Motivasi kunjungan ke dataran tinggi Dieng dan pengaruhnya pada minat berkunjung ulang.
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja Motivasi Wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan dan pendapatan, dan apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi wisatawan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan tiga responden yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata untuk mengetahui secara jelas apa saja Motivasi Wisatawan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang sedang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng.
Pada penelitian tahap pertama, digunakan metode content analysis dan common theme approach untuk menganalisa hasil dari wawancara. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa terdapat 4 kelompok motivasi yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung, yaitu Motivasi Menikmati Alam dan Sejarah Dieng (Kluster 1), Motivasi Menikmati Kuliner dan Kebudayaan Masyarakat Dieng (Kluster 2), Motivasi Menikmati Budaya dan Keunikan Dieng (Kluster 3), Motivasi Menikmati Iklim Dieng (Kluster 4). Kemudian pada penelitian tahap kedua, digunakan analisis data yaitu Analisis Faktor, Chi-Square, dan ANOVA (Post Hoc-Bonferroni) dengan menggunakan SPSS 16. Hasil dari penelitian ini bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng dilihat dari Asal Wiasatawan dan Pendapatan, dan Motivasi Menikmati Alam dan Sejarah Dieng (kluster 1) menurut wisatawan adalah motivasi yang membuat mereka ingin berkunjung ke Dtaran Tinggi Dieng kembali.
(2)
Motivation in Visiting Dieng Plateau and Its Influences on Interest to
Revisit
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Sanata DharmaUniversity
Yogyakarta, 2016
This research aims to find out tourists’ motivation during a visit to the Dieng Plateau. Whether there is any difference in motivation as seen in consumer characteristics, namely origins and incomes; and whether there is any difference in interest to revisitas seen in tourist motivation. This research is conducted in two stages. The first stage of research is conducted by interviewing three respondents who have competence in the field of tourism to clearly find
out tourists’ motivation in visitingDieng Plateau. The result from the first stage of research is used as a basis to develop a questionnaire that will be used in the second stage. The second stage of research is conducted by composing a questionnaire.The questionnaires is distributed to 100 respondents who visited Dieng Plateau. The respondents were chosen by convenience sampling.
The first stage of research found that there are four groups of motivation that affect tourists to visit, namely Motivation to Enjoy Dieng Nature and History (Cluster 1), Motivation to Enjoy Dieng Culinary and Cultural Society (Cluster 2), Motivation to Enjoy Dieng Culture and Uniqueness (Cluster 3), Motivation to Enjoy Dieng Climate (Cluster 4). Then in the second stage of research, data analysis are used they are Factor Analysis, Chi-Square and ANOVA (Bonferroni's Post-Hoc) using SPSS 16. The results of this research is that there is no difference in the motivation of tourists to visit Dieng Plateau as seen from Originsand Income, and Motivation to Enjoy Dieng Nature and History (cluster 1)is the onewhich makes them want to revisit to visit Dieng Plateau.
(3)
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Stefanus Chandra Perdana Kusuma 112214071
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Stefanus Chandra Perdana Kusuma 112214071
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bayangan tidak selamanya hitam, bayangan dapat menjadi indah seperti apa yang kita mau. Hidup kita hanya kita yang tahu”
(Penulis)
“Ketidak sempurnaan dan kegagalanku sama banyaknya dengan berkat Tuhan yang diberikan dalam bentuk sukses dan kemampuan, dan keduanya
kupersembahkan di kakiNya”
(M ahatma G andhi)
Skripsi ini aku persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku
Orangtuaku dan adik-adikku semua Kekasih, teman-teman angkatan 2011, dan semua yang mendukung dalam menyusun skripsi ini
(8)
(9)
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnyapada Minat Berkunjung Ulang”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat dan kuasaNya.
2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan, perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Lucia Kurniawati, S.P.d., MSM, selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan, perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
(11)
viii
6. Bapak Bambang Sutejo, selaku Kepala Sesi (Kasie) Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini. 7. Bapak Sukirman, selaku Kepala Calya Tour and Travel yang telah
memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Bapak Muhadi, selaku Ketua Paguyuban Pengelola Wisata Dieng (PPWD) yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di bidang pariwisata dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengarahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10.Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis perlukan.
