16
dan peningkatan kadar insulin. Selain itu, aktivitas fisik dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan lemak baik
HDL. 4.
Melakukan pengecekan kesehatan di laboratorium guna memantau kesehatan Cahyono, 2012.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kristianti, dkk 2009 tentang hubungan pengetahuan gizi
dan frekuensi konsumsi fast food dengan status gizi siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapati tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi dengan satus gizi p = 0,228, p0,05 dan tidak ada hubungan antara konsumsi fast food dengan status gizi p = 0,116, p0,05 . Penelitian
yang dilakukan oleh Oktaviani 2012 mengenai hubungan kebiasaan konsumsi fast food, aktivitas fisik, pola konsumsi, karakteristik remaja dan orang tua
dengan ondeks massa tubuh IMT studi kasus pada siswa SMA N Semarang tahun 2012. Diketahui hasil penelitian yaitu pada subyek laki-laki sebanyak
37,3 memiliki kadar gula normal dan 9,8 memiliki kadar gula darah rendah, sedangkan pada subyek perempuan sebanyak 45,1 memiliki kadar gula darah
normal dan sebanyak 7,8 memiliki kadar gula darah rendah. Persamaan penelitian ini ialah melakukan pengecekan kadar gula darah
sewaktu untuk melihat risiko diabetes melitus pada subyek yang dipengaruhi oleh perubahan pola hidup yaitu gaya hidup tidak sehat. Perbedaanya yaitu
17
lokasi penelitian, usia subyek, dan aspek yang ingin diketahui kaitannya. Untuk lokasi yang dilakukan oleh penelitian oleh Anshari di Padang dan oleh
Adriansyah di Manado, dan untuk subyek keduanya memilih mahasiswa.
C. Kerangka Berpikir
Akibat perkembangan era modern terjadi pergeseran pola hidup akibat gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat terlihat dari maraknya perilaku
nongkrong yang dilakukan masyarakat perkotaan. Perilaku nongkrong banyak dilakukan oleh individu dengan usia produktif seperti pelajar dan pekerja.
Nongkrong sering dilakukan di tempat makan atau kafe-kafe yang umumnya menawarkan makanan cepat saji fast food.
Kebiasaan konsumsi fast food yang tidak terkontrol dan tidak diimbangi dengan mempertimbangkan konsumsi menu seimbang akan berakibat pada gizi
berlebih. Gizi berlebih akan berdampak tidak baik bagi kesehatan karena dapat memicu berbagai penyakit, salah satunya risiko diabetes melitus. Untuk
mengetahui adanya gizi berlebih maka perlu dilakukan pengecekan satus gizi yang dapat dilihat dari hasil pengecekan indeks massa tubuh. Status gizi adalah
suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Untuk melihat risiko diabetes melitus yang diakibatkan oleh gaya hidup tidak sehat maka perlu dilakukan pengecekan lebih awal dengan cara mengukur
kadar gula dalam darah. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan glucose blood test. Dari hasil pengecekan inilah dapat dijadikan dasar untuk
18
dilakukannya pencegahan risiko lebih dini remaja dari bahaya penyakit, salah satunya diabetes melitus.
Kerangka berpikir dari penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis