Ho: Kedua varians sama varians ayam pedaging kemitraan dan mandiri adalah sama.
H1: Kedua varians berbeda varians ayam pedaging kemitraan dan mandiri adalah berbeda.
Nilai signifikansi uji F diperoleh sebesar 0,001, dimana nilai F lebih kecil daripada α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varians yaitu varians ternak ayam pedaging kemitraan dan mandiri adalah tidak sama.
b. Nilai signifikansi pada t Tabel
Hipotesis uji t sebagai berikut: Ho: Tidak ada perbedaan penerimaan antara ayam pedaging kemitraan dan
mandiri. H1: Ada perbedaan penerimaan antara ayam pedaging kemitraan dan mandiri.
Nilai signifikansi t diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil daripada α= 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penerimaan ternak ayam pedaging kemitraan
dan mandiri. Pada Tabel Group Statistik pada lampiran, terlihat rata-rata mean untuk ternak ayam pedaging kemitraan Rp 56.100.000 dan mean untuk ternak
ayam pedaging mandiri sebesar Rp 70.768.750 artinya rata-rata penerimaan peternak ayam pedaging mandiri lebih tinggi daripada rata-rata penerimaan
peternak ayam pedaging kemitraan.
Universita Sumatera Utara
Nilai t hitung positif, yang berarti penerimaan peternak ayam pedaging mandiri lebih tinggi daripada biaya total peternak ayam pedaging kemitraan
karena harga jual peternak mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual peternak kemitraan sehingga berdampak terhadap penerimaan.
4.4. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Mandiri 4.4.1. Analisis Biaya
Biaya yang dikeluarkan peternak ayam pedaging mandiri di Kabupaten Langkat dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
terdiri dari penyusutan, sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya bibit, biaya pakan, biaya listrik, biaya obat-obatan, biaya alas ayam dan biaya tenaga kerja.
Besarnya biaya tetap seperti penyusutan kandang hampir tidak ada keragaman, karena penyusutan peralatan yang di lihat dari umur ekonomi nya
umumnya sama dan kualitas peralatan relatif juga sama. Guna mengetahui apakah suatu usaha menguntungkan dan dapat
dikembangkan atau tidak, maka perlu adanya analisis usaha. Untuk itu diperlukan informasi ekonomi yang menyangkut biaya produksi dan pendapatan. Biaya
produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel memiliki persentase yang berbeda. Besarnya nilai dan persentase dari biaya variabel usaha ayam pedaging
mandiri tahun 2013 di Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Universita Sumatera Utara
Tabel 14. Nilai dan Persentase dari Total Biaya Usaha Ayam Pedaging Mandiri di Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Jenis Biaya
Nilai Rp
Persentase
1 2
Biaya Variabel Biaya Tetap
50.936.562,5 6.054.687,5
89,38 10,62
Jumlah 56.991.250
100,00
Sumber: Lampiran 4 Dilihat dari total biaya yang dikeluarkan dalam 1963 ekor ternak
dikeluarkan biaya variabel sebesar Rp. 50.936.562,5 dan pengeluaran biaya tetap sebesar Rp. 6.054.687,5, dimana persentasi pengeluaran biaya variabel lebih besar
dari biaya tetap. Adapun jumlah persentasinya pada biaya variabel sebesar 89,38 sedangkan persentasi variabel biaya tetap sebesar 10,62.
4.4.2. Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Mandiri di Kabupaten Langkat
Tabel 15. Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Mandiri di
Kabupaten Langkat A
Output Produksi
Harga Jual
Penerimaan
Produksi Ayam Pedaging 3538,74 Kg
19.937,5 1.132.300.000
B Penerimaan
Total Biaya Pendapatan TR-TC
Rp 1.132.300.000 Rp 56.991.250
Rp 13.777.500
C Penerimaan
Total Biaya RC TRTC
Rp 1.132.300.000 Rp 56.991.250
1,19 Sumber: Lampiran 6
Jika dilihat dari tabel diatas, maka dapat dilihat dalam skala usaha 1963 ekor ayam pedaging mandiri, diperoleh total biaya sebesar Rp 56.991.250 dimana
total biaya berasal dari biaya kandang, biaya pakan, biaya listrik, biaya alas kandang, dan biaya obat-obatan yang digunakan. Dalam 1963 ekor ayam potong,
akan memperoleh produksi sebesar 3.538,74 kg per musimnya. Harga jual per kg
Universita Sumatera Utara
sebesar Rp. 19.937,5. maka diperoleh penerimaan sebesar 1.132.300.000 dan diperoleh pendapatan sebesar Rp 13.777.500 permusimnya. Satu musin ternak
ayam pedaging selama 30-40 hari. Dilihat dari pendapatan usaha ayam pedaging mandiri di Kabupaten Langkat ,maka dapat disimpulkan bahwa usaha ayam
pedaging kemitraan mandiri sangat menguntungkan dari segi pendapatan. Untuk RC diketahui sebesar 1,19 artinya setiap biaya Rp 1 yang
dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,19. Hal ini disebabkan karena penerimaan yang tinggi harga jual tinggi dan produksi yang tinggi
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarka kriteria, menyatakan bahwa layak untuk diusahakan apabila nilai RC ratio 1, maka usaha ayam
pedaging kemitraan mandiri di daerah penelitian layak untuk diusahakan.
4.5. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Ayam Pedaging Kemitraan 4.5.1. Analisis Biaya