Pegawai Pajak Efisiensi Pengelolaan pajak

d. Membayar atau menyetor pajak yang terutang, baik pajak sendri maupun pajak pihak lain yang dipotongdipungut; e. Melaporkan pajak atau SPT tepat waktu; f. Menyelenggarakan pembukan atau pencatatan. 4. Hak Wajib Pajak Menurut Pandiangan 2014: 99 menyatakan bahwa sesuai ketentuan perpajakan hak Wajib Pajak, diantaranya: a. Memperoleh informasi dan pelayanan perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak DJP; b. Meminta kembali kelebihan pembayaran pajak restitusi; c. Mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali; d. Mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak; e. Mengajukan permohonan menunda pembayaran pajak; f. Mengajukan pengurangan angsuran pajak PPh Pasal 25; g. Mengajukan permohonan pemindahbukuan; h. Memperpanjang atau menunda penyampaian SPT Tahunan PPh; i. Mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal SKF.

C. Pegawai Pajak

Mardiasmo 2011: 188 menyatakan bahwa pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetaptenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau kententuan lain yang ditetapkan pemberi kerja. Dapat disimpulkan dari penjelasan sebelumnya pegawai pajak adalah orang pribadi yang bekerja di kantor pajak baik sebagai pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap yang mendapatkan imbalan berupa penghasilan dari kantor pajak yang bersangkutan.

D. Surat Pemberitahuan SPT

1. Pengertian SPT Mardiasmo 2011: 31 menyatakan bahwa SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan danatau pembayaran pajak, objek pajak, danatau bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. 2. Fungsi SPT Mardiasmo 2011: 31-32 menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi SPT, yaitu: a. Bagi Wajib Pajak Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: 1 Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri danatau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. 2 Penghasilan yang merupakan objek pajak danatau bukan objek pajak. 3 Harta dan kewajiban. 4 Pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. b. Bagi Pengusaha Kena Pajak PKP Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang untuk melaporkan tentang: 1 Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran 2 Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak danatau melalui pihak lain dalam satu Tahun Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan. 3. Jenis SPT Mardiasmo 2011: 34-35 menyatakan SPT dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. SPT Massa

Surat pemberitahuan yang digunakan untuk suatu Masa Pajak. Ada beberapa jenis pelaporan SPT Masa yaitu: SPT Masa Pajak Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai, dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

b. SPT Tahunan

Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. 4. Cara penyampaian SPT Pandiangan 2014: 195-196 menyatakan bahwa terdapat dua cara penyampaian SPT, yaitu: a. Secara Manual 1 Datang langsung ke KPP atau KP2KP Cara ini dilakukan dengan cara: Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak KPP atau ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP tempatnya terdaftar; mendatangi tempat penyampaian SPT di Tempat Pelayanan Terpadu TPT sebagai front office pelayanan perpajakan kepada masyarakat; apabila setelah diteliti terbukti SPT tersebut telah lengkap sesuai dengan ketentuan, maka petugas TPT akan memberikan Bukti Penerimaan Surat BPS kepada Wajib Pajak. 2 Melalui tempat khusus Dalam rangka peningkatan pelayanan perpajakan kepada masyarakat dan Wajib Pajak, KPP menyediakan tempat khusus di berbagai lokasi penerimaan SPT. Tempat khusus tersebut di anataranya melalui tempat khusus penerimaan SPT Tahunan yang dikenal dengan dropbox, pojok pajak, mobil pajak, dan lainnya yang umumnya disediakan di tempat-tempat keramaian atau tempat umum. Sama seperti penyampaian secara langsung, apabila SPT telah lengkap maka Wajib Pajak akan diberikan Bukti Penerimaan Surat BPS oleh KPP. 3 Melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir Cara lain yang dapat dimanfaatkan Wajib Pajak adalah dengan mengirim SPT yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas, serta ditandatangani melalui kantor pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir. Atas pengiriman SPT tersebut Wajib Pajak harus meminta bukti pengiriman surat yang ditunjukkan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Bukti pengiriman surat tersebut merupakan bukti resmi dalam penyampain SPT yang harus disimpan Wajib Pajak. b. Secara elektronik e-Filing Direktorat Jenderal Pajak juga memanfaatkan perkembangan teknologi informatika, sebagai salah satu cara penyampaian SPT. Dalam hal ini penyampaian dilakukan secara online atau dalam jaringan daring yang dikenal dengan e-Filing. Namun, untuk sementara ini belum semua SPT dapat menggunakannya yaitu masih terbatas formulir SPT Tahunan 1770S atau formulir SPT Tahunan 1770SS.