11.Kedua orang tuaku yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang, semangat, nasihat untuk selalu sabar dan bersyukur dalam melakukan segala hal.
12.Kedua adikku Bryan dan Aura tersayang, kakak angkatku dari SMA Alfonsus Prasanto Wibowo, dan Alexander Christian, Mikail Adi V serta teman-teman SMA yang selalu mendukung melalui semangat, dan doa.
13.Christina Desty Ambarwati yang selama ini selalu mendampingi dalam penyelesaian skripsi ini, dengan memberikan support, semangat, dan doanya.
(12)
(13)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ...xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xiv
HALAMAN DAFTAR GRAFIK ...xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN ABSTRAK ...xvi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Batasan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur... 12
B. Perumusan Hipotesis ... 33
(14)
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Penelitian Tahap I ... 38
C. Penelitian Tahap II ... 41
D. Variabel Penelitian ... 44
E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 45
F. Skala Pengukuran Data ... 48
G. Teknik Penguji Instrumen ... 49
H. Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV GAMBARAN UMUM DESTINASI WISATA DATARAN TINGGI DIENG A. Gambaran Umum Dataran Tinggi Dieng ... 54
B. Daya Tarik Wisata Dataran Tinggi Dieng ... 56
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Tahap I ... 72
B. Penelitian Tahap II ... 81
C. Pembahasan ...109
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Penelitian Tahap I ...112
B. Kesimpulan Penelitian Tahap II ...113
C. Implikasi Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo ...115
D. Implikasi Bagi Pemangku Kepentingan Pariwisata ...116
E. Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya ...117
DAFTAR PUSTAKA ...119
(15)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
I.1 Jumlah Turis Mancanegara ... 2
I.2 Jumlah Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah ... 3
I.3 Data Jumlah Pengunjung, Persentase, dan Pertumbuhan Wisatawan Domestik dan MancanegaraDaya Tarik Wisata Dataran Tinggi DiengTahun 2001 – 2008 ... 5
V.1 Persentase Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81
V.2 Persentase Wisatawan Berdasarkan Asal ... 81
V.3 Persentase Wisatawan Berdasarkan Umur ... 82
V.4 Persentase Pekerjaan Wisatawan ... 83
V.5 Persentase Wisatawan Berdasarkan Status Kunjungan ... 83
V.6 Persentase Moda Transportrasi yang Digunakan Wisatawan... 84
V.7 Persentase Lama Tinggal atau Berkunjung Wisatawan ... 85
V.8 Persentase Kedatangan Wisatawan Bersama ... 86
V.9 Persentase Pengeluaran Wisatawan per Bulan ... 86
V.10 Persentase Asal Info Wisata Dieng ... 87
V.11 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Daya Tarik Wisata ... 88
V.12 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ... 89
V.13 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Kunjung Kembali ... 90
V.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 91
V.15 Hasil Interpretasi Rata-rata Respons dari Responden ... 92
(16)
xiii
V.17 Analisis Deskriptif Variabel Minat Kunjung Kembali ... 95
V.18 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 96
V.19 Hasil Analisis Faktor ... 97
V.20 Analisis Silang Variabel Asal Wisatawan Dengan Variabel Motivasi ... 100
V.21 Hasil Perhitungan Chi Square Perbedaan Motivasi Berdasarkan Asal Wisatawan ... 100
V.22 Analisis Silang Variabel Pendapatan Wisatawan dengan Variabel Motivasi ... 103
V.23 Analisis Perhitungan Chi Square Perbedaan Motivasi Berdasarkan Pendapatan Wisatawan ... 103
V.24 Hasil Perhitungan Post Hoc Motivasi Berkunjung ... 106
V.25 Mean Minat Berkunjung Kembali Masing-masing Kluster ... 107
(17)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
I.1 Model Proses Motivasi ... 7
II.1 Konsep Motif dan Motivasi ... 17
II.2 Model Penelitian ... 36
IV.1 Telaga Warna ... 58
IV.2 Telaga Pengilon ... 59
IV.3 Gua Semar ... 60
IV.4 Gua Sumur ... 61
IV.5 Gua Jaran ... 62
IV.6 Kawah Chandradimuka ... 63
IV.7 Kawah Sikidang ... 64
IV.8 Dieng Theater ... 66
IV.9 Candi Arjuna ... 67
IV.10 Kebun Teh Tambi ... 68
IV.11 Festival Kebudayaan Ruwatan ... 69
IV.12 Tarian Jathilan ... 71
DAFTAR GRAFIK Grafik Judul Halaman I.1 Pertumbuhan Jumlah Turis Asing di Indonesia Sejak 2008-2013 ... 2
(18)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Daftra Pertanyaan dan Hasil Penelitian Tahap I ... 124
Lampiran 2 Kuesioner ... 138
Lampiran 3 Deskripsi Responden ... 145
Lampiran 4 Hasil Tabulasi dan Penelitian Tahap II ... 151
Lampiran 5 Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 170
Lampiran 6 Hasil Output Analisis Faktor ... 175
Lampiran 7 Hasil Output Hubungan Antar Variabel dan Chi Square ... 176
Lampiran 8 Hasil Output Post-Hoc Bonferroni ... 178
(19)
xvi
ABSTRAK
Motivasi Kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng dan Pengaruhnya
pada Minat Berkunjung Ulang
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja Motivasi Wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan dan pendapatan, dan apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi wisatawan. penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan tiga responden yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata untuk mengetahui secara jelas apa saja Motivasi Wisatawan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Pada penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang sedang berkunjung di Dataran Tinggi Dieng.
Pada penelitian tahap pertama, digunakan metode content analysis dan common theme approach untuk menganalisa hasil dari wawancara. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa terdapat 4 kelompok motivasi yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung, yaitu Motivasi Menikmati Alam dan Sejarah Dieng (Kluster 1), Motivasi Menikmati Kuliner dan Kebudayaan Masyarakat Dieng (Kluster 2), Motivasi Menikmati Budaya dan Keunikan Dieng (Kluster 3), Motivasi Menikmati Iklim Dieng (Kluster 4). Kemudian pada penelitian tahap kedua, digunakan analisis data yaitu Analisis Faktor, Chi-Square, dan ANOVA (Post Hoc-Bonferroni) dengan menggunakan SPSS 16. Hasil dari penelitian ini bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng dilihat dari Asal Wiasatawan dan Pendapatan, dan Motivasi Menikmati Alam dan Sejarah Dieng (kluster 1) menurut wisatawan adalah motivasi yang membuat mereka ingin berkunjung ke Dtaran Tinggi Dieng kembali.
(20)
xvii
ABSTRACT
Motivation in Visiting Dieng Plateau and Its Influences on
Interest to Revisit
Stefanus Chandra Perdana Kusuma Sanata DharmaUniversity
Yogyakarta, 2016
This research aims to find out tourists‟ motivation during a visit to the Dieng Plateau. Whether there is any difference in motivation as seen in consumer characteristics, namely origins and incomes; and whether there is any difference in interest to revisitas seen in tourist motivation. This research is conducted in two stages. The first stage of research is conducted by interviewing three respondents who have competence in the field of tourism to clearly find out tourists‟ motivation in visitingDieng Plateau. The result from the first stage of research is used as a basis to develop a questionnaire that will be used in the second stage. The second stage of research is conducted by composing a questionnaire.The questionnaires is distributed to 100 respondents who visited Dieng Plateau. The respondents were chosen by convenience sampling.
The first stage of research found that there are four groups of motivation that affect tourists to visit, namely Motivation to Enjoy Dieng Nature and History (Cluster 1), Motivation to Enjoy Dieng Culinary and Cultural Society (Cluster 2), Motivation to Enjoy Dieng Culture and Uniqueness (Cluster 3), Motivation to Enjoy Dieng Climate (Cluster 4). Then in the second stage of research, data analysis are used they are Factor Analysis, Chi-Square and ANOVA (Bonferroni's Post-Hoc) using SPSS 16. The results of this research is that there is no difference in the motivation of tourists to visit Dieng Plateau as seen from Originsand Income, and Motivation to Enjoy Dieng Nature and History (cluster 1)is the onewhich makes them want to revisit to visit Dieng Plateau.
