar lagi Apa yang kamu
rasakan? Coba katakan dalam bahasa fisika
Partisipan menyadari adanya gaya normal dalam peristiwa
tenggelam. Partisipan dapat membuktikan
syarat benda tenggelam ρ
b
ρ
f
.
Apa kesimpulanmu tentang gaya apung?
Gaya apung adalah gaya yang disebabkan oleh tekanan air.
Besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan
atau berat benda tercelup
Indikator pemahaman no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
memahami
Partisipan lupa akan konsep gaya apung. Partisipan menduga bahwa resultan tekanan hidrostatis yang arahnya keatas itu yang disebut dengan gaya
apung. Hal ini tidak sesuai dengan konsep para ahli bahwa sesungguhnya tekanan itu berbeda dengan gaya. Dari pernyataan ini: “jadi pada akhirnya akan tersisa
tekanan air yang arahnya keatas. Mungkin itu yang disebut oleh Archimedes sebagai gaya apungnya”.
Partisipan menyadari perbedaan tekanan dan gaya, dan dapat merumuskan hubungan keduanya setelah diberikan persoalan yang berkaitan. Peneliti meminta
partisipan menganalisis tekanan air. Partisipan menyadari adanya gaya apung ketika peneliti memberikan pertanyaan, berikut adalah percakapannya:
A: peneliti, B: partisipan A : nah disana apakah ada gaya?
B : yang ada tekanan mas. Tapi kalau ada tekanan berarti kita dapat menghitung gayanya juga.
A : oh jadi tekanan itu sama dengan gaya? B : emm bukan ding mas. Itu tekanan kan F dibagi A.
A : nah disana apakah ada gaya? B : yang ada tekanan mas. Tapi kalau ada tekanan berarti kita dapat
menghitung gayanya juga. Partisipan merumuskan bahwa tekanan keatas yang menyebabkan munculnya
gaya apung dan dapat menganalisis hubungan antara tekanan air dengan gaya. A: peneliti, B: partisipan
A : coba bagaimana? B : menjelaskan sambil menulis seperti ini mas. Jadi nanti akan
diperoleh gaya yang besarnya ρghA yang arahnya keatas. A : oke. Trus itu ρ siapa? h yang mana? Dan A itu milik siapa?
B : karena ini adalah gaya yang dikerjakan air, maka ρ itu miilik fluida. Oh tapi h dan A ini besarnya sama pada benda jadi dapat saya
rumuskan sebagai V volume. Partisipan mulai dapat melihat hubungan antara gaya apung dan berat fluida yang
dipindahkan. Berikut adalah jawaban partisipan ketika diminta merumuskan besarnya gaya apung, yaitu: “besarnya sama dengan gaya berat bendanya mas”.
Partisipan dapat melihat hubungan antara volume benda tercelup, volume air yang tumpah dan gaya apung. Partisipan menyatakan bahwa: “kan volume air
yang tumpah sama dengan volume benda yang tercelup itu ngaruh ke gaya apung mas. Volume benda yang tercelup kan sama dengan volume air yang
dipindahkan, jadi itu akan ngaruh ke gaya beratnya. Ato dengan kata lain, gaya apungnya sama dengan gaya berat benda yang tercelup. Jadi dia awal tadi aku
salah, kalau massa yang berpengaruh tapi berat benda yang tercelup”. Adapun pernyataan lain yang memperjelas pemahamannya: “kan apa bila benda yang
tercelup di dalam air dia akan mendesak zat cair. Nah, besarnya desakan ini akan sama dengan gaya apung. Atau dapat dituliskan dengan F
A
=W
b
. Makanya benda yang tercelup di dalam air akan seperti kehilangan beratnya dan terasa lebih
ringan”. Partisipan dapat menganalisis dan membuktikan syarat-syarat mengapung,
melayang dan tenggelam. Pada waktu yang sama, partisipan menyadari adanya gaya normal yang bekerja pada peristiwa tenggelam, ditunjukan pada percakapan
berikut: A : peneliti, B : partisipan
A : Ingatkah kamu pelajaran tentang gaya? Coba perhatikan kejadian ini, ketika ada benda diletakkan diatas meja, benda terlihat diam. Nah,
gaya apa saja yang bekerja disana? B : lha itu mas lupa haha
A : oke, coba kamu tekan lantai ini dengan tanganmu ke arah vertikal kebawah Kemudian coba tekan lagi dengan gaya lebih besar dan
lebih besar lagi B : oke, seperti ini? sambil menekan lantai
A : iya, coba kamu perhatikan. Apa yang kamu rasakan? Dari apa yang kamu rasakan, coba rumuskan dengan bahasa fisika.
