Analisis Biaya Proyek Mempercepat umur proyek

1. Penundaan kegiatan yang merupakan bagian dari “jalur kritis” akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. 2. Penyelesaian proyek secara keseluruhan akan dapat dipercepat bila kita dapat mempercepat penyelesaian suatu kegiatan pada jalur kritis. 3. Kelonggaran waktu slack terdapat pada kegiatan-kegiatan yang tidak merupakan bagian “jalur kritis”. Ini memungkinkan kita untuk mengadakan relokasi tenaga kerja dari kegiatan-kegiatan tertentu pada kegiatan-kegiatan “kritis”.

2.8 Analisis Biaya Proyek

Selain CPM dapat digunakan untuk menentukan waktu paling cepat sebuah proyek dapat terselesaikan dan mengidentifikasi waktu kelonggaran Slack paling lambat sebuah kegiatan dapat dimulai tanpa menghambat jadwal proyek keseluruhan, metode ini juga mampu melakukan analisis terhadap sumber daya yang dipakai dalam proyek biaya agar jadwal yang dihasilkan akan jauh lebih optimal dan ekonomis. Suatu proyek menggambarkan hubungan antara waktu terhadap biaya lihat Gambar 2.12. Perlu dicatat bahwa, biaya disini merupakan biaya langsung misalnya biaya tenaga kerja, pembelian material dan peralatan tanpa memasukkan biaya tidak langsung seperti biaya administrasi, dan lain-lain. Adapun istilah-istilah dari hubungan antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Waktu Normal

Adalah waktu yang diperlukan bagi sebuah proyek untuk melakukan rangkaian kegiatan sampai selesai tanpa ada pertimbangan terhadap penggunaan sumber daya.

2. Biaya Normal

Adalah biaya langsung yang dikeluarkan selama penyelesaian kegiatan- kegiatan proyek sesuai dengan waktu normalnya.

3. Waktu Dipercepat

Waktu dipercepat atau lebih dikenal dengan Crash Time adalah waktu paling singkat untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang secara teknis pelaksanaannnya masing mungkin dilakukan. Dalam hal ini penggunaan sumber daya bukan hambatan.

4. Biaya untuk Waktu Dipercepat

Atau Crash Cost merupakan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menyelesaikan kegiatan dengan waktu yang dipercepat. Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan sudut kemiringan waktu dan biaya suatu kegiatan atau lebih dikenal dengan slope adalah: Dipercepat Waktu Normal Waktu    Normal Biaya Dipercepat Biaya Biaya Slope

