audiensnya. Audiens utama remaja pada situs jejaring sosialnya adalah teman sebayanya. Penelitian terdahulu menemukan bahwa teman sebaya, termasuk
pasangan, memiliki peran yang penting dalam presentasi diri seksual online Baumgartner et al., 2015; Cooper et al., 2016. Peranan teman sebaya berasal dari
tekanan yang bersumber dari teman sebaya peer pressure dan norma teman sebaya peer norms. Kedua hal tersebut terbukti mendorong seseorang melakukan
presentasi diri seksual online. Dengan demikian, seseorang merasa perlu untuk melakukan presentasi diri seksual online karena adanya tekanan dari teman sebaya
untuk melakukan hal tersebut. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa norma subjektif merupakan
prediktor terkuat dari intensi untuk melakukan presentasi diri seksual online Walrave et al., 2013; Walrave, et al., 2015. Artinya, keinginan untuk melakukan
presentasi diri seksual online muncul karena adanya ekspektasi-ekspektasi orang lain agar individu melakukan presentasi diri seksual online.
Melihat peran dari eksplorasi seksual, tekanan, dan norma yang teman sebaya yang penting, serta norma subjektif yang ditemukan sebagai prediktor,
peneliti menduga bahwa contingent self-esteem juga berkaitan dengan perilaku presentasi diri seksual online. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa
perilaku presentasi diri seksual online didorong oleh keinginan untuk memenuhi standar, ekspektasi, atau harapan orang lain teman sebaya atau pasangan yang
diberikan padanya sehingga individu dapat mengalami penerimaan dan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok belongingness Baumgartner et al., 2015;
Cooper et al., 2016. Hal ini sejalan dengan konsep contingent self-esteem yang juga mensyaratkan penerimaan dari orang lain agar individu merasa dirinya
berharga. Dengan demikian, konsep contingent self-esteem juga dapat menjelaskan perilaku presentasi diri seksual online. Secara spesifik, peneliti berasumsi bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara presentasi diri seksual online dan contingent self-esteem.
G. SKEMA DINAMIKA VARIABEL Skema 1. Temuan penelitian sebelumnya
REMAJA
Mencapai standar sexual
attractiveness dalam eksplorasi seksual
Mendapatkan penerimaan
teman sebaya
Norma subjektif Tekanan teman
sebaya Norma teman
sebaya PRESENTASI DIRI SEKSUAL
ONLINE Memenuhi standar,
harapanekspektasi yang diberikan
padanya untuk mendapatkan
penerimaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 2. Dinamika antarvariabel
CONTINGENT SELF-ESTEEM
Perilaku bertujuan untuk memenuhi
standar, harapan atau ekspektasi
yang diberikan padanya.
Perilaku didorong oleh motivasi
ekstrinsik Penerimaan sosial
adalah hal yang penting bagi
individu.
Harga diri didapatkan dari
penerimaan. PRESENTASI DIRI
SEKSUAL ONLINE Memenuhi standar,
harapanekspektasi sexual
attractiveness yang diberikan padanya
untuk mendapatkan penerimaan, baik
dari teman sebaya maupun pasangan
REMAJA 1. Berpakaian seksi,
minim, atau terbuka
2. Berpose atau bergaya seksi,
sensual, atau terkesan hot
3. Memperlihatkan bentuk tubuh yang
seksi 4. Tatapan mata yang
seksi atau menggoda
5. Dandanan misalnya riasan
atau gaya rambut yang seksi
6. Ekspresi wajah yang seksi,
menggoda, atau menarik perhatian
G. HIPOTESIS
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara contingent self-esteem dengan
presentasi diri seksual online. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji sebuah
teori secara objektif dengan mengukur hubungan antarvariabel Denis Cramer, 2011. Variabel-variabel ini kemudian diukur menggunakan instrumen tertentu
sehingga diperoleh data-data yang dapat dianalisis dengan prosedur statistik yang sesuai. Prosedur statistik yang dianggap sesuai untuk penelitian ini adalah uji
korelasi. Tujuan dari teknik adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara dua variabel.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL
Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian, yaitu: 1. Variabel X
: Tingkat contingent self-esteem Tingkat self-esteem
2. Variabel Y : Tingkat presentasi diri seksual online
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Presentasi Diri Seksual Online Presentasi diri seksual online didefinisikan sebagai perilaku foto diri
berkonten seksual yang kemudian diunggah ke media sosial Baumgartner et al., 2015. Konten seksual dalam foto diri tersebut bisa ditampilkan secara
eksplisit, seperti foto telanjang atau hampir telanjang, maupun secara implisit, seperti pose tubuh seksi, pakaian yang seksi, ekspresi yang seksi Bobkowski,
Shafer, Ortiz, 2016. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Van Oosten dan Vandenbosch 2017 telah menemukan beberapa karakteristik foto diri
berkonten seksual. Karakteristik tersebut berupa pose tubuh yang seksi, berpakaian seksi, tatapan mata yang seksi, dan penampilan yang seksi.
Di sisi lain, Gomez dan Ayala 2014 menemukan bahwa definisi yang diungkapkan peneliti mengenai presentasi diri seksual online masih berbeda
beda. Hal ini ditambah dengan definisi yang masih tumpang tindih antara presentasi diri seksual online dan sexting. Oleh karena itu, peneliti melakukan
penelitian awalan mengenai definisi presentasi diri seksual online. Peneliti menyebar angket terbuka tentang definisi presentasi diri seksual online kepada
540 remaja dan mendapatkan hasil sebagai berikut. 1. Berpakaian seksi, minim, atau terbuka
2. Berpose atau bergaya seksi, sensual, atau terkesan hot 3. Memperlihatkan bentuk tubuh yang seksi
4. Tatapan mata yang seksi atau menggoda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI