Teori hukum Archimedes dan peristiwa mengapung, melayang, dan tenggelam Mengapung

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Studi kasus adalah salah satu desain yang mendetail dari suatu subyek pada keadaan khusus. Bahan yang diteliti hanya satu atau kecil ruang lingkupnya, sehingga tidak perlu menggeneralisasi apapun. Creswell dalam Kusmarni Yani; 12 menyatakan bahwa studi kasus menekankan pada kedalaman dan kerincian wawancara mendalam, penggambaran secara rinci dan pengungkapkan kasus dengan sungguh- sungguh. Sehingga data penelitian bersifat individual dan sampel penelitian yang digunakan tidak terlalu banyak. Partisipan penelitian dalam penelitian ini berjumlah satu orang. Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan latihan wawancara terlebih dahulu sebanyak 3 kali. Latihan ini digunakan untuk mengasah kemampuan bertanya peneliti dan sarana belajar melakukan wawancara mendalam. Kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara mendalam dilalui setelah melewati proses latihan wawancara sebanyak 3 kali. Dalam arti, data sesungguhnya dapat diperoleh peneliti setelah melewati proses latihan wawancara ini.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di Yogyakarta.

E. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman

Wawancara ini adalah wawancara yang berkembang, bagi peneliti, penelitian ini adalah bagian dari belajar melakukan wawancara. Kemendalaman wawancara ini dapat dilihat dari pengalaman partisipan ketika melakukan wawancara latihan terlebih dahulu. Karena peneliti semakin menguasai materi dan teknik wawancara dari tahapan wawancara yang telah dilalui, kemendalaman wawancara yang diinginkan peneliti dapat terpenuhi. Peneliti melakukan wawancara mendalam pada satu siswa. Dalam proses mendapatkan wawancara mendalam, peneliti melakukan wawancara bertahap pada partisipan dari yang paling sederhana sampai pada wawancara yang paling mendalam berturut-turut adalah siswa A, B, C, dan D. Dimana partisipan A,B, dan C adalah wawancara sebagai proses pengembangan kemampuan peneliti dalam wawancara, dan siswa D adalah sebagai data dalam penelitian ini. Wawancara sederhana dalam penelitian ini adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara masih kurang. Sedangkan, wawancara mendalam adalah wawancara dimana kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara sudah berkembang, sehingga peneliti dapat memperoleh data seperti yang diinginkan. Peneliti menemukan kemendalaman wawancara dari partisipan D dan kemendalaman wawancara ini tidak mungkin langsung didapatkan ke partisipan D. Dalam arti bahwa, kemampuan bertanya dalam wawancara ke