Tinjauan Pustaka KAJIAN PUSTAKA

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Remaja Masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa disebut remaja. Remaja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sudah bukan anak-anak, mulai dewasa, hampir cukup untuk memiliki pernikahan. Menurut Batubara 2010 masa remaja merupakan masa yang mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun secara psikologis pada seorang individu. Secara fisik, pada usia remaja akan mengalami pematangan pada fungsi-fungsi reproduksi, dan secara psikososial mulai memiliki ketertarikan pada lawan jenis. Menurut Monks 2009, tahap perkembangan masa remaja dibagi menjadi : 1 Masa remaja awal 12 – 15 tahun 2 Masa remaja tengah 15 – 18 tahun 3 Masa remaja akhir 18 – 21 tahun. Menurut WHO, remaja adalah individu berusia 10 – 19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja ialah penduduk dengan usia 10 – 18 tahun, sedangkan remaja ialah penduduk dengan usia 10 – 24 tahun menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana atau BKKBN 2010 dan belum menikah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Penelitian ini menggunakan sampel pelajar SMA yang berusai kisaran 17-19 tahun yang tergolong masa remaja tengah hingga akhir. Masa remaja terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan pada wanita ditandai dengan mulainya menstruasi dan membesarnya buah dada. Pada laki-laki perubahan yang terjadi ialah perubahan suara, otot yang membesar, dan mengalami mimpi basah. Hal ini yang menyebabkan remaja dianggap sebagai masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa karena terjadi proses pamatangan termasuk pada sistem reproduksinya Istiany dan Rusianti, 2013. Perkembangan tiap-tiap remaja dalam mengalami pubertas dapat berbeda antar individu. Hal yang dapat mempengaruhi adalah asupan gizi. Masa remaja adalah masa dimana individu mulai mencari jati diri dan mengubah konsep diri, yang apabila mereka tidak dibimbing dan diarahkan dengan baik dapat muncul masalah. Termasuk didalamnya adalah kebiasaan makan yang tidak sehat dapat berdampat pada kesehatan remaja itu sendiri. Kebiasaan makan yang tidak tepat akan berdampak pada masalah gizi remaja. Masalah gizi yang sering dialami remaja diantaranya gizi berlebih atau kekurangan gizi. 2. Gaya Hidup dan Pola konsumsi Gaya hidup seseorang mencerminkan interaksinya dengan lingkungan sekitarnya Kotler, 2006. Gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku konsumsi seperti kegiatan untuk mendapatkan dan memanfaatkan barang atau jasa. Gaya hidup menunjukkan selera, 8 minat, dan ketertarikan pada hal-hal tertentu. Salah satu gaya hidup yang berkembang saat ini dikenal dengan gaya hidup hedonis yaitu gaya hidup yang merujuk pada mencari kesenangan, seperti kebiasaan berkumpul di tempat ramai dan menghabiskan waktu luang di luar rumah Chaney, 2004. Salah satu gaya hidup dengan kebiasaan berkumpul dikenal dengan sebutan nongkrong. Nongkrong merupakan kata resapan dari tongkrong yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai keadaan bersantai, duduk santai tanpa melakukan kegiatan bekerja. Nongkrong dapat dilakukan dimana saja, seperti di kafe, tempat makan, dan tempat berkumpul lainnya. Gaya hidup yang praktis di perkotaan memungkinkan masyarakat mendapatkan makanan yang lebih cepat dan instan. Ini mempengaruhi pola konsumsi yang kurang baik karena tanpa mempertimbangkan prinsip menu seimbang dan sehat Kristianti, dkk. 2009. Pola konsumsi merupakan suatu perilaku konsumsi yang telah dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan yang apabila ingin diubah membutuhkan waktu. Pola konsumsi adalah gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari. 3. Makanan Cepat Saji Fast Food Makanan cepat saji atau yang dikenal dengan fast food merupakan makanan yang memiliki kandungan serat yang rendah tetapi memiliki 9 kandungan lemak dan kalori yang tinggi Virgianto dan Purwaningsih, 2006. Fast food merupakan makanan yang dapat disajikan dengan cepat setelah pemesanan. Fast food adalah makanan atau minuman yang mudah atau cepat disajikan, praktis, dan pengolahannya sederhana. Contoh fast food yaitu Kentucky Fried Chicken, California fried chicken, burger, Pizza, Dunkin Donuts, pecel, gado-gado, dan masih banyak lainnya. Fast food berbeda dengan junk food, junk food merupakan makanan dengan kandungan nutrisi yang terbatas dan mengutamakan cita rasa Heryanti, 2009. Selain jumlah kalori yang tinggi, dalam tiap konsumsi fast food kandungan lemak, gula, dan garam juga tinggi sedangkan rendah serat, vitamin, kalsium, dan folat. Konsumsi fast food yang tidak terkendali akan menyebabkan gizi berlebih yang berujung pada obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan dari berat badan normal atau ideal yang dapat dihitung dengan standar IMT Indeks Masa Tubuh. Obesitas muncul akibat dari konsumsi kalori berlebih dari kebutuhan tubuh sebagai sumber energi yang disimpan dalam bentuk lemak. Obesitas dapat memicu risiko penyakit lain seperti diabetes melitus, jantung koroner, hipertensi, stroke, kanker, dan gangguan ginjal Cahyono, 2012. Rumus IMT: � � � � ℎ = � �� �� ��� 2 10 Selanjutnya IMT digunakan untuk menentukan status gizi seseorang apakah kategori obesitas apa tidak. Klasifikasi status gizi ditunjukkan pada Tabel 2.1. sebagai berikut: Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut WHO Indeks Massa Tubuh Kategori 18,50 Gizi kurang kurus 18,50 – 24,99 Normal 25,00 – 29,99 Overweight gemuk ≥ 30 Obesitas Contoh menentukan status gizi pada responden. Diketahui berat badan responden sebesar 42 kg dan tinggi badan sebesasr 151 m. Maka perhitungan dengan rumus IMT sebagai berikut: ��� = �� , 2 = 8,8 �� 2 Berdasarkan hasil perhitungan nilai IMT responden tersebut adalah 18,81 maka responden termasuk kategori normal. Pada Tabel 2.2. menggambarkan kisaran jumlah kalori pada beberapa makanan cepat saji fast food secara umum: Tabel 2.2. Gambaran Jumlah Kalori pada Beberapa Fast Food No. Macam Fast food Jumlah Kalori 1 Pizza 483 Kkal100 g 2 Hamburger 267 Kkal100 g 3 Fried Chicken 298 Kkal100 gr 4 Kentang Goreng 220 kalori 5 Nugget 250 kalori6 potong 6 Donut 210 kKal potong Sumber : Muliany, 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 4. Kadar Gula Darah Kadar gula darah adalah kandungan glukosa dalam darah. Glukosa merupakan karbohidrat yang dipecah oleh tubuh melalui proses pencernaan yang disimpan dalam bentuk glikogen dan berfungsi sebagai sumber energi dalam bentuk ATP Adenosin trifosfat. Karbohidrat yang dipecah menjadi glukosa merupakan karbohidrat kompleks Nix, 2005. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin dan glukagon. Fungsi hormon insulin dan glukagon ialah menjaga kadar gula darah dalam batas normal, yang menurut WHO berkisar 70 – 120 mgdL saat puasa dan 180 mgdL setelah makan. Hormon insulin dihasilkan oleh sel beta pada pankreas sedangkan glukagon oleh sel alpha. Kedua hormon ini bekerja berlawanan Ganong, 2005. Glukagon berfungsi menjaga kadar glukosa darah saat berpuasa atau tidak mengonsumsi makanan dengan cara menaikkan kadar gula yang distimulasi dari hati melalui proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Pada saat kadar gula dalam darah tinggi maka pankreas akan menstimulus sel beta untuk menghasilkan hormon insulin agar glukosa diubah menjadi glikogen yang sebagian akan disimpan di hati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 Gambar 2.1. Mekanisme Kontrol Kadar Gula Darah Sumber: Bawono, 2008 Pada keadaan tertentu yaitu ketika pankreas tidak mampu menstimulus hormon untuk mengontrol kadar gula dalam darah terutama hormon insulin disebut resitensi insulin. Resistensi insulin ialah penurunan sensitivitas reseptor insulin untuk menyerap glukosa oleh jaringan target seperti otot atau terjadi intoleran glukosa Wu dan Garvey, 2010. Hal ini menyebabkan terjadi tumpukan glukosa dalam aliran darah yang dapat memicu penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa di dalam darah di luar batas normal.Untuk deteksi awal dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 diketahui dari hasil pengecekan kadar gula darah sewaktu tanpa puasa 200 mgdL yang disertai dengan keluhan banyak kencing, perasaan haus, dan penurunan berat badan. Dapat pula dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa munimal 8 jam dan 2 jam setelah makan. Apabila hasil kadar gula darah puasa 126 mgdL dan kadar puasa 2 jam setelah makan 200 mgdL, maka seseorang tersebut dapat didiagnosa menderita penyakit DM Cahyono, 2012. Tabel 2.3. Kriteria Pengendalian Kadar Gula Darah pada Penderita DM Pemeriksaan Baik Sedang Buruk Gula darah puasa mgdL 80 - 109 110 – 125 126 Gula darah 2 jam mgdL 110 - 144 145 - 179 180 Tabel 2.3. menjelaskan kriteria batas hasil pengecekan kadar gula darah yang bertujuan untuk pengendalian pada perita DM. Hipoglikemi merupakan keadaan kadar glukosa darah rendah, sedangkan hiperglikemi merupakan keadaan kadar glukosa yang tinggi. Diabetes melitus yang ditandai dengan penurunan fungsi hormon insulin dikenal dengan diabetes melitus tipe 2. Insulin sangat diperlukan oleh tubuh dikarenakan insulin merupakan kunci yang membuka pintu sel agar glukosa dapat masuk, oleh karena itu resisten insulin membuat insulin tidak peka atau jumlahnya tidak memadai akibatnya terjadi tumpukan glukosa yang berada dalam aliran darah. Insulin merupakan hormon anabolisme PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 untuk pembentukan atau sintesis jaringan. Selain menyebabkan kenaikan kadar gula darah, kurangnya produksi insulin menyebabkan terjadinya kenaikan kadar lemak trigliserida, kolesterol LDL. Hal ini menjelaskan bahwa obesitas dan diabetes melitus saling berkaitan Dewi, 2007. Gambar 2.2. Mekanisme pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Sumber: Dansinger, 2016 Pada Gambar 2.2. menjelaskan perbedaan antara mekanisme proses pengikatan glukosa oleh hormon insulin pada orang normal dengan orang yang menderita DM tipe-2. Pada orang yang sehat atau normal tiap insulin mengikat satu glukosa, yang kemudian akan dibawa menuju sel tubuh, sehinnga tidak terjadi penumpukan glukosa dalam aliran darah. Pada penderita DM tipe 2 terjadi penumpukan glukosa di dalam aliran darah yang diakibatkan oleh resisten insulin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Gambar 2.3. Kerja Hormon Insulin Sumber: Emmerman, 2016 Gambar 2.3. menjelaskan mekanisme kerja hormon insulin dapat aktif ketika insulin telah menempel pada reseptor insulin, yang kemudian dapat membuka GLUT4. GLUT4 merupakan protein yang berperan untuk mentransfer glukosa masuk ke dalam sel, sehingga tidak terjadi penumpukan glukosa dalam aliran darah. Beberapa cara agar dapat menjaga kestabilan gula dalam darah antara lain yaitu: 1. Kontrol makanan, seperti kurangi konsumsi kalori berlebih. Konsumsi kalori sesuai dengan kebutuhan berat badan ideal. Hindari makanan yang tinggi lemak dan gula. 2. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah yang kaya serat, buah dan sayuran memiliki kalori rendah namun dapat mengenyangkan. 3. Melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga. Olahraga dapat menurunkan kadar gula darah karena terjadi pembakaran glukosa 16 dan peningkatan kadar insulin. Selain itu, aktivitas fisik dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan lemak baik HDL. 4. Melakukan pengecekan kesehatan di laboratorium guna memantau kesehatan Cahyono, 2012.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Di SMA Santo Thomas 1 Medan

