struktur dan tempatnya dengan desain untuk menarik wisatawan dan kebutuhan tujuan mereka seperti Taman Sari, atau special event”.
Pariwisata yang dikelola dan memberikan sesuatu yang menarik dapat membuat wisatawan ingin berkunjung. Wisatawan yang memilki
rasa ingin tahu tentang tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta akan mencari dan mengunjungi ke berbagai tempat. Maka dari itu, pengelola
pariwisata perlu memperhatikan hal tersebut untuk mengembangkan tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya museum.
B. Museum Sebagai Daya Tarik Wisata
Dalam hal ini, museum tidak hanya semata-mata menjadi tempat wisata. Museum juga dilihat dari sisi pendidikan, sejarah dan
kebudayaannya. Wisatawan ingin mengunjungi Keraton Yogyakarta dengan alasan karena di tempat atau kota lain tidak ada, sehingga dapat
dikatakan bahwa seseorang tertarik untuk berkunjung ke museum karena adanya rasa ingin tahu atau penasaran terlepas dari apa yang akan mereka
ketahui ketika berkunjung ke museum Rm Donny Surya Megananda 7 Mei 2015.
Museum yang identik dengan tempat menyimpan benda-benda kuno digabungkan dengan suatu pameran akan terlihat unik dan menjadi
daya tarik bagi wisatwan. Adanya pameran yang menarik, relevan dan mudah dijangkau oleh pengunjung membuat mereka tertarik dan ingin
berkunjung ke museum. Selain diadakan pameran, strategi lain yang dapat dilakukan, yaitu mengadakan sekolah program dengan menggabungkan
unsur pendidikan. Museum bekerja sama dengan sekolah untuk mengadakan program museum berdasarkan kurikulum sekolah untuk
menarik perhatian anak-anak sekolah agar berkunjung ke museum A report prepared for the International Art Museums Division Smithsonian
Institution , June 2001.
C. Pola Kunjungan
Lue, Crompton dan Fessenmaier 1993, mengatakan bahwa ada empat jenis perjalanan. Pertama, wisatawan melakukan perjalanan singkat
ke atau dari tujuan utama dalam model ”en-rute”. Kedua, model “base- camp” merupakan penjabaran lebih dari model tujuan tunggal. Dalam hal
ini wisatawan berani keluar dari tujuan tunggal untuk mengunjungi tempat wisata terdekat lainnya. Ketiga, “tur regional” merupakan perjalanan
wisatawan ke daerah tujuan tetapi bukan hanya dalam satu lokal, melainkan wisatawan berhenti bermalam di sejumlah tempat dalam pola
berurutan sebelum pulang. Keempat, pola “perjalanan berubah” melibatkan multi-fokus yakni perjalanan mengunjungi sejumlah tempat
tujuan tanpa bersamaan setiap kaki dari perjalanan. Oppermann 1995, mengatakan bahwa ada dua perjalanan yang
relevan dengan perjalanan jarak jauh udara. Pertama, model terbuka rahang lingkaran berlaku untuk wisatawan yang masuk ke suatu negara
melalui satu pintu gerbang dan meninggalkan melalui pintu lain. Kedua, model beberapa daerah tujuan lingkaran merupakan model yang paling
kompleks. Dalam hal ini, wisatawan akan mengunjungi banyak negara dan melakukan perjalanan secara ekstensif dengan tujuan yang berbeda.
D. Perilaku Konsumen
Definisi perilaku konsumen adalah :“Consumer behavior is the study of how individuals, groups and organizations select, buy, use, and
dispose of goods, service, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants” Kotler and Keller 2012 : 151.
Dari definisi di atas menjelaskan bahwa perilaku konsumen sangat erat hubungannya antara faktor utama dalam mempengaruhi pembelian
didorong dengan psikologi konsumen dan karakteristik konsumen sampai membuat keputusan konsumen untuk membeli.
Menurut The American Marketing Association yang dikutip oleh
Setiadi 2003, Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia
melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat tiga ide penting, yaitu : 1 Perilaku konsumen adalah dinamis; 2
Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar, serta 3 Hal tersebut melibatkan pertukaran.
Perilaku konsumen adalah tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembangunan
barang, jasa, pengalaman serta ide-ide Mowen dan Minor 2002. Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler dan Keller
2012, orang didorong oleh kebutuhan pada waktu tertentu karena: