Kegunaan Jaringan Kerja Metode CPM Critical Path Method

5. Satu kegiatan hanya dilambangkan oleh satu anak panah saja.

2.4. Kegunaan Jaringan Kerja

Kegunaan yang dapat diambil dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengenali jalur kritis critical path dalam hal ini adalah jalur elemen- elemen kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. 2. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesai proyek. 3. Mempunyai kemampuan memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana apabila diimplementasikan atau dilaksanakan.

2.5. Metode CPM Critical Path Method

Metode lintasan kritis CPM Critical Path Method pertama kali digunakan pada proyek konstruksi di perusahaan Du pont pada tahun 1957. Metode ini lebih menekankan pada ongkos proyek. Ini berbeda dengan PERT yang lebih menekankan pada ketidakpastian waktu. Dalam CPM tidak ada pemberlakuan metode statistik untuk mengakomodasikan adanya ketidakpastian. Dalam CPM juga dibahas adanya tawar-menawar atau trade-off antara jadwal waktu dan biaya proyek. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Metode CPM dikenal adanya jalur kritis , yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat.

2.5.1. Terminologi dalam CPM

Pada metode CPM terdapat dua buah perkiraan waktu dan biaya untuk setiap kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya normal normal estomate dan perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya dipercepat crash estimate. Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis, jalur yang memiliki rangkaian-rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa jalur kritis berisikan kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur. Seorang manajer proyek harus mampu mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pda jalur ini terdapat kegiatan yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terdiri dari beberapa jalur kritis.

2.5.1.1. Menentukan Waktu Penyelesaian

Dalam proses identifikasi jalur kritis dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut : 1. E earliest event occurence time = Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa. 2. L Latest event occurence time = Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. ES earliest activity start time = Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai. 4. EF earliest activity finish time = Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya 5. LS latest activity start time = Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan. 6. LF latest activity finish time = Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek. 7. t activity duration time = Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan hari, minggu, bulan. Sifat atau syarat umum jalur kritis : a. Pada kegiatan pertama : ES=LS=0 atau E1 = L1 =0 b. Pada kegiatan akhir atau terminal : LF=EF c. Foat Total : TF = 0

