1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus DM merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh penurunan fungsi pankreas dalam memproduksi hormon insulin atau kondisi tubuh
yang tidak mampu menggunakan insulin secara efektif. Diabetes ini dikenal dengan diabetes tipe 2 karena tubuh resisten terhadap hormon insulin. Hormon insulin
merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel β pankreas yang berguna tubuh untuk mengatur glukosa darah dalam tubuh Manaf, 2006. Hormon ini berperan dalam
proses glycogenesis. Glycogenesis merupakan proses kerja hormon insulin mengubah glukosa menjadi glikogen. Kadar insulin akan meningkat hingga mampu
menurunkan kadar glukosa darah ke tingkat yang normal. Resistensi insulin adalah keadaan terjadinya gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin, akibatnya
untuk menurunkan kadar glukosa dibutuhkan kadar insulin yang lebih banyak daripada yang seharusnya normal atau yang seharusnya disekresikan sesuai
dengan kadar glukosa darah dalam tubuh Merentek, 2006. Sebanyak 90 penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita
diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Sekitar 422 juta orang atau 8,5 dari penduduk dunia yang menderita diabetes melitus berusia
18 tahun Depkes, 2013. Data tersebut diperkirakan akan meningkat hingga sekitar 366 juta orang pada tahun 2030.
2
Diabetes menjadi salah satu penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia yaitu dengan persentase 6,7 . Menurut Infodatin 2014, data dari Riskesdas
terjadi peningkatan prevalensi penderita diabetes melitus dari 5,7 pada tahun 2007 menjadi 6,9 pada tahun 2013 yaitu sekitar 9,1 juta penduduk Indonesia
menderita diabetes melitus. Data dari IDF 2016 memperkirakan sebanyak 10 juta penduduk Indonesia menderita diabetes melitus. Berdasarkan data dari Kemenkes
RI tahun 2014 di D.I. Yogyakarta, penyakit nomor 4 dalam sepuluh besar penyakit pada puskesmas di KabupatenKota di Provinsi Yogyakarta ialah diabetes melitus
dengan jumlah penderita sebanyak 72.207 orang dan penyebab kematian nomor 6 dengan jumlah kematian sebanyak 214 pada tahun 2014.
Adanya peningkatan prevelensi tersebut diakibatkan perubahan gaya hidup atau akibat konsumsi makanan tidak sehat. Perkembangan globalisasi telah
mempengaruhi pola makan menjadi buruk yaitu membuat orang-orang mengonsumsi makanan cepat saji yang memiliki kandungan kalori yang tinggi,
yang populer sebagai fast food ataupun junk food Ramani, dkk. 2012. Banyak bermunculannya gerai-gerai makanan cepat saji membuat konsumen mudah
membeli makanan cepat saji akibatnya tingkat konsumsi makanan cepat saji juga menjadi tinggi.
Gerai-gerai makanan ini selain menyajikan makanan cepat saji yang bervariasi, juga memberikan fasilitas menarik seperti akses internet gratis dan tempat yang
nyaman, serta harga menu yang ditawarkan terjangkau, sehingga produk dari gerai tersebut diminati oleh kalangan orang dewasa hingga remaja. Kebiasaan nongkrong
di tempat makan menjadi suatu gaya hidup remaja Indonesia, begitu pula remaja di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Yogyakarta. Pola makan yang tidak sehat pada remaja dapat berdampak pada masalah gizi. Masalah gizi yang dialami remaja umumnya seperti kelebihan berat
badanobesitas atau kekurangan zat gizi. Usia remaja memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk masa pertumbuhannya terutama memasuki pubertas dimana
banyak pematangan pada sistem biologis remaja termasuk sistem reproduksi. Gaya hidup seperti kebiasaan nongkrong menyebabkan remaja mengonsumsi
kalori berlebih yang dapat menyebabkan gizi berlebih atau obesitas. Obesitas merupakan faktor pemicu munculnya penyakit seperti diabetes melitus. Obesitas
yang dialami oleh remaja dapat diketahui melalui status gizinya yaitu dengan menghitung indeks massa tubuh IMT.
+Melihat adanya fakta ditemukannya penderita diabetes melitus pada usia remaja, tren gaya hidup kekinian seperti perilaku nongkrong yang meningkatkan
pola konsumsi fast food, maka perlu dilakukan surveI di kalangan remaja. Penelitian yang dilakukan bermaksud untuk melihat kaitan antara perilaku
nongkrong, pola konsumsi fast food, status gizi remaja IMT terhadap kadar gula darah sewaktu pada siswa SMA di Yogyakarta. Hal ini bertujuan agar dapat
dilakukan pencegahan dan penanggulangan dini terhadap risiko penyakit diabetes melitus.
B. Rumusan Masalah