Kerangka Pemikiran Analisis Usaha Ayam Pedaging Kemitraan dan Mandiri Di Kecamatan Selesai dan Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.

500 s.d 8.000 ekor per periode produksi dengan kerataan 1.750 ekor. Tingkat mortalitas usaha ayam ras pedaging pola kemitraan mencapai 4,8 , sedangkan non kemitraan 4,1. Kerataan bobot hidup ayam panen ayam ras pedaging pola kemitraan 1,9 kg, sedangkan non kemitraan 2,8 kg. Tingkat konversi pakan pada usaha ayam ras pedaging pola kemitraan mencapai 1,44 sedangkan non kemitraan 1,48. Hasil analisis skor menunjukkan kerataan posisi tawar peternak pola kemitraan 10,3 termasuk kategori lemah, sedangkan perusahaan inti 29,6 termasuk kuat. Hal ini berarti dampak kemitraan ayam ras pedaging melemahka posisi tawar peternak. Hasil analisis pendapatan bahwa pada skala usaha yang sama yaitu 1.000 ekor, pendapatan peternak kemitraan Rp.3.284.939,00 sedangkan non kemitraan Rp10.837.210,00. Hal ini berarti dampak kemitraan usaha ayam ras pedaging menurunkan pendapatan peternak.

2.4. Kerangka Pemikiran

Usaha ayam pedaging merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai keunggulan yang dimilikinya antara lain masa produksi yang relatif pendek kurang lebih 32-35 hari, produktivitasnya yang tinggi, harga yang relatif murah, dan permintaan yang semakin meningkat. Beberapa faktor pendukung usaha budidaya ayam ras pedaging sebenarnya masih dapat terus dikembangkan, antara lain karena permintaan domestik terhadap ayam pedaging masih sangat besar. Kecenderungan ini dapat dihubungkan dengan pertumbuhan permintaan terhadap daging ayam rasyang rata-rata besarnya mencapai 8 per tahun. Universita Sumatera Utara Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten sentra pengembangan ayam ras pedaging. Hal ini didukung dengan luas areal dan topografi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha peternakan. Kondisi ini juga ditunjang oleh banyaknya perusahaan kemitraan pola Inti-Plasma dan beberapa poultry shop yang mendukung berkembangnya populasi ayam ras pedaging. Usaha budidaya ayam ras pedaging broiler ini saat ini dikembangkan melalui pola kemitraan antara perusahaan dan peternak kemitraan dengan sistem Inti-Mitra dan juga pola kemitraan mandiri yang dikembangkan peternak mandiri melalui pendanaan mandiri atau pinjaman melalui kredit perbankan. Namun demikian usaha ini dipengaruhi oleh kendala dan permasalahan dalam aspek produksi. Untuk mengoptimalkan upaya pertumbuhandan pengembangan UMKM ini maka perlu kita ketahui profil dan permasalahan yang ada di peternak dan lingkungan terkait lainnya baik pelaku usaha, pedagang ayam booker, perusahaan kemitraan dan peternak yang terlibat dalam pendapatan usaha ini. Dalam menjalankan usaha ayam pedaging termasuk pemasarannya, secara umum terdapat 2 jenis pola pengelolaan. Pola tersebut adalah secara mandiri atau dalam bentuk plasma-inti. Denga pola mandiri, peternak melakukan semua aktivitas usahanya secara sendiri-sendiri tanpa melibatkan pihak lain sedangkandalam pola plasma-inti, peternak bekerja sama dengan perusahaan. Dalam hal ini pihak peternak bertindak sebagai plasma, sementara perusahaan sebagai inti. Dengan pola mandiri, para peternak menjalankan aktivitas usahanya menggunakan modal sendiri. Sedangakan pada pola kemitraan, semua modal ditanggung oleh perusahaan inti. Sehingga penelitian ini ingin melihat Universita Sumatera Utara perbandingan pendapatan antara petani kemitraan dan mandiri di Kabupaten Langkat. Dalam perhitungan analisis usaha peternak ayam pedaging kemitraan dan mandiri, biaya produksi dibedakan menjadi dua yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel antara lain biaya pakan, biaya bibit, biaya obat-obatan, biaya alas ayam, biaya listrik dan biaya tenaga kerja. Sedangkan biaya tetap yaitu biaya bangunan atau biaya kandang. Penerimaan usaha ayam pedaging diperoleh dari total produksi dikali dengan harga jual ayam pedaging. Pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan yang dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Dan untuk menganalisis kelayakan usaha ayam pedaging kemitraan dan mandiri di Kabupaten Langkat dianalisis secara ekonomi dengan metode analisis RC. Universita Sumatera Utara Adapun skema kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Keterangan : = Menyatakan Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Harga Penerimaan Peternak Pengelolaan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan dan Mandiri Produksi Pendapatan RC Biaya yang dikeluarkan Peternak Kemitraan Biaya yang dikeluarkan Peternak Mandiri Universita Sumatera Utara

2.5. Hipotesis