E. e-Filing

1. Pengertian e-Filing Direktorat Jendral Pajak 2012 menyatakan bahwa e-Filing adalah salah satu cara penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara online yang realtime melalui website Direktorat Jendral Pajak www.pajak.go.id atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Appliciation Service Provider ASP. 2. Tujuan e-Filing Pajakku.com 2009 menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan utama layanan pelaporan pajak dengan menggunakan e-Filing, yaitu: a. Membantu para Wajib Pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik via internet kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melakukannya dari rumah atau tempat kerja, sedangkan Wajib Pajak Badan dapat melakukannya dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini dapat membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan melaporkan SPT ke kantor pajak secara benar dan tepat waktu. b. Cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga akan memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT. c. Fasilitas e-Filing dapat membuat pelaporan menjadi mudah dan cepat, sehingga diharapakan jumlah Wajib Pajak dapat meningkat dan penerimaan Negara dapat tercapai. 3. Layanan fasilitas e-Filing Kabarpajak.com 2013 menyatakan bahwa terdapat beberapa layanan yang diberikan oleh DJP kepada wajib pajak melalui fasilitas e- Filing, yaitu:

a. Layanan permohonan e-FIN

Wajib Pajak harus melakukan proses permohonan untuk memperoleh e-FIN. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing.

b. Layanan pendaftaran pengguna e-Filing

Wajib Pajak diwajibkan untuk melakukan registrasi melalui situs e- Filing paling lama 30 tiga puluh hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.

c. Layanan permintaan kode verifikasi passcode

Setiap kali Wajib Pajak akan melakukan transaksi pengiriman SPT, maka Wajib Pajak harus mengisikan kode verifikasi yang akan dikirimkan oleh sistem e-Filing melalui e-mail milik Wajib Pajak.

d. Layanan pengisian SPT

Wajib Pajak melakukan perekaman data SPT melalui website sesuai dengan formulir SPT yang digunakan. Pada saat ini fasilitas e-Filing diberikan hanya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS.

e. Layanan pengiriman SPT

Wajib Pajak mengirimkan SPT secara elektronik dari e-Filing. Wajib Pajak yang data SPT-nya berhasil terkirim melalui e-Filing akan memperoleh Bukti Penerimaan Elektronik yang merupakan tanda terima penyampaian SPT Tahunan. 4. Jenis-jenis e-Filing Direktorat Jendral Pajak 2012 menyatakan bahwa terdapat dua jenis SPT yang diterapkan dalam e-Filing, yaitu: a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S. Digunakan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha danatau pekerjaan bebas. Contohnya karyawan, Pegawai Negeri Sipil PNS, Tentara Nasional Indonesia TNI, Kepolisian Republik Indonesia POLRI, serta pejabat Negara lainnya, yang memiliki penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor pembicarapengajarpelatih dan sebagainya. b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS. Formulir ini digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha danatau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 setahun pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja. 5. Alat kelengkapan e-Filing Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 47PJ2008 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Secara Elektronik e- Filing Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP, terdapat beberapa alat kelengkapan e-Filing, yaitu: a. e-SPT adalah data SPT wajib pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

b. Application Service Provider ASP

adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik ke DJP. Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menjadi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP ialah sebagai berikut: 1 Berbentuk badan. 2 Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi. 3 Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. 4 Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak. c. Electronic Filing Identification Number e-FIN adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing. d. Digital Certificate DC adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan penyelenggara sertifikasi elektronik. 6. Prosedur penggunaan e-Filing Direktorat Jendral Pajak 2012 menyatakan untuk dapat menggunakan e-Filing, dapat melalui tiga tahapan utama. Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Sedangkan tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT. Ketiga tahapan tersebut meliputi: a. Mengajukan permohonan e-FIN ke kantor pelayanan pajak terdekat yang merupakan nomor identitas Wajib Pajak bagi pengguna e-Filing. Karena hanya sekali digunakan, Wajib Pajak hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan mendapatkan e-FIN tersebut. b. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing di situs DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN. c. Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Filing melalui situs DJP melalui empat langkah prosedural saja, yaitu: 1 Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di situs DJP; 2 Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui e-mail atau SMS; 3 Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi; dan 4 Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan diberikan kepada Wajib Pajak melalui e-mail. 7. Kelebihan penggunaan e-Filing Direktorat Jendral Pajak 2013 menyatakan bahwa penggunaan e- Filing memiliki beberapa keunggulan bagi Wajib Pajak, yaitu: a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu 24h 7d dan dapat dilakukan di mana saja sepanjang terhubung dengan internet; b. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT. Alias tidak perlu membayar untuk layanan pengiriman SPT melalui website ini; c. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer; d. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard; e. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT; dan f. Dokumen pelengkap seperti: Fotokopi Formulir 1721 A1A2 atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, Perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta danatau Mempunyai NPWP Sendiri, Fotokopi Bukti Pembayaran Zakat tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak KPP melalui Account Representative AR.

F. Efisiensi

Departemen Pendidikan Nasional 2008: 352 menyatakan bahwa efisiensi adalah: 1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya. 2. Mempu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna, sangkil. Nicholson 2002: 427 menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan output dengan mengorbankan input yang minimal. Suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan kegiatan telah mencapai sasaran output dengan pengorbanan input terendah, sehingga efisiensi dapat diartikan sebagai tidak adanya pemborosan. Kbbi.web.id menyatakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara usaha, kerja atau kemampuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya. Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan efisiensi adalah kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan tepat, tanpa harus membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.

G. Pengelolaan pajak

Kbbi.web.id menyatakan bahwa pengelolaan adalah suatu proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Pajakku.com 2009 menyatakan bahwa pengelolaan pajak merupakan serangkaian kegiatan administrasi perpajakan yang meliputi penerimaan formulir SPT, pendataan, distribusi dan pengarsipan formulir SPT. Pandiangan 2014: 48 menyatakan bahwa kelola pajak adalah pengelolaan pajak yang dilakukan dengan baik, benar, efektif, dan efisien mulai dari perencanaan, implementasi, pengendalian, serta evaluasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Perkembangan teknologi yang pesat telah mempengaruhi pengelolaan administrasi, baik itu administrasi pemerintahan maupun administrasi bisnis. Perpajakan Indonesia juga mengakomodir sistem dan teknologi informasi dalam pengelolaan perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal Pajak DJP maupun untuk Wajib Pajak. Pandiangan 2014: 49 menyatakan bahwa reformasi pengelolaan perpajakan dengan menggunakan sistem dan teknologi informasi dapat di lihat diberbagai pelaksanaan kewajiban perpajakan, diantaranya: 1. Pendaftaran diri sudah dapat dilakukan secara online melaui sistem e- Registration, sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor pajak. 2. Perhitungan pajak sudah banyak tersedia program aplikasi, sehingga Wajib Pajak hanya memasukan data terkait ke aplikasi dan sudah langsung terhitung besarnya pajak yang terutang. 3. Pembayaran pajak sudah dapat dilakukan secara e-Banking, diantaranya melalui e-Billing, dan ATM. 4. Pelaporan pajak sudah dapat dilakukan secara online melalui sistem e- Filing dengan e-SPT, sehingga Wajib Pajak tidak harus datang ke kantor pajak.

H. Efisiensi Pengelolaan Pajak

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh sistem E filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang

15 49 119

Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 1