dalam pengelolaan perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal Pajak DJP maupun untuk Wajib Pajak.
Pandiangan 2014: 49 menyatakan bahwa reformasi pengelolaan perpajakan dengan menggunakan sistem dan teknologi informasi dapat di
lihat diberbagai pelaksanaan kewajiban perpajakan, diantaranya: 1. Pendaftaran diri sudah dapat dilakukan secara online melaui sistem e-
Registration, sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor pajak. 2. Perhitungan pajak sudah banyak tersedia program aplikasi, sehingga
Wajib Pajak hanya memasukan data terkait ke aplikasi dan sudah langsung terhitung besarnya pajak yang terutang.
3. Pembayaran pajak sudah dapat dilakukan secara e-Banking, diantaranya melalui e-Billing, dan ATM.
4. Pelaporan pajak sudah dapat dilakukan secara online melalui sistem e- Filing dengan e-SPT, sehingga Wajib Pajak tidak harus datang ke kantor
pajak.
H. Efisiensi Pengelolaan Pajak
Berdasarkan pengertian mengenai efisiensi dan pengertian mengenai pengelolaan pajak yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa efisiensi pengelolaan pajak adalah serangkaian kegiatan administrasi pengelolaan pajak yang dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk
mewujudkan efisiensi pengelolaan pajak, maka Direktorat Jendral Pajak memberikan fasilitas e-Filing yang dinilai lebih efisien, karena pengelolaan
pajak akan menjadi lebih mudah, cepat, dan aman.
I. Efisiensi Kinerja
Gie 1983: 259 menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Suatu kerja
tersebut dianalisa dalam dua segi, yaitu intinya ialah rangkaian aktivitas- aktivitasnya itu sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai
dan susunannya ialah cara-cara dari rangkaian aktivitas-aktivitas itu dilakukan.
J. Kinerja Pegawai Pajak
Irianto 2013: 21 menyatakan bahwa kinerja merupakan tampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu entitas
organisasi, yang dapat sebagai tampilan individu maupun kelompok, baik fungsional maupun struktural atau seluruh personel.
Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan
lembaga entitas dapat terwujud karena upaya para pelaku yang ada pegawai dan pimpinan untuk berkinerja dengan baik. Kinerja individu tiap
pelaku individual performance, termasuk pimpinan managerial performance, sangat menentukan kinerja lembaga institutional
performance. Jika kinerja para karyawan dan pimpinan baik, cerdas, dan taktis maka kemungkinan besar kinerja lembaga akan memuaskan.
Gibson dalam Irianto 2013: 21 menyatakan bahwa terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja:
1. Individu kemampuan, ketrampilan, latar belakang dan demografis.
2. Organisasi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan disain pekerjaan.
3. Psikologi persepsi, sikap, kepribadian, dan keingintahuan atau diklat.
K. Kepatuhan Wajib Pajak