B : yang aku rasakan ya aku merasakan lantai. Kalau bedanya ya ketika saya memberikan gaya tekan yang lebih besar, tanganku juga semakin
merasakan lantai dan kalau lebih besar lagi gaya yang saya berikan maka tangan saya mulai agak sakit.
A : jadi kesimpulannya? B : kesimpulannuya ya... emm. sambil berfikir 2 menit kemudian
oh itu mas. Aksi-reaksi. Ada gaya normal.
Dengan memberikan pertanyaan dan ilustrasi yang berkaitan, partisipan dapat mengingat konsep tertentu. Dalam kasus ini, partisipan mengingat konsep gaya
nornal. Ingatan ini menyebabkan partisipan menyadari keganjalan pada pekerjaannya, sehingga dengan sendirinya partisipan mulai mengoreksi
pekerjaannya. Berikut pernyataannya: “Ada gaya normal. Berarti disini ada yang normal sambil membetulkan perhitungannya berarti nanti pada peristiwa
tenggelam, gaya apungnya akan lebih kecil dari pada gaya berat benda”. Sehingga secara lengkap, ketiga peristiwa Archimedes tentang mengapung,
melayang dan tenggelam dapat dijelaskan oleh partisipan dengan jelas. Partisipan memahami gaya apung secara utuh. Partisipan dapat
menyimpulkan lewat pembicaraan dari awal sampai akhir menjadi sebuah konsep gaya apung yang benar. Konsep gaya apung ini dirumuskan oleh partisipan dari
pengalaman dan informasi yang diperoleh pada saat wawancara berlangsung. Konsep gaya apung oleh partisipan dirumuskan sebagai berikut: “gaya
archimedes ini adalah gaya apung, gaya yang arahnya ke atas. Gaya yang disebabkan oleh tekanan air. Besarnya adalah sama dengan berat fluida yang
dipindahkan atau berat benda yang tercelup”. Konsep ini sesuai dengan konsep para ahli tentang hukum Archimedes yang menyatakan bahwa, sebuah benda yang
dicelupkan pada zat cair akan dikerjakan gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Partisipan sekarang telah mengetahui bagaimana konsep gaya apung ini dapat menjelaskan persoalan archimedes dalam meyelidiki mahkota raja yang
telah dicampuri emas. Berikut adalah kutipan percakapan yang menunjukan pemahaman partisipan tentang bagaimana archimedes menyelesaikan persoalan
mahkota: A : peneliti, B : partisipan
A : oke. Kembali lagi ke pertanyaan awal ya? Bagaimana archimedes menyelidiki bahwa mahkota raja telah
dicampuri dengan perak menggunakan konsep gaya apung ini? B : jadi untuk menyelidikinya, archimedes membandingkan antara mahkota
palsu dengan suatu bahan yang terbuat dengan emas murni yang punya massa yang sama dengan massa mahkota palsu itu. Nak untuk
menyelidikinya dia menyelupkannya kedalam wadah yang berisi air penuh. Nah apabila jumlah air yang tumpah itu tidak sama maka
mahkota itu telah dicampuri dengan sesuatu. Nah konsep ini adalah konsep gaya apung,
A : oke, apung penjelasannya bagaimana? B : jadi, kita dapat melihat jumlah air yang tumpah yang disebabkan oleh
mahkota dan benda. Kalau massanya sama tetapi jumlah air yang tumpah tidak sama, otomatis kita mendapatkan informasi bahwa
volume mahkota dan benda berbeda. Nah kalau massanya sama dan volumenya berbeda kan massa jenisnya juga berbeda, sehingga kita
dapat simpulkan bahwa mahkota itu tidak sepenuhmya terbuat dari emas.
Partisipan mengalami perkembangan konsep gaya apung yang lebih mendalam lewat wawancara ini. Di awal wawancara partisipan tidak dapat
menjelaskan dengan baik konsep gaya apung, namun di saat wawancara berlangsung dan mendekati akhir wawancara, partisipan dapan memahami konsep
gaya apung dengan baik. Partisipan dapat merumuskan gaya apung untuk menganalisis peristiwa archimedes dalam menyelidiki mahkota raja yang telah
dicampuri dengan perak. Partisipan sudah dapat melihat konsep untuk menyelesaikan peristiwa yang ada.