2.9 Mempercepat umur proyek

Umur proyek merupakan batas waktu pelaksanaan proyek. Keadaan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek adalah adanya perbedaan antara umur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perkiraan proyek dengan umur rencana proyek. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek daripada umur perkiraan proyek. Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang terlama waktu pelaksanaannya, dan waktu pelaksanaan tersebut merupakan jumlah lama kegiatan perkiraan dari kegiatan-kegiatan kritis yang membentuk lintasan tersebut. Agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan rencana, umur perkiraan proyek harus disamakan dengan umur rencana proyek. Caranya adalah dengan mempercepat lama kegiatan perkiraan secara proporsional. Syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan umur proyek yang lebih cepat daripada keadaan semula adalah Tubagus Haedar A, 1997 ;78 1. Telah ada network diagram yang tepat 2. Lama kegiatan masing-masing kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan ketentuan di atas, dihitung saat paling awal SPA dan saat paling lambat SPL semua peristiwa 4. Ditentukan pula umur rencana proyek UREN Tujuan pokok untuk mempercepat waktu penyelesaian adalah memperpendek waktu penyelesaian proyek dengan kenaikan biaya yang seminimal mungkin. Proses mempercepat waktu penyelesaian proyek dinamakan Crash Program. Akan tetapi, terdapat batas waktu percepatan crash time yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas waktu ini akan tidak efektif lagi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan menggunakan crash schedule, tentu saja biayanya akan jauh lebih besar dibandingkan dengan normal schedule. Dalam crash schedule akan dipilih kegiatan-kegiatan kritis dengan tingkat kemiringan terkecil untuk mempercepat pelaksanaannya. Langkah ini dilakukan sampai seluruh kegiatan mencapai nilai crash time-nya. Prosedur yang harus diikuti agar dapat mempercepat umur proyek adalah Tubagus H.A, 1997 : 1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa yang sama seperti semula dengan lama kegiatan perkiraan baru untuk langkah ulangan dan sama dengan semula untuk langkah siklus pertama. 2. Dengan dasar saat paling awal peristiwa awal, SPA 1 = 0, dihitung saat peristiwa awal lainnya. Umur perkiraan proyek UPER = saat paling awal peristiwa akhir SPA m ,m = nomor peristiwa akhir network diagram atau nomor maksimal peristiwa. 3. Dengan dasar saat paling lambat peristiwa akhir network diagram SPA m = umur proyek yang direncanakan UREN, dihitung saat paling lambat semua peristiwa. 4. Hitung total float TF semua kegiatan yang ada. Bila tidak ada total float yang berharga negative, lanjutkan kelangkah berikut: 5. Cari lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang total float masing-masing besarnya: Total Float TF = UREN – UPER = SPL m - SPA m berharga negatif = SPL 1 = SPA 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6. Lama kegiatan dari kegiatan tersebut diatas adalah L n , n adalah nomor urut kegiatan tersebut dalam satu lintasan, n = 1, 2, 3, …..z 7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tersebut diatas langkah ke-5 dan 6 dengan menggunakan rumus : L L L n n n UPER UREN x L lama lama baru    Keterangan : L n baru = Lama kegiatan baru L n lama = Lama kegiatan lama L i = Jumlah lama kegiatan – kegiatan pada satu lintasan yang harus dipercepat UREN = umur rencana proyek UPER = umur perkiraan proyek 8. Kembali ke langkah 1 Contoh perhitungan percepatan proyek : Diberikan tabel sebagai berikut: Tabel 2.4. Daftar kegiatan proyek Waktu yang dibutuhkan Minggu Biaya Dalam Kegiatan Kegiatan Mendahului Normal Crash Normal Crash A - 4 2 10.000 11.000 B A 3 2 6.000 9.000 C A 2 1 4.000 6.000 D B 5 3 14.000 18.000 E B,C 1 1 9.000 9.000 F C 3 2 7.000 8.000 G E, F 4 2 13.000 25.000 H D, E 4 1 11.000 18.000 I H, G 6 5 20.000 19.000 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sumber : Alberto D. Pena. 1997. a. Tentukan waktu penyelesaian proyek serta biayanya b. Tentukan waktu senggang bebasnya dan lintasan kritis normal Dengan mempersingkat waktu proyek selama tiga minggu, tentukan kegiatan- kegiatan apa saja yang pelu dipersingkat dan tentukan total biaya proyeknya Bentuk jaringan kerja dari proyek tersebut adalah: 2 4 4 3 7 7 4 7 9 1 A B C 5 12 12 D 7 10 12 E F 8 16 16 H 9 22 22 G I 4 3 2 1 5 3 4 4 6 4 6 7 7 8 12 16 12 10 12 22 16 12 12 14 9 7 9 4 7 11 6 8 12 8 8 Gambar 2.13. Network diagram proyek Sumber : Alberto D. Pena. 1997. a. Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 22 minggu dengan biaya yang dikeluarkan adalah 10.000 + 6.000 + 4.000 +14.000 + 9.000 + 7.000 + 13.000 + 11.000 + 20.000 = 94.000 b. Berikut ini cara memperhitungkan free slack dan menemukan lintasan kritisnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.5. free slack Kegiatan A B C D E F G H I TS 0 0 2 0 4 2 2 0 0 FS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Sumber : Alberto D. Pena. 1997. Kegiatan Kritis : A, B, D, H, I Jalur Kritis : 1 – 2 – 3 – 5 – 8 – 9 c. Untuk mempersingkat waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan crash program dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai slope masing-masing kegiatan Tabel 2.6. Nilai slope Sumber : Alberto D. Pena. 1997. 2. Mengurangi waktu penyelesaian proyek dengan menekan sebanyak mungkin kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai slope terkecil. Dari tabel di atas kegiatan kritis dengan slope terkecil adalah kegiatan A. Dengan demikian kegiatan A dapat ditekan sebanyak 2 minggu 4  2. Berikut ini perubahan waktu penyelesaian proyeknya: Kegiatan A B C D E F G H I Slope 500 3000 2000 2000 0 1000 6000 2333 9000 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 2 2 3 5 5 4 5 7 1 A B C 5 10 10 D 7 8 10 E F 8 14 14 H 9 20 20 G I 2 3 2 1 5 3 4 4 6 2 4 5 5 6 10 14 10 8 10 20 14 10 10 12 7 5 7 2 5 9 6 6 10 6 6 Gambar 2.14. Network diagram percepatan proyek Sumber : Alberto D. Pena. 1997. Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 20 minggu dengan biaya adalah 94.000 + 22 – 20 500 = 95.000 3. Dikarenakan waktu penyelesaian belum sesuai yang diharapkan 3 minggu maka perlu menekan aktivitas kritis lain yang memiliki slope terkecil setelah A yaitu kegiatan D sebanyak 1 minggu 5  4. Waktu penyelesaian proyek yang diperoleh: Gambar 2.15. Network diagram percepatan proyek akhir Sumber : Alberto D. Pena. 1997 Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 19 minggu dengan biaya adalah 95.000 + 20 – 19 2.000 = 97.000 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.10 Kurva Kemajuan Pekerjaan “Kurva S”

Dokumen yang terkait

Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM) dalam Optimalisasi Penjadwalan Proyek

2 82 49

Analisis Konsep Cadangan Waktu Pada Penjadwalan Proyek Dengan Critical Path Method (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

6 111 76

Optimalisasi Penjadwalan Proyek Menggunakan Fuzzy Critical Path Method (Fuzzy CPM) Berdasarkan Metric Distance Rank pada Bilangan Fuzzy

3 37 92

TA : Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Proyek Pada PT. Bintang Timur NGD Dengan Menggunakan Critical Path Method (CPM).

0 10 72

PEMBUATAN PENJADWALAN SUATU PROYEK DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD)BERBASIS MICROSOFT PROJECT(StudiKasus : Proyek Pembangunan Apartemen Gateway Pasteur – Bandung).

1 8 51

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROYEK PEMASANGAN PIPA STEAM DI PT. TJIWI KIMIA, Tbk OLEH PT. GEMILANG CIPTA WAWASAN.

8 35 96

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) DAN ANALISIS KURVA "S" PADA PROYEK PEMBUATAN COLD STORAGE (CONDENCING UNIT) DI CV. BINA TEKNIK - SIDOARJO.

8 16 99

PENGENDALIAN PROYEK SISTEM INFORMASI DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD)

0 3 6

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) DAN ANALISIS KURVA "S" PADA PROYEK PEMBUATAN COLD STORAGE (CONDENCING UNIT) DI CV. BINA TEKNIK - SIDOARJO

0 3 16

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROYEK PEMASANGAN PIPA STEAM DI PT. TJIWI KIMIA, Tbk OLEH PT. GEMILANG CIPTA WAWASAN

0 0 17