2.5.1.2. Cara Perhitungan CPM

Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu: Pertama, proyek hanya memiliki satu initial event start dan satu terminal event finish. Kedua, saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. Ketiga, saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES. Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju forward computation dan perhitungan mundur backward computation. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Hitungan Maju Dimulai dari Start initial event menuju Finish terminal event untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan EF, waktu tercepat terjadinya kegiatan ES dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa E. 2. Hitungan Mundur Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan LF, waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan LS dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi L. Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja. Dimana, terdapat dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan Free Slack. Untuk melakukan perhitungan maju dan mundur maka lingkaran atau event dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Gambar 2.8. Network Diagram Event Sumber : Alberto D. Pena. 1997. Keterangan: a = ruang untuk nomor event b = ruang untuk menunjukkan waktu paling cepat terjadinya event E dan kegiatan ES yang merupakan hasil perhitungan maju c = ruang untuk menunjukkan waktu paling lambat terjadinya event L dan kegiatan yang merupakan hasil perhitungan mundur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk lebih jelasnya dalam melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur dalam sebuah jaringan kerja diberikan ilustrasi sebagai berikut: 1 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6 3 A B C D E F Gambar 2.9. Network Diagram Proyek Sumber : Alberto D. Pena. 1997 Hitunglah Jumlah waktu penyelesaian proyek dan Total Slack-nya: A. Perhitungan Maju Aturan Pertama Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya predecessor telah selesai. E1 = 0 Aturan Kedua Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya. EFi-j = ESi-j + t i-j Maka : EF1-2 = ES1-2 + D = 0 + 2 = 2 EF2-3 = ES2-3 + D = 2 + 5 = 7 EF2-4 = ES2-4 + D = 2 + 3 = 5 EF3-5 = ES3-5 + D = 7 + 6 = 13 EF4-5 = ES4-5 + D = 5 + 4 = 9 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Aturan Ketiga Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal ES kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal EF yang terbesar dari kegiatan terdahulu. Misalnya: a b c d Gambar 2.10. Network Perhitungan Maju Sumber : Alberto D. Pena. 1997 Bila EFc EFb EFa, maka ESd = EFc Maka: EF5-6 = EF4-5 + D = 13 + 3 = 16 Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Maju untuk Mendapatkan EF Kegiatan PALING AWAL i j Kurun Waktu Hari t Mulai ES Selesai EF 1 2 3 4 5 1 2 2 2 2 3 5 2 7 2 4 3 2 5 3 5 6 7 13 4 5 4 5 9 5 6 3 13 16 Sumber : Alberto D. Pena. 1997 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari perhitungan pada tabel 2.1 diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama 16 minggu. B. Perhitungan Mundur Aturan Keempat Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan. LSi-j = LFi-j – t Maka LS5-6 = EF5-6 – D = 16 – 3 = 13 LS4-5 = EF4-5 – D = 13 – 4 = 9 LS3-5 = EF3-5 – D = 13 – 6 = 7 LS2-4 = EF2-4 – D = 9 – 3 = 6 LS2-3 = EF2-3 – D = 7 – 5 = 2 Aturan Kelima Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir LF kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir LS kegiatan berikutnya yang terkecil. a b c d Gambar 2.11. Network Perhitungan Mundur Sumber : Alberto D. Pena. 1997. Project Preparation and Analysis for Local Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jika LSb LSc LSd maka LFa = LSb Sehingga: LF1-2 = LS2-3 = 2 dan LS1-2 = EF1-2 – D = 2 – 2 = 0 Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Mundur untuk mendapatkan LF KEGIATAN PALING AWAL PALING AKHIR i J KURUN WAKTU t MULAI ES SELESAI EF MULAI LS SELESAI LF 1 2 3 4 5 6 7 1 2 2 2 2 2 3 5 2 7 2 7 2 4 3 2 5 6 9 3 5 6 7 13 7 13 4 5 4 5 9 9 13 5 6 3 13 16 13 16 Sumber : Alberto D. Pena. 1997 C. Perhitungan Slack atau Float Aturan Keenam Slack Time atau Total Slack TS = LS – ES atau LF – EF Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Slack Sumber : Alberto D. Pena. 1997 KEGIATAN AWAL AKHIR i j KURUN WAKTU t ES EF LS LF TOTAL SLACK TS 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 2 0 2 0 2 0 2 3 5 2 7 2 7 0 2 4 3 2 5 6 9 4 3 5 6 7 13 7 13 0 4 5 4 5 9 9 13 4 5 6 3 13 16 13 16 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6 PERT Program Evaluation and Review Technique

Dokumen yang terkait

Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM) dalam Optimalisasi Penjadwalan Proyek

2 82 49

Analisis Konsep Cadangan Waktu Pada Penjadwalan Proyek Dengan Critical Path Method (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

6 111 76

Optimalisasi Penjadwalan Proyek Menggunakan Fuzzy Critical Path Method (Fuzzy CPM) Berdasarkan Metric Distance Rank pada Bilangan Fuzzy

3 37 92

TA : Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan Proyek Pada PT. Bintang Timur NGD Dengan Menggunakan Critical Path Method (CPM).

0 10 72

PEMBUATAN PENJADWALAN SUATU PROYEK DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD)BERBASIS MICROSOFT PROJECT(StudiKasus : Proyek Pembangunan Apartemen Gateway Pasteur – Bandung).

1 8 51

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROYEK PEMASANGAN PIPA STEAM DI PT. TJIWI KIMIA, Tbk OLEH PT. GEMILANG CIPTA WAWASAN.

8 35 96

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) DAN ANALISIS KURVA "S" PADA PROYEK PEMBUATAN COLD STORAGE (CONDENCING UNIT) DI CV. BINA TEKNIK - SIDOARJO.

8 16 99

PENGENDALIAN PROYEK SISTEM INFORMASI DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD)

0 3 6

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) DAN ANALISIS KURVA "S" PADA PROYEK PEMBUATAN COLD STORAGE (CONDENCING UNIT) DI CV. BINA TEKNIK - SIDOARJO

0 3 16

EVALUASI PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROYEK PEMASANGAN PIPA STEAM DI PT. TJIWI KIMIA, Tbk OLEH PT. GEMILANG CIPTA WAWASAN

0 0 17