Pengukuran self-esteem menggunakan skala self-esteem yang dipersingkat, yaitu Single-Item Self-Esteem. Peneliti menggunakan skala yang singkat karena
alasan kepraktisan. Hal ini menyangkut banyaknya skala yang perlu diisi responden dalam survei online sehingga peneliti berusaha mengurangi kemungkinan
demotivasi yang mungkin dialami responden saat mengisi survei. Selanjutnya, skala tersebut kemudian dibuat secara online. Survei online
dibuat menggunakan surveymonkey.com dan link survei tersebut disebarluaskan melalui situs jejaring sosial yang dimiliki oleh peneliti. Sistem yang terdapat pada
surveymonkey.com memungkinkan peneliti untuk menyeleksi responden sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Bagi responden yang sesuai dengan kriteria
dan mengisi skala hingga penuh akan diberi reward berupa pulsa sebesar 5.000 rupiah. Peneliti sempat mengalami kesulitan dalam mendapatkan responden
penelitian, sehingga reward pulsa dinaikkan menjadi 10.000 rupiah.
F. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei dapat berisi kumpulan pertanyaan atau pernyataan yang telah disusun
sedemikian rupa dan diberikan kepada sekelompok individu untuk mengukur sikap, keyakinan, nilai, atau kecenderungan perilaku Denis Cramer, 2011. Metode
survei dalam penelitian ini menggunakan electronic surveying, yaitu survei yang dirancang dalam bentuk online.
Survei dalam penelitian ini berisi beberapa skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Sexy Online Self-Presentation SOSP, skala
Contingent Self-Esteem CSE, dan skala Single-Item Self-Esteem SISE.
1. Skala Sexy Online Self-Presentation SOSP
Skala presentasi diri seksual online pertama kali dibuat oleh Vandenbosch dan kawan-kawan 2015. Skala ini terdiri atas 5 aitem berupa
karakteristik presentasi diri seksual online. Peneliti memodifikasi skala ini berdasarkan hasil angket terbuka tentang definisi presentasi diri seksual online.
Berikut tersaji perbandingan antara skala milik Vandenbosch dan kawan-kawan 2015 dengan data hasil angket terbuka yang disebarkan oleh peneliti.
Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat dilihat bahwa hasil yang ditemukan peneliti cenderung lebih spesifik, sedangkan skala yang sudah ada
cenderung lebih singkat. Selain itu, responden pada angket terbuka yang disebarkan adalah remaja di Indonesia sehingga lebih sesuai dengan konteks di
Indonesia. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti memutuskan untuk menyesuaikan skala yang ada dengan hasil yang ditemukan
oleh peneliti.
Tabel 1 Skala dan Hasil Angket Terbuka
Aitem Skala Vandenbosch et al., 2015
Hasil Angket Terbuka
Berpakaian seksi. Berpakaian seksi, minim, atau
terbuka. Pose tubuh yang seksi.
Berpose atau bergaya seksi, sensual, atau terkesan hot.
Tatapan mata yang seksi. Memperlihatkan bentuk tubuh yang
seksi. Penampilan yang seksi.
Tatapan mata yang seksi atau menggoda.
Dandanan misalnya riasan atau gaya rambut yang seksi.
Ekspresi wajah yang seksi, menggoda, atau menarik perhatian.
Terdapat tujuh aitem pada skala ini. Enam aitem pertama skala
menanyakan apakah seseorang pernah melakukan selfie dengan nuansa seksi dengan karakteristik-karakteristik tertentu. Pilihan respon pada masing-masing
aitem berupa 5 poin skala Likert, yaitu Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang, Sering, dan Sangat Sering. Pada aitem terakhir menanyakan apakah seseorang
pernah mengunggah foto selfie bernuansa seksi tersebut ke situs jejaring sosial. Pada aitem ini terdapat 3 pilihan respon, yaitu 1 pernah mengupload, 2 tidak
pernah mengupload, dan 3 saya tidak pernah berfoto selfie bernuansa seksi. Responden tergolong individu yang pernah melakukan presentasi diri
seksual online jika dirinya pernah mengunggah foto seksi bernuansa seksual tersebut ke jejaring sosial. Sebaliknya, jika individu tidak pernah mengunggah
foto seksi tersebut meskipun pernah berfoto dengan nuansa seksual, maka individu tersebut tergolong tidak pernah melakukan presentasi diri seksual
online sehingga mendapatkan skor 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI