10.39 9.11 Analisis Usaha Ayam Pedaging Kemitraan dan Mandiri Di Kecamatan Selesai dan Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.

Tabel 2. Konsumsi Daging Perkapita Sumatera Utara 2002-2006 KgKPTThn No Daging 2002 2003 2004 2005 2006 1 Sapi 0.58 0.58 0.58 0.81 0.82 2 Kerbau 0.59 0.6 0.56 0.56 0.57 3 Kuda 0.06 0.1 0.01 4 Kambing 0.21 0.21 0.17 0.23 0.19 5 Domba 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 6 Babi 1.56 1.6 2.31 2.05 2.2 7 Ayam Beras 2.1 2.11 2.15 1.97 1.78 8 Ayam petelur 0.72 0.71 0.69 0.3 0.21 9 Ayam pedaging 3.06 3.11 3.71 3.45 3.17 10 Itik 0.1 0.1 0.1 0.08 0.07 Jumlah 8.97

9.06 10.39

9.52 9.11

Sumber: Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Statistik Peternakan 2007 Jumlah konsumsi ayam pedaging lebih besar dibandingkan jumlah konsumsi lainnya karena permintaan ayam pedaging lebih besar dibandingkan ternak lain. Ayam broilerpedaging merupakan jenis hewan ternak kelompok unggas yang tersedia sebagai sumber makanan, terutama sebagai penyedia protein hewani. Daging ayam broiler mempunyai peluang strategis untuk memenuhi kebutuhan daging dalam rangka mendukung program pemerintah, yakni tercapainya swasembada daging nasional pada tahun 2014. Selain itu juga dapat dipakai sebagai komoditas usaha yang prospektif, karena usaha ternak ayam broiler menguntungkan. Sebagai usaha yang menguntungkan, menurut hasil observasi Suwarta, 2011. Adapun jumlah populasi ternak unggas per Kecamatan di Kabupaten Langkat sebagai berikut: Universita Sumatera Utara Tabel 3. Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis per Kecamatan JENIS UNGGAS Kecamatan Ayam Ras Ayam Kampung Itik Lokal No. Petelur Pedaging 1 Bahorok 56.945 2.604 2 Serapit 38.114 26.465 2.386 3 Salapian 389.140 29.021 2.453 4 Kutambaru 25.908 3.055 5 Sei Bingai 119.043 15.923 4.513 6 Kuala 536.040 48.520 3.145 7 Selesai 694.975 1.050.042 27.324 9.924 8 Binjai 59.076 42.431 71.149 3.865 9 Stabat 46.396 305.095 59.499 15.285 10 Wampu 13.225 17.301 10.579 11 Batang Serangan 4.569 2.865 12 Sawit Seberang 12.026 8.025 2.995 13 Padang Tualang 25.760 2.389 14 Hinai 46.167 29.486 4.312 15 Secanggang 77.332 11.991 16 Tanjung Pura 117.026 142.335 17.176 17 Gebang 27.277 5.037 18 Babalan 11.301 22.695 19 Sei Lepan 22.204 3.587 20 Brandan Barat 13.196 16.483 21 Besitang 13.565 6.536 22 Pangkalan Susu 12.544 9.933 23 Pematang Jaya 5.993 9.419 Jumlah Total 800.447 2.668.349 771.642 173.227 Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Langkat, 2010. Jumlah populasi ternak ayam pedaging di Kabupaten langkat terbesar di Kecamatan Selesai dan Kecamatan Kuala. Jumlah ayam pedaging di Kecamatan Selesai tahun 2009 sebesar 1.050.042 dan jumlah ayam pedaging di Kecamatan Kuala sebesar 536.040. Universita Sumatera Utara Adapun dari jumlah populasi ayam pedaging di Kabupaten Langkat, maka di dapat produksi seperti Tabel berikut: Tabel 4. Produksi Daging Menurut Jenis Unggas per Kecamatan Kecamatan Ayam Ras Ayam Kampung Itik Lokal No Petelur Pedaging 1 Bahorok 0.00 0.00 6,257 7.72 26 1.42 2 Serapit 0.00 0.00 2,883 3.55 25 1.37 3 Salapian 0.00 456,592 8.49 3,161 3.90 31 1.69 4 Kutambaru 0.00 68,204 1.27 1,436 1.77 24 1.31 5 Sei Bingai 0.00 261,641 4.86 1,734 2.14 47 2.57 6 Kuala 0.00 1,246,828 23.18 5,285 6.52 32 1.75 7 Selesai 77,126 88.34 1,717,204 31.93 2,976 3.67 106 5.79 8 Binjai 5,781 6.62 106,164 1.97 7,750 9.56 40 2.18 9 Stabat 4,400 5.04 848,510 15.78 6,481 7.99 165 9.01 10 Wampu 0.00 25,779 0.48 1,912 2.36 113 6.17 11 Batang Serangan 0.00 0.00 526 0.65 29 1.58 12 Sawit Seberang 0.00 23,750 0.44 899 1.11 31 1.69 13 Padang Tualang 0.00 0.00 2,834 3.49 24 1.31 14 Hinai 0.00 86,636 1.61 3,212 3.96 45 2.46 15 Secanggang 0.00 0.00 8,450 10.42 129 7.05 16 Tanjung Pura 0.00 536,799 9.98 14,742 18.18 185 10.10 17 Gebang 0.00 0.00 2,995 3.69 53 2.89 18 Babalan 0.00 0.00 1,302 1.61 235 12.83 19 Sei Lepan 0.00 0.00 2,436 3.00 37 2.02 20 Brandan 0.00 0.00 1,458 1.80 178 9.72 21 Besitang 0.00 0.00 1,495 1.84 69 3.77 22 Pangkalan