Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pajak bersumber dari pungutan wajib yang berupa uang yang dibayarkan oleh masyarakat kepada Negara sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, dan jual beli barang, dan lain sebagainya Mardiasmo, 2011: 1. Struktur perpajakan di Indonesia pada dasarnya bergantung pada dua jenis pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah PPN PPnBM yang dikategorikan sebagai pajak barang konsumsi sebesar 40 dari penerimaan perpajakan dan Penghasilan Pajak non-migas sebesar 40 dari penerimaan perpajakan, sedangkan sebesar 20 penerimaan perpajakan ditentukan oleh pajak lain seperti penghasilan pajak migas, pajak bumi dan bangunan, cukai serta bea imporekspor www.online-pajak.com. Ada dua jenis sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self Assessment System. Official Assessment System merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintahfiskus untuk mementukan besarnya pajak yang terutang. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang Mardiasmo, 2011:6- 7. Pada tahun 1983 sistem perpajakan di Indonesia sempat mengalami perubahan yang mana dari sistem Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Tujuan pemerintah mengubah sistem perpajakan ini ialah untuk memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak dalam menghitung besarnya pajak yang terutang, menghitung besarnya pajak yang sudah dipotong oleh pihak lain, melaporkan dan membayar pajak yang harus dibayarkan ke kantor pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku, sehingga diharapkan dengan adanya perubahan ini dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Namun dengan adanya perubahan sistem ini Direktorat Jenderal Pajak DJP tetap memegang kendali atas pelaksanaan perpajakan yaitu dengan memberikan pembinaan atau penyuluhan, pengawasan dan penerapan sanksi. Pelayanan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP juga menjadi peranan penting terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya www.pajak.go.id. Dalam meningkatkan dan memudahkan penerapan Self Assessment System, Direktorat Jenderal Pajak membuat sebuah produk inovasi perkembangan teknologi informasi yang disediakan untuk memudahkan sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para pembayar pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya yang disebut dengan e-Filing. E-Filing merupakan suatu cara penyampaian SPT tahunan Pajak Penghasilan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada laman website DJP Online atau laman penyedia layanan SPT elektronik. Tujuan dari penerapan e-Filing ialah untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak yang khususnya hendak menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS, sehigga hanya perlu mengisi dan menyampaikan laporan SPT-nya secara langsung pada aplikasi e-Filing di DJP Online www.pajak.go.id. Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak DJP, penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2015 baik yang menggunakan e-Filing maupun manual mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya tahun 2014. Berikut ini adalah rasio penerimaan SPT tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2014 hingga 31 Maret 2015: Tabel 1.1. Rasio Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Uraian Tahun 2015 Tahun 2014 Pertumbuhan SPT tahunan PPh WPOP 6.183.447 6.510.408 1,24 Manual 2.496.572 1.081.164 128,42 e-Filing 8.680.019 7.591.572 14,34 Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada penggunaan e-Filing dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 14,34. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak mulai beralih menggunakan e-Filing dalam melaporkan kewajiban perpajakannya. Meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sekaligus berdampak pada meningkatnya rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Berikut adalah rasio kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh Orang Pribadi: Tabel 1.2. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Uraian Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi 16.975.024 17.191.797 Jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan 8.680.019 7.591.572 Presentase Pelaporan 51,13 44,16 Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016 Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT tahunan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,04 bila dibandingkan pada tahun 2014. Peningkatan ini dapat menunjukkan bahwa ada kemungkinan mulai tumbuhnya kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan dan mambayar kewajiban perpajakannya.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh sistem E filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang

15 49 119

Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 1