B. DeskripsiBData 1.
SubyekBAyah
Dibawah ini adalah diskripsi subyek dari hasil pendataan peneliti : Nama
: NT nama inisial Tempat tanggal lahir
: Sleman, 28 Juli 1979 Asal
: Sleman, Yogyakarta Jenis Kelamin
: Laki-laki Usia
: 36 Tahun Agama
: Islam Pendidikan Formal Terakhir : SD
Pendidikan Informal : Panti Sosial Bina Netra
Pekerjaan : Tukang pijat
2. SubyekBIbu
Dibawah ini adalah diskripsi subyek dari hasil pendataan peneliti : Nama
: S nama inisial Tempat tanggal lahir
: KP, 26 Desember 1984 Asal
: Kulon Progo, Yogyakarta Jenis Kelamin
: Perempuan Usia
: 32 Tahun Agama
: Islam Pendidikan Formal Terakhir : -
Pendidikan Informal : Panti Sosial Bina Netra
Pekerjaan : Tukang pijat
3. SubyekBAnak
Dibawah ini adalah diskripsi subyek dari hasil pendataan peneliti : Nama
: SNA nama inisial Tempat tanggal lahir
: Sleman, 27 Maret 2005 Asal
: Sleman, Yogyakarta Jenis Kelamin
: Perempuan Usia
: 11 Tahun Agama
: Islam Pendidikan Formal Terakhir : TK
Pekerjaan : Siswi kelas 5 SD
4. SubyekBPendukungBSaudaraBSubyek
Dibawah ini adalah diskripsi subyek dari hasil pendataan peneliti : Nama
: AG nama inisial Tempat tanggal lahir
: Sleman, 6 Agustus 1983 Asal
: Sleman Jenis Kelamin
: Laki-laki Usia
: 33 Tahun Agama
: Islam Pendidikan formal Terakhir : SMP
Pekerjaan : Buruh Pabrik
B5.BLatarBBelakangBKeluarga
Keluarga NT adalah keluarga sederhana yang bertempat tinggal di Desa Gabahan, Padukuhan Warak, Kelurahan Mlati, Kecamatan Sleman,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Keluarga ini terdiri dari satu orang kepala keluarga, satu ibu rumah tangga dan, tiga orang anak. Bapak NT
sebagai kepala keluarga adalah seorang penyandang tunanetra begitupula dengan ibu S, dengan demikian bisa dikatakan keluarga tersebut adalah
keluarga tunanetra. Anak mereka yang sulungpun bisa dikatakan sebagai penyandang
low vision sebab mata sebelah kirinya sudah tidak berfungsi sedangkan penglihatan mata sebelah kanannya kurang optimal rabun. Dia masih
duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama kelas 2. Anak mereka yang kedua masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5, anak ini termasuk
memiliki penglihatan yang sehat dan normal, kemudian anak mereka yang bungsu masih berada diusia balita namun juga memiliki
kekurangan dalam penglihatannya akan tetapi sedang dalam masa pengobatan.
Menjalani profesi sebagai tukang pijit tunanetra adalah cara keluarga ini menggerakkan roda perekonomiannya, meskipun terlihat
seperti pekerjaan yang sepele namun melalui hal ini keluarga bapak NT dapat mensekolahkan anaknya dan melanjutkan pengobatan anaknya
yang bungsu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.BPerkembanganBJasmaniBdanBKesehatan
Awalnya bapak NT bukan penyandang tunanetra atau bisa dikatakan bukan cacat lahir, kebutaan matanya adalaha akibat dari gen yang
diturunkan oleh ayahnya yang juga mengalami hal yang serupa. Ayahnya yang seorang tunanetra akibat glukoma membawa bibit glukoma yang
bersarang didalam gen yang diturunkan langsung kepada bapak NT, namun berbeda dengan bapak NT ibu S adalah penyandang tunanetra dari
lahir, menurut kepercayaan orang kuno ada mitos kebutaannya diakibatkan karena ketika ibu dari ibu S ini mengandung dirinya ayah ibu S
menyembelih kambing tetapi secara tidak sengaja melukai mata kambing tersebut sehingga pengaruh tersebut turun kepada anaknya. Kemudian
keturunan dari bapak NT dan ibu S ada 3 orang anak pertama membawa bibit glukoma akibatnya matanyapun terserang penyakit tersebut, anak
yang kedua berpenglihatan normal, sedangkan anak ketika mereka juga membawa bibit tersebut akan tetapi sudah sedini mungkin diobati secara
rutin bahkan sudah sempat operasi satu kali.
C.BHasilBPenelitian 1. Perasaan B Orangtua B Penyandang B Tunanetra B Menerima B Kehadiran
Anak.
Seseorang yang telah berkeluarga tentu saja ingin mendapatkan keturunan, tidak terkecuali pada keluarga yang memiliki keterbatasan
dalam fisiknya, meskipun keluarga tersebut dikatakan tidak sempurna namun mereka siap menerima resiko apapun dalam keluarganya termasuk
menerima kehadiran anak di dalam rumah tangga mereka. Pada awalnya keluarga ini memiliki keragu-raguan dalam menerima kehadiran anak
dalam keluarga, namun karena dari hubungan suami istri maka keluarga ini harus menerima resiko memiliki seorang anak, sperti mendidik,
membesarkan, merawat, serta mengasuhnya. Seiring berjalannya waktu akhirnya keluarga ini merasakan kebahagiaan memiliki seorang anak yang
sehat secara fisik dan mental seperti anak-anak pada umumnya. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil wawancara terhadap subyek Ayah
A sebagai kepala keluarga : Suvyek A verpendapat vauwa tujuan dari adanya pernikauan
adalau untuk melanjutkan keturunan, seuingga yang suvyek rasakan adalau perasaan vauagia. Akan tetapi suvyek juga
merasakan perasaan lain yaitu perasaan vingung sevav suvyek menilik kemvali keadaannya saat ini. Pn.A.v2_00:32-01:10
Sejalan dengan pendapat yang di utarakan oleh subyek A, subyek B ibu pun memiliki perasaan yang sama dalam menerima kehadiran anak
dalam keluarganya, berikut hasil wawancaranya : Suvyek B verfikiran vauwa anak adalau rejeki yang diverikan
Tuuan, seuingga verapapun jumlau anak yang diverikan kepada suvyek akan diterima dengan senang uati dan dengan tulus ikulas
merawatnya. Pn.B.v3_14:00-14:12
Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga penyandang tunanetra juga merasakan kebahagiaan bahwa dia sudah
diberikan keturunan yang sehat secara fisik seperti anak-anak lain pada keluraga normal pada umumnya.
2. Cara BatauBStrategi BuntukBMengasuhBAnak BdalamBKeterbatasanBFisik