12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisikan mengenai kajian-kajian teori yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni tentang pola asuh parenting style. Teori-teori
yang dipaparkan dan dijabarkan merupakan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli sebelumnya, dan pada bab ini peneliti menggunakannya untuk pondasi
dasar untuk melandasi setiap gagasan dan argumen yang muncul dari peneliti selama
penelitian skripsi
ini berjalan
sampai jadi
dan dapat
dipertanggungjawabkan.
A. Hakikat Strategi Pengasuhan Orangtua
1. Pola asuh
Pola asuh pada dasarnya merupakan keseluruhan cara perlakuan orangtua yang diterapkan pada anak. Pengasuhan anak menunjuk pada
pendidikan umum yang diterapkan terhadap anak, berupa proses interaksi antara orangtua pengasuh dengan anak yang diasuh. Interaksi tersebut
mencakup perawatan seperti mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun sosialisasi yaitu mengajarkan
tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat Wahyuning, 2003 : 126.
Menurut Hurlock 1980 , pola pengasuhan orangtua disebutkan dengan teknik disiplin orangtua kepada anak. Disiplin merupakan cara
masyarakat mengajarkan kepada anak mengenai perilaku moral yang diterima kelompok. Tujuannya adalah menunjukkan kepada anak
perilaku mana yang baik dan yang buruk serta mendorongnya untuk berperilaku sesuai standar masyarakat Hurlock, 1999:82. Setiap
orangtua memiliki sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain dalam menghadapi anak-anak mereka. Sikap tersebut akan tergambar dalam
bentuk pola asuh yang diterapkan oleh orangtua. Bronfenbrenner dan Melvin Kohn dalam Ihromi, 2004:48 mengkategorikan pola
pengasuhan atau pola sosialisasi ke dalam dua bentuk, yakni pola asuh yang berorientasi pada ketaatan yang disebut dengan pola pengasuhan
cara represif repressive socialization, dan pola pengasuhan yang berorientasi pada dilakukannya partisipasi participatory socialization.
2. Tipe Pola Asuh
Pola asuh represif menitik beratkan pada hukuman terhadap perilaku yang salah, dan pola asuh partisipatori memberikan imbalan
untuk perilaku yang baik. Pola asuh represif berpusat pada orangtua karena anak harus memperhatikan keinginan orangtua, sedangkan pola
sosialisasi partisipatori lebih berpusat pada anak karena orangtua memperhatikan keinginan anak. Berbagai cara orangtua dalam
menerapkan pola asuh terhadap anak akan menghasilkan berbagai karakteristik perilaku anak.
Pola asuh dapat membentuk karakteristik perilaku anak karena interaksi yang dilakukan orang tua cenderung bersifat stabil dan dalam
jangka waktu yang lama.Pola asuh orangtua yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat
dirasakan oleh anak dari segi negatif maupun positif. Menurut Baumrind 1967 ada empat macam tipe pola asuh orangtua, antara lain pola asuh
demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh penelantar.
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.
Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga
bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga
memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-
ancaman. Misalnya kalau tidak mau makan tidak akan diberi uang saku. Orangtua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, dan
menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orangtua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak.
Orangtua tipe ini tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan
balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya. Pola asuh permisif atau pemanja biasanya meberikan pengawasan
yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali
disukai oleh anak. Pola asuh tipe penelantar. Orang tua tipe ini pada umumnya
memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka,
seperti bekerja, dan juga kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik
dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.
Pangaruh pola asuh orangtua pada pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak anak yang mandiri, dapat mengontrol
diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan koperatif terhadap
orang-orang lain. Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang,
suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang
impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial. Pola asuh
penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang moody, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, penghargaan diri self esteem yang rendah, sering bolos, dan bermasalah
dengan teman.
B. Hakekat Tunanetra