Tabel 10 Deskripsi Self-Esteem Responden
N Rerata Empiris  Rerata Teoretis
Std. Deviation 181
56,2 3,5
1,181
C.  ANALISIS DATA 1.  Uji Asumsi
a.  Uji Normalitas Penelitian  ini  menggunakan  uji  normalitas  Kolmogorov-Smirnov
karena jumlah sampel 50. Uji normalitas dilakukan pada data presentasi diri  seksual  online,  contingent  self-esteem,  dan  self-esteem.  Asumsi
normalitas  data  terpenuhi  jika  hasil  uji  normalitas  menunjukkan  tidak signifikan atau p0.05.
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df Sig.
Presentasi diri seksual online 0,339
181 0,000
Contingent Self-Esteem 0,060
181 0,200
Self-Esteem 0,346
181 0,000
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, hanya data contingent  self-esteem  yang  memenuhi  uji  normalitas.  Dengan  demikian,
asumsi normalitas data pada penelitian ini tidak terpenuhi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.  Linearitas Asumsi linearitas terpenuhi jika diperoleh hasil yang signifikan atau
p0,05.  Berdasarkan  hasil  uji  linearitas  pada  SPSS  21,  didapatkan  hasil sebagai berikut.
Tabel 12 Hasil Uji Linearitas antara Presentasi Diri Seksual Online,  Contingent
Self-Esteem, dan Self-Esteem
Tes for Liniearity Presentasi Diri Seksual Online
F Sig.
Contingent Self-Esteem 9,641
0,002 Self-Esteem
1,391 0,240
Berdasarkan hasil uji linearitas antara tingkat presentasi diri seksual online dan contingent self-esteem, diperoleh hasil yang signifikan p=0,002
dengan  nilai  F=9,641  sehingga  asumsi  linearitas  terpenuhi.  Dengan  kata lain,  terdapat  hubungan  yang  bersifat  linier  antara  presentasi  diri  seksual
online dan contingent self-esteem. Di sisi lain, hasil uji linearitas antara presentasi diri seksual online
dan self-esteem tidak terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari besar nilai p=0,240 atau p0,05. Dengan demikian, hubungan antara presentasi diri seksual dan
self-esteem  tidak  bersifat  linear.  Penurunan  atau  peningkatan  pada  self- esteem  tidak  selalu  diikuti  dengan  penurunan  atau  peningkatan  pada
presentasi diri seksual online, atau sebaliknya. Berdasarkan hasil ini maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teknik  korelasi  antara  presentasi  diri  seksual  online  dan  self-esteem  tidak dapat dilanjutkan.
2.  Uji Hipotesis
Peneliti  menggunakan  teknik  statistik  non-parametrik  karena  data presentasi diri seksual online dan self-esteem yang terkumpul pada penelitian
ini  tidak  berdistribusi  normal.  Teknik  korelasi  untuk  statistik  non-parametrik adalah uji
Spearman’s Rho.
Tabel 13 Uji
Spearman’s Rho Presentasi Diri Seksual Online dan Contingent Self- Esteem
Contingent self-esteem
Presentasi diri seksual online
Spearman’s rho
Contingent self-esteem
Correlation coefficient
1.000 0,218
Sig. 2-tailed 0.003
N 181
Presentasi  diri seksual online
Correlation coefficient
0,218 1.000
Sig. 2-tailed 0,003
N 181
181
Terdapat  hubungan  antara  dua  variabel  yang  signifikan  apabila  uji korelasi  menunjukkan  hasil  yang  signifikan  atau  p0,05.  Berdasarkan  hasil
analisis korelasi yang dilakukan didapatkan p=0,003 atau p0,05. Selanjutnya didapatkan  koefisien  korelasi  sebesar  0,218  yang  tergolong  rendah  Pallant,
2001.  Dengan  demikian,  terdapat  hubungan  yang  lemah  dan  positif  antara presentasi diri seksual online dan contingent self-esteem. Dengan kata lain, jika
salah satu variabel meningkat maka akan diikuti oleh peningkatan variabel yang lainnya, dan sebaliknya.
D.  PEMBAHASAN 1.  Hasil Penelitian
Sejauh  ini  belum  ada  penelitian  di  Indonesia  yang  secara  khusus meneliti  tentang  perilaku  presentasi  diri  seksual  online.  Berdasarkan  analisis
deskriptif, bentuk presentasi diri online yang banyak dilakukan oleh responden adalah dengan memperlihatkan bentuk tubuh yang seksi. Selain itu, responden
yang pernah melakukan presentasi diri seksual rata-rata berumur 20 tahun dan didominasi oleh perempuan.
Tujuan  utama  dilakukannya  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui apakah pendekatan contingent self-esteem memiliki keterkaitan yang lebih baik
dengan tingkat perilaku presentasi diri seksual online. Hal ini dilakukan dengan menguji ada tidaknya hubungan yang signifikan antara presentasi diri seksual
online dan contingent self-esteem. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan yang lemah dan
positif antara presentasi diri seksual online dan contingent self-esteem r=0,218, p=0,003.  Dengan  kata  lain,  peningkatan  pada  salah  satu  variabel  juga  akan
diikuti oleh peningkatan pada variabel lainnya, atau sebaliknya. Dalam konteks penelitian  ini  terdapat  beberapa  kemungkinan.  Semakin  tinggi  tingkat
contingent  self-esteem  maka  akan  semakin  tinggi  pula  tingkat  presentasi  diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seksual online, dan sebaliknya, semakin rendah tingkat contingent self-esteem, semakin  rendah  pula  tingkat  presentasi  diri  seksual  online.  Kemungkinan
lainnya adalah semakin tinggi tingkat presentasi diri seksual online maka akan semakin tinggi pula tingkat contingent self-esteem. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat  presentasi  diri  seksual  online,  maka  semakin  rendah  pula  tingkat contingent sefl-esteem.
Berdasarkan  review  literatur  yang  dilakukan  oleh  peneliti,  belum  ada penelitian  sebelumnya  yang  meneliti  tentang  hubungan  antara  presentasi  diri
seksual online dan contingent self-esteem. Contingent self-esteem merujuk pada self-esteem seseorang yang bergantung pada pencapaian standar atau ekspektasi
yang  berasal  dari  luar  diri  individu  tersebut  Deci    Ryan,  1995.  Perilaku individu  yang  self-esteem-nya  cenderung  kontingen  merupakan  upaya  untuk
mencapai  standar  dan  ekspektasi  dari  luar  yang  diberikan  padanya.  Hal  ini bermuara pada penerimaan dari orang lain yang kemudian membuat individu
tersebut  merasa  berharga.  Peneliti  menduga  bahwa  adanya  hubungan  yang signifikan dalam penelitian terjadi karena konsep contingent self-esteem yang
sejalan  dengan  temuan-temuan  sebelumnya  tentang  presentasi  diri  seksual online.
Salah satu  karakteristik  perilaku remaja di  situs  jejaring sosial adalah interaksi dengan teman sebaya. Oleh karena itu, perilaku online remaja di situs
jejaring sosialnya banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya Subrahmanyam Smahel,  2010.  Penelitian  sebelumnya  menemukan  bahwa  salah  satu