Melayang Hukum Archimedes 1. Konsep Tekanan dalam Fluida

E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman

Wawancara ini adalah wawancara yang berkembang, bagi peneliti, penelitian ini adalah bagian dari belajar melakukan wawancara. Kemendalaman wawancara ini dapat dilihat dari pengalaman partisipan ketika melakukan wawancara latihan terlebih dahulu. Karena peneliti semakin menguasai materi dan teknik wawancara dari tahapan wawancara yang telah dilalui, kemendalaman wawancara yang diinginkan peneliti dapat terpenuhi. Peneliti melakukan wawancara mendalam pada satu siswa. Dalam proses mendapatkan wawancara mendalam, peneliti melakukan wawancara bertahap pada partisipan dari yang paling sederhana sampai pada wawancara yang paling mendalam berturut-turut adalah siswa A, B, C, dan D. Dimana partisipan A,B, dan C adalah wawancara sebagai proses pengembangan kemampuan peneliti dalam wawancara, dan siswa D adalah sebagai data dalam penelitian ini. Wawancara sederhana dalam penelitian ini adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara masih kurang. Sedangkan, wawancara mendalam adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara sudah berkembang, sehingga peneliti dapat memperoleh data seperti yang diinginkan. Peneliti menemukan kemendalaman wawancara dari partisipan D dan kemendalaman wawancara ini tidak mungkin langsung didapatkan ke partisipan D. Dalam arti bahwa, kemampuan bertanya dalam wawancara ke partisipan D ini memang harus melewati tahapan latihan dengan wawancara pada partisipan A, B dan C terlebih dahulu.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara pada siswa kelas XI SMA yang dipilih secara acak tanpa mengetahui prestasi dan kemampuan.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara klinis. Wawancara digunakan untuk mengungkap pemahaman partisipan tentang konsep gaya apung. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman partisipan. Peneliti membuat kisi-kisi pertanyaan secara umum dengan mengelompokan bagian-bagian materi tertentu yang digunakan untuk wawancara dan mengungkap pemahaman partisipan. Secara garis besar partisipan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang berpedoman dari pemikiran siswa itu sendiri. Dalam arti, peneliti mengajukan pertanyaan sesuai jawaban siswa nantinya. Untuk mengungkap pemahaman siswa dilakukan tanpa memberikan treatment terlebih dahulu.