sebesar Rp. 19.937,5. maka diperoleh penerimaan sebesar 1.132.300.000 dan diperoleh pendapatan sebesar Rp 13.777.500 permusimnya. Satu musin ternak
ayam pedaging selama 30-40 hari. Dilihat dari pendapatan usaha ayam pedaging mandiri di Kabupaten Langkat ,maka dapat disimpulkan bahwa usaha ayam
pedaging kemitraan mandiri sangat menguntungkan dari segi pendapatan. Untuk RC diketahui sebesar 1,19 artinya setiap biaya Rp 1 yang
dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,19. Hal ini disebabkan karena penerimaan yang tinggi harga jual tinggi dan produksi yang tinggi
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarka kriteria, menyatakan bahwa layak untuk diusahakan apabila nilai RC ratio 1, maka usaha ayam
pedaging kemitraan mandiri di daerah penelitian layak untuk diusahakan.
4.5. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan 4.5.1. Analisis Biaya
Biaya yang dikeluarkan peternak ayam pedaging kemitraan di Kabupaten Langkat dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
terdiri dari penyusutan, sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya bibit, biaya pakan, biaya listrik, biaya obat-obatan, biaya alas ayam dan biaya tenaga kerja.
Besarnya biaya tetap seperti penyusutan kandang hampir tidak ada keragaman, karena penyusutan peralatan yang di lihat dari umur ekonomi nya
umumnya sama dan kualitas peralatan relatif juga sama. Guna mengetahui apakah suatu usaha menguntungkan dan dapat
dikembangkan atau tidak, maka perlu adanya analisis usaha. Untuk itu diperlukan informasi ekonomi yang menyangkut biaya produksi dan pendapatan. Biaya
produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel memiliki persentase yang
Universita Sumatera Utara
berbeda. Besarnya nilai dan persentase dari biaya variabel usaha ayam pedaging kemitraan tahun 2013 di Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:
Tabel 16. Nilai dan Persentase dari Total Biaya Usaha Ayam Pedaging Kemitraan di Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Jenis Biaya
Nilai Rp
Persentase
1 2
Biaya Variabel Biaya Tetap
474.762.857,1 43.750.000
91,56 8,44
Jumlah 518.512.857,1
100,00
Sumber: Lampiran 10 Dilihat dari total biaya yang dikeluarkan dalam 18.571 ekor ternak
dikeluarkan biaya variabel sebesar Rp. 474.762.857,1 dan pengeluaran biaya tetap sebesar Rp. 43.750.000, dimana persentasi pengeluaran biaya variabel lebih besar
dari biaya tetap. Adapun jumlah persentasinya pada biaya variabel sebesar 91,56 sedangkan persentasi variabel biaya tetap sebesar 8,44. Pengeluaran
biaya tetap dan biaya variabel jauh berbeda dikarenakan jumlah kapasitas ayam yang besar sehingga mengeluarkan lebih banyak biaya variabel seperti biaya
pakan, biaya obat-obatan, biaya listrik, biaya alas ayam dan biaya tenaga kerja yang digunakan.
4.5.2. Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan di Kabupaten Langkat
Tabel 17. Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan di
Kabupaten Langkat A
Output Produksi
Harga Jual Penerimaan
Produksi Ayam Pedaging 33.542,86
Kg 16.678,57
561.050.000 B
Penerimaan Total Biaya
Pendapatan TR-TC
Rp 561.050.000 Rp 518512.857,1
Rp 42.537.142,86
C Penerimaan
Total Biaya RC TRTC
Rp 561.050.000 Rp 518.512.857,1
1,09 Sumber: Lampiran 12
Universita Sumatera Utara
Jika dilihat dari tabel diatas, maka dapat dilihat dalam skala usaha 18.571 ekor ayam pedaging kemitraan, diperoleh total biaya sebesar Rp 518512.857,1
dimana total biaya berasal dari biaya kandang, biaya pakan, biaya listrik, biaya alas kandang, dan biaya obat-obatan yang digunakan. Dalam 18.571 ekor ayam
potong, akan memperoleh produksi sebesar 33.542,86 Kg per musimnya. Harga jual per kg sebesar Rp. 16.678,57, maka diperoleh penerimaan sebesar
1.132.300.000 dan diperoleh pendapatan sebesar Rp 42.537.142,86 permusimnya. Satu musin ternak ayam pedaging selama 30-40 hari. Dilihat dari pendapatan
usaha ayam pedaging plasma di Kabupaten Langkat ,maka dapat disimpulkan bahwa usaha ayam pedaging kemitraan sangat menguntungkan dari segi
pendapatan. Untuk RC diketahui sebesar 1,09 artinya setiap biaya Rp 1 yang
dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,09. Hal ini disebabkan karena penerimaan yang tinggi harga jual tinggi dan produksi yang tinggi
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarka kriteria, menyatakan bahwa layak untuk diusahakan apabila nilai RC ratio 1, maka usaha ayam
pedaging kemitraan di daerah penelitian layak untuk diusahakan. 4.6. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan dan
Mandiri Table 18. Biaya dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan dan
Mandiri per 1000 Ekor No.
Keterangan Kemitraan
Mandiri
1 Total Biaya
Rp 27.919.923,1 Rp 29.040.127,4
2 Produksi
1.806 Kg 1.803 Kg
3 Penerimaan
Rp 30.210.384,6
Rp
36.060.509,6 4
Pendapatan Rp 2.290.461,54
Rp 7.020.382,17 5
RC 1,08
1,24
Universita Sumatera Utara
Dilihat dari Tabel diatas, dalam 1000 ekor ayam pedaging pola kemitraan dan mandiri diperoleh total biaya yang dikeluarkan ayam pedaging mandiri lebih
besar dibandingkan pengeluaran total biaya ayam pedaging kemitraan. Total biaya yang dikeluarkan ayam pedaging mandiri sebesar Rp 36.060.509,6 dan total biaya
yang dikeluarkan peternak ayam pedaging kemitraan sebesar Rp 27.919.923,1.dari segi penerimaan peternak ayam pedaging mandiri juga lebih
tinggi dibandingkan penerimaan peternak ayam pedaging kemitraan. Pernerimaan peternak ayam pedaging mandiri diperoleh sebesar Rp 36.060.509,6 sedangkan
penerimaan peternak ayam pedaging kemitraan sebesar Rp 30.210.384,6. Hal ini dikarenakan harga jual peternak ayam pedaging mandiri lebih besar dibandingkan
dengan peternak ayam pedaging kemitraan. Dengan demikian juga berpengaruh terhadap pendapatan. Pendapatan peternak ayam pedaging mandiri lebih tinggi
dibandingkan dengan pendapatan peternak ayam pedaging kemitraan. Dalam 1000 ekor, pendapatan peternak ayam pedaging mandiri sebesar Rp 7.020.382,17 dan
sedangkan pendapatan peternak ayam pedaging kemitraan dalam 1000 ekor yaitu Rp 2.290.461,54.
4.7. Pembahasan