E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman
Wawancara ini adalah wawancara yang berkembang, bagi peneliti, penelitian ini adalah bagian dari belajar melakukan wawancara.
Kemendalaman wawancara ini dapat dilihat dari pengalaman partisipan ketika melakukan wawancara latihan terlebih dahulu. Karena peneliti semakin
menguasai materi dan teknik wawancara dari tahapan wawancara yang telah dilalui, kemendalaman wawancara yang diinginkan peneliti dapat terpenuhi.
Peneliti melakukan wawancara mendalam pada satu siswa. Dalam proses mendapatkan wawancara mendalam, peneliti melakukan wawancara
bertahap pada partisipan dari yang paling sederhana sampai pada wawancara yang paling mendalam berturut-turut adalah siswa A, B, C, dan D. Dimana
partisipan A,B, dan C adalah wawancara sebagai proses pengembangan kemampuan peneliti dalam wawancara, dan siswa D adalah sebagai data
dalam penelitian ini. Wawancara sederhana dalam penelitian ini adalah wawancara dimana
kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara masih kurang. Sedangkan, wawancara mendalam adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam
melakukan wawancara sudah berkembang, sehingga peneliti dapat memperoleh data seperti yang diinginkan.
Peneliti menemukan kemendalaman wawancara dari partisipan D dan kemendalaman wawancara ini tidak mungkin langsung didapatkan ke
partisipan D. Dalam arti bahwa, kemampuan bertanya dalam wawancara ke
partisipan D ini memang harus melewati tahapan latihan dengan wawancara pada partisipan A, B dan C terlebih dahulu.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara pada siswa kelas XI SMA yang dipilih secara acak tanpa
mengetahui prestasi dan kemampuan.
G. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara klinis. Wawancara digunakan untuk mengungkap pemahaman partisipan
tentang konsep gaya apung. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman partisipan.
Peneliti membuat kisi-kisi pertanyaan secara umum
dengan mengelompokan bagian-bagian materi tertentu yang digunakan untuk
wawancara dan mengungkap pemahaman partisipan. Secara garis besar partisipan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang
telah dibuat. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang
berpedoman dari pemikiran siswa itu sendiri. Dalam arti, peneliti mengajukan pertanyaan sesuai jawaban siswa nantinya. Untuk mengungkap pemahaman
siswa dilakukan tanpa memberikan treatment terlebih dahulu.