4 62 87

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA KEPOLISIAN Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GULA DARAH POSTPRANDIAL PADA ANGGOTA KEPOLISIAN Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Postprandial Pada Anggota Kepolisian Resor Karanganyar.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA USIA, INDEKS MASSA TUBUH DAN TEKANAN DARAH DENGAN KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DI DESA BATURAN Hubungan Antara Usia, Indeks Massa Tubuh Dan Tekanan Darah Dengan Kadar Gula Darah Pada Lansia Di Desa Baturan Kecamatan Colomadu.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH ( IMT ) DAN LINGKAR LENGAN ATAS ( LILA ) DENGAN KADAR GULA DARAH DAN KOLESTEROL Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan Kadar Gula Darah Dan Kolesterol Pada Wanita Usia Subur (WUS

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH ( IMT ) DAN LINGKAR LENGAN ATAS ( LILA ) DENGAN KADAR GULA DARAH DAN KOLESTEROL Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Lengan Atas (LILA) Dengan Kadar Gula Darah Dan Kolesterol Pada Wanita Usia Subur (WUS

0 1 11

Pengaruh variasi konsumsi pangan terhadap status gizi pelajar kelas XI SMA Pangudi Luhur dan SMAN 8 Yogyakarta.

4 10 113

Pengaruh pola konsumsi makanan cepat saji terhadap kadar kolesterol siswa kelas XI SMA Negeri 8 dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 5 137

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 2 61

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 73