Susu 0.00 0.00 202 0.25 106 5.79 23 Pematang Jaya 0.00 0.00 673 0.83 101 5.52 Jumlah Total 87307 100.00 5378107 100.00 81099 100.00 1831 100.00 Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Langkat 2010, diolah. Universita Sumatera Utara Berdasarkan Tabel diatas, jumlah produksi ayam pedaging di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat sebesar 1.717.204 kg dan jumlah produksi ayam pedaging di Kecamatan Kuala sebesar 1.246.828 kg. Dalam upaya untuk mengembangkan usaha ternak ayam broiler, disamping untuk mencapai target produksi, juga perlu diupayakan peningkatan pendapatan peternak. Pendapatan peternak meningkat dapat membuka peluang bagi peternak untuk mengembangkan usaha ternaknya, yakni dengan cara menambah skala usaha atau mengembangkan usaha di luar usaha ternak ayam broiler. Usaha ternak ayam pedaging di Kabupaten Langkat dilakukan dengan pola kemitraan dan mandiri. Sebagian besar pola kemitraan adalah Pola kontrak harga. Pola kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara peternak sebagai plasma dengan perusahaan inti sebagai mitra usaha. Inti menyediakan sapronak, bimbingan teknis, memasarkan hasil, dan lainnya. Sedangkan peternak plasma melakukan pemeliharaan ayam pedaging sebagai tindakan untuk mengimplementasikan perjanjian akad yang telah disepakati bersama untuk mencapai hasil yang ditargetkan. Pola mandiri, semua biaya ditanggung peternak sendiri, pada peternak dengan pola kemitraan plasma, biaya sapronak ditanggung oleh inti. Pada pola kemitraan plasma, pembiayaan merupakan pengikat diantara kedua belah pihak dan merupakan sarana untuk mengimplementasikan kontrak yang telah disepakati bersama untuk mencapai tujuan. Mubarok, 2004, Biaya dalam usaha ternak ayam pedaging dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni : a biaya peralatan, meliputi: biaya pembuatan kandang, tempat pakan, minum, dan lain-lain. b biaya sapronak, meliputi biaya untuk bibit, pakan, vitamin-obat-kimia ovk dan Universita Sumatera Utara c biaya operasional, meliput, listrik, dan tenaga kerja. Biaya sapronak bagi peternak kemitraan ditanggung oleh perusahaan, selain itu perusahaan juga menanggung penyuluhan untuk pelayanan peternak apabila dalam pengelolaannya menghadapai masalah. Misalnya pertumbuhan ayam kerdil, adanya serangan penyakit, dan karena gangguan lainnya. Dari tiga kelompok biaya tersebut yang pengaruhnya terhadap pendapatan adalah biaya sapronak dan biaya operasional Anonimous, 2008. Berkaitan dengan alokasi biaya untuk memaksimumkan pendapatan, peternak selalu berupaya untuk mengelola usahanya sebaik mungkin sehingga usaha ternaknya efisien. Menurut Usman 2002, efisiensi usaha ternak ayam broiler dipengaruhi oleh skala usaha, atau skala usaha ternak ayam broiler semakin besar usaha ternak ayam broiler semakin efisien, atau dengan skala usaha semakin besar usaha ternak ayam broiler semakin menguntungkan. Dalam keadaan harga produksi tinggi menguntungkan dan pada skala usaha tertentu, usaha ternak ayam pedaging dengan pola mandiri lebih menguntungkan. Namun demikian risiko usaha ditanggung oleh peternak kemitraan mandiri. Sementara itu risiko usaha peternak kemitraan ditanggung oleh perusahaan. Pada peternak pola kemitraan, peternak kemitraan rata-rata membayar biaya sapronak lebih rendah dari pada peternak kemitraan mandiri. Hal ini disebabkan karena kemitraan mandiri melayani sapronak terhadap kemitraan berasal dari berbagai sumber bukan perusahaan sendiri sehingga dapat mempermainkan harga untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi, sebaliknya lebih merugikan peternak kemitraan sehingga rata-rata pendapatan peternak kemitraan lebih rendah dibanding dengan pendapatan peternak mandiri. Oleh karena itu, dengan Universita Sumatera Utara permasalahan tersebut di atas penulis tertarik menganalisis tesis dengan judul ” Analisis Usaha Ayam Pedaging Kemitraan dan Mandiri di Kecamatan Selesai dan Kecamatan Kuala di Kabupaten Langkat.

1.2. Permasalahan Penelitian