(21)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPariwisata merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting bagi seseorang, dan atau sekelompok orang. Setelah disibukkan oleh rutinitas sehari-hari, baiknya pada hari libur seseorang dapat melakukan perjalanan wisata karena dengan perjalanan wisata banyak manfaat yang didapatkan. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata, “Pariwisata adalah berbagai macam wkegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintas daerah”. Dari arti pariwisata tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa pariwisata erat kaitannya dengan kehidupan sosial dan ekonomi.
Pariwisata adalah salah satu sektor yang berpotensi untuk meningkatkan devisa negara. Menteri Pariwisata Arief Yahya (Sumber : traveling.bisnis.com) mangatakan bahwa berdasarkan analisis kunjungan wisatawan selama ini 40% kunjungan ke Bali, 30% ke Jakarta, 25% ke Batam, dan 5% sisanya ke berbagai wilayah di Indonesia. Pemerintah akan memperkuat daerah-daerah ini untuk memenuhi target kunjungan. Hal ini diperkuat dengan naiknya anggaran APBN tahun 2015 dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 4 triliun untuk mempromosikan pariswisata. Dengan naiknya anggaran promosi pariwisata ini diharapkan masalah-masalah yang timbul selama ini sehubungan dengan pariwisata dapat terselesaikan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
(22)
2
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak tempat wisata yang sangat indah dan telah diakui oleh dalam negeri ataupun mancanegara. Hal ini menyebabkan para wisatawan asing atau domestik sangat senang untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Menurut data BPS, berikut ini adalah tabel dan grafik pertumbuhan jumlah turis asingdi Indonesia sejak 2008-2013
Tabel I.1Jumlah Turis Mancanegara
Sumber : Data BPS tahun 2014
Grafik I.1 Pertumbuhan Jumlah Turis Asing di Indonesia Sejak 2008-2013 Sumber : Data BPS tahun 2014
Dari data di atas kita dapat melihat bahwa jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat secara signifikan. Hal ini menjadi catatan penting untuk Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah, karena Pemerintah harus memberikan pelayanan yang baik dari aspek infrastruktur dan
6.234.497 6.323.730
7.002.944
7.649.731 8.044.462
8.802.129
2008 2009 2010 2011 2012 2013
(23)
3
aspek lainnya agar membuat wisatawan ini merasa nyaman ketika berkunjung dan mau untuk berkunjung kembali.
Selain menjadi salah satu sektor untuk meningkatkan devisa negara, pariwisata dengan kekayaan alam, seni budaya, tradisi dalam mayarakat, dan fasilitas-fasilitas pendukungnya menjadi modal terpenting untuk membangun dan mengembangkan suatu daerah.
Tabel I.2 Jumlah Daya Tarik Wisata di Jawa Tengah Tahun Jumlah Daya Tarik Wisata Pertumbuhan
2006 246 -
2007 233 -5.28%
2008 255 9.44%
2009 257 0.78%
2010 266 3.50%
2011 284 6.76%
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Tahun 2006 – 2011 (penelitian tahun 2013) Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan obyek wisata dari tahun 2006-2011 di Jawa Tengahselalu berfluktuatif. Hal ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah Jawa Tengah, dan menjadi bahan evaluasi kedepannya agar jumlah wisatawan dapat meningkat secara signifikansehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah di Provinsi Jawa Tengah.
Sehubungan dengan diberlakukannya UU No.23 tahun 2014 bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemerintahan Daerah
(24)
4
adalah penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pemabntuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara kesatuan Republik Indonesia.
Di Provinsi Jawa Tengah banyak terdapat daya tarikwisata, mulai dari wisata rohani, wisata sejarah, wisata edukasi, hingga wisata alam. Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi kedua di dunia setelah Tibet atau Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dieng terletak pada posisi 7‟ 12‟ Lintang Selatan dan 109‟ 54‟ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m dpl. Secara administratif, Dieng mencangkup Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu daya tarik wisata yang menawarkan berbagai macam wisata, mulai dari wisata alam yaitu : Telaga Warna, Kebun Teh Tambi, Telaga Menjer, Telaga Pengilon, Kawah Sikidang, Kawah Chandra Dimuka, Goa Semar, Goa Jaran, Puncak Sikunir, Puncak Paku
(25)
5
Waja dan lainnya. Untuk wisata sejarah yaitu Candi Gathotkaca, Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Semar, Candi Punthadewa, dan Candi Srikandi, candi-candi tersebut adalah peninggalan Mataram Kuno. Wisata-wisata tersebut menyebabkan Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu obyek wisata yang diandalkan oleh Provinsi Jawa Tengah.
Berikut adalah Tabel jumlah pengunjung, presentase, dan pertumbuhan daya tarik wisata Dataran Tinggi Dieng selama tahun 2001-2008 :
TABEL I.3 Data Jumlah Pengunjung, Persentase, dan PertumbuhanWisatawan Domestik dan MancanegaraDaya Tarik
WisataDataran Tinggi DiengTahun 2001 – 2008
Tahun Wisatawan Jumlah
Wisatawan Domestik (orang) Persent ase (%) Pertum buhan (%) Wisatawan Mancanega ra (orang) Persent ase (%) Pertum buhan (%)
2001 64.209 91,4 - 6.024 8,6 - 70.223
2002 58.395 88,3 (9,05) 7.727 11,7 28,27 66.122
2003 60.812 94,0 4,13 3.385 6,0 (56,19) 64.677
2004 66.857 92,7 9,94 4.920 7,3 45,34 71.777
2005 62.680 91,6 (6,24) 5.695 8,4 15,75 68.375
2006 52.166 91,1 (16,67) 5.062 8,9 (11,11) 57.228
2007 70.833 96,1 35,78 2.874 3,9 (43,22) 73.707
2008 65.217 94,6 (7,92) 3.715 5,4 29,26 68.932
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara (penelitian tahun 2010)
Dari data di atas terlihat bahwa jumlah kedatangan wisatawan domestik pada tahun 2001-2008 masih sangat berfluktuatif. Puncak kedatangan wisatawan domestik ke Dataran Tinggi Dieng adalah pada tahun 2007 dengan jumlah pengunjung mencapai 70.833 orang atau 96,1% selama satu tahun dan jumlah
(26)
6
terendah pada tahun 2006 yaitu hanya 52.166 orang atau 91,1% dalam satu tahun. Begitu pula dengan wisatawan asing, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Dataran Tinggi Dieng juga berfluktuatif. Puncak kedatangan wisatawan asing yaitu pada tahun 2002 dengan jumlah wisatawan asing sebanyak 7.727 orang atau 11,7% dalam satu tahun dan jumlah terendah yaitu pada tahun 2007 dengan jumlah wisatawan asing sebanyak 2.874 orang atau 3,9%.
Pariwisata erat kaitannya dengan sudut sosial dan sudut ekonomi masyarakat. Arti sudut sosial adalah bahwa dengan adanya obyek pariwisata dapat menumbuhkan rasa kebersamaan di antara wisatawan, karena akan terjadi interaksi di antara wisatawan tersebut. Selain itu tumbuhnya rasa cinta pada Indonesia, karena Indonesia memiliki obyek-obyek pariwisata yang indah. Sedangkan dari sudut ekonomi dapat di analisis dari berbagai bidang, mulai dari bidang pengelolaan pariwisata, sumber daya pariwisata, hingga pemasaran pariwisata tersebut.
Menurut Kotler, dan Keller (2008:5), “Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.” Orientasi pemasaran adalah konsumen dan pesaing. Dalam menjalankan perekonomian bahkan perekonomian pariwisata, pemasaran sangat dibutuhkan. Karena dengan adanya analisis pemasaran yang baik dan tepat maka sasaran organisasi dapat dicapai.
Motivasi adalah salah satu faktor terpenting yang dimiliki wisatawan ketika wisatawan hendak pergi ke suatu obyek wisata. Motivasi wisatawan ini
(27)
7
bermacam-macam, ada yang berwisata dengan tujuan pendidikan, wisatawan dapat berwisata ke tempat pembelajaran seperti museum. Ada yang berwisata dengan tujuan rohani, wisatawan dapat berwisata ke goa maria atau tempat rohani lainnya. Ada juga yang berwisata dengan tujuan rekreasi, wisatawan dapat berwisata ke tempat-tempat hiburan atau dapat berwisata yang menawarkan keindahan alam.Schiffman, dan Kanuk (2007:72), menyebutkan bahwa Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan. Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan proses belajar individu.
Sumber: Schiffman, dan Kanuk (2007) Gambar I.1 Model Proses Motivasi
Pengurangan Keterangan Doro ngan Proses Kesadaran Keteg angan Kebutuhan, keinginan, dan hasrat yang belum terpenuhi Perilak u Pemenuhan Tujuan atau Kebutuhan Belajar
(28)
8
Minat kunjungan kembali wisatawan dapat diartikan sebagai loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau produk. Minat kunjung kembali wisatawan pada suatu obyek wisata berarti bahwa wisatawan loyal terhadap obyek wisata tersebut. Membangun loyalitas wisatawan lebih sulit daripada memuaskan wisatawan. Memuaskan wisatawan dapat dengan memberikan pelayanan yang terbaik sesuai apa yang wisatawan inginkan. Dalam hal ini membangun loyalitas wisatawan harus sangat diperhatikan karena tidak hanya berhenti pada wisatawan tersebut sering datang ke suatu obyek wisata, namun juga dapat mereferensikan obyek wisata tersebut kepada oranglain. Kotler, dan Keller (2007:175) menjelaskan bahwa loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku.
Segmentasi pasar sangat penting dalam manajemen pemasaran. Segmentasi pasar membantu pengambil keputusan (manajer pemasaran) untuk mengklasifikasi konsumen secara spesifik agar tepat sasaran. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:37), segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.
Pendapatan adalah salah satu faktor penting bagi seseorang untuk menentukan kemana akan berwisata. Seseorang atau kelompok orang dengan
(29)
9
pendapatan yang lebih tinggi akan berbeda dengan seseorang atau kelompok yang berpendapatan lebih rendah dalam hal mengambil sebuah keputusan. Orang atau sekelompok orang yang memiliki pendapatan yang tinggi akan lebih cenderung berwisata keluar negeri atau daerah wisata yang menurutnya menarik untuk dikunjungi. Berbeda dengan orang yang berpendapatan rendah lebih cenderung untuk berwisata yang disesuaikan dengan budget atau pendapatannya.
B. Rumusan Masalah
Dataran Tinggi Dieng menawarkan wisata alam dan juga wisata pengetahuan atau sejarah. Dataran Tinggi Dieng menjadi salah satu sektor pariwisata yang baik untuk dikembangkan agar menjadi daerah wisata yang dikenal tidak hanya dalam negeri, namun hingga mancanegara. Berdasarkan potensi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi manajer (pemasaran) Wisata di Dataran Tinggi Dieng untuk meningkatkan promosi dan menjaga loyalitas wisatawan agar mau datang kembali.
Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, maka penelitian ini mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apa saja motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng ?
2. Apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu asal wisatawan dan pendapatan?
(30)
10
3. Apakah ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
2. Untuk mengetahui perbedaan motivasi dilihatdari karakteristik konsumen, yaitu asal wisatawan dan pendapatan.
3. Untuk mengetahui perbedaan minta kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dataran Tinggi Dieng, karena akan meneliti tentang apa saja motivasi wisatawan ketika mereka berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Lalu akan meneliti apakah ada perbedanan minat kunjung kembali wisatawan dilihat dari karakteristik wisatawan, yaitu motivasi berkunjung.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu bentuk penerapan pengetahuan dan teori yang diperoleh selama ini kepada realita kerja yang ada serta sebagai awal karir kerja selanjutnya.
(31)
11
2. Bagi Universitas
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan dan sebagai acuhan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengambil kebijakan publik berkenaan dengan pengelolaan pariwisata.
(32)
12
BAB II
TINJAUAN LITERATUR dan PERUMUSAN HIPOTESIS
A.
Tinjauan Literatur
1. Manajemen Pariwisata
1.1. Pengertian Manajemen
Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji keberadaannya (Athoillah, 2010).
1.2. Pengertian Pariwisata
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata, “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”.
(33)
13
E. Guyer Freuler (2013), merumuskan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan sebagai berikut : “…Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, serta penyempurnaan dari alat–alat pengangkutan ”.
1.3. Pengertian Manajemen Pariwisata
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pariwisata adalah suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya dalam bidang pariwisata.
2. Perilaku Konsumen
2.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:166) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi, memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut Shiffman, dan Kanuk(2007) perilaku konsumen adalah“perilaku yang
(34)
14
diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.
2.2. Tujuan Perilaku Konsumen
Tujuan mempelajari dan menganalisis perilaku konsumen adalah sebagai berikut (Sangadji dan Sopiah, 2013:10) :
1. Untuk mengimplementasikan konsep pemasaran sebagai rencana untuk mempengaruhi calon konsumen.
2. Untuk memahami pengaruh yang kompleks ketika konsumen mengonsumsi produk yang dibeli.
3. Untuk meningkatkan kepercayaan diri manajer (pemasaran) untuk mempredikasi respons konsumen setelah strategi pemasaran ditetapkan dan dilaksanakan.
4. Untuk menghindari kriteria rujuk-diri (self-referance criterion). Setiap konsumen memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda tentang produk yang dibelinya. Ada yang tingkat pemahamannya tinggi, dan ada juga yang rendah.
(35)
15
Mc Kechnie (2012) menyebutkan beberapa keuntungan memahami perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
1. Analisis konsumen menjadi dasar bagi manajemen pemasaran untuk merancang strategi pemasaran.
2. Analisis konsumen membantu pengembangan kebijakan publik bagi perusahaan.
3. Analisis konsumen berkontribusi dalam pemasaran altruistik. Pemasaran altruistik adalah bidang studi yang (a) meneliti penyebab kelalaian perilaku konsumen. (b) mengaplikasikan penemuan untuk mengambangkan metode pemeliharaan dan/atau mencegah guna mengurangi tindakan konsumen yang menyimpang.
4. Analisis konsumen membentuk konsumen yang lebih efektif dalam pembelian.
(36)
16
2.3. Faktor-Faktor Utama Penentu Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:250), ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan, yaitu :
1. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis mencangkup presepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembeliankonsumen. Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam situasi dan kondisi tertentu secara konsisten. Sikap mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan mempengaruhi sikap. Kepribadian merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen. Kepribadian adalah pola individu untuk merespons stimulus yang muncul dari lingkungannya.
2. Pengaruh Faktor Situasional
Faktor situasional mencangkup keadaan sarana dan prasarana tempat belanja, waktu belanja, penggunaan produk, dan kondisi saat pembelian.
3. Pengaruh Faktor Sosial
Faktor sosial mencangkup undang-undang atau peraturan, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial, dan budaya.
(37)
17
3. Motivasi
3.1.Pengertian Motivasi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:72), motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan. Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan proses belajar individu.
3.2.Konsep Motif dan Motivasi
Sangadji dan Sopiah (2013:157) menyebutkan bahwa konsep motif dan motivasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar II.1Konsep Motif dan Motivasi
Sumber : Setiadi, 2003 (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:159) Penerangan materil dan non
materil oleh internal dan eksternal perusahaan
Pemenuhan kebutuhan Daya penggerak dan
kemauan Rangsangan keinginan dan perilaku konsumen
(38)
18
Penjelasan untuk gambar II.1 adalah sebagai berikut :
1. Perangsang materil dan non materil tercipta oleh internal dan eksternal perusahaan.
2. Rangsangan menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan konsumen. 4. Kemauan konsumen menghasilkan penemuan kebutuhan dan
kepuasan.
5. Kebutuhan dan kepuasan mendorong penciptaan perangsang yang selanjutnya (siklus).
3.3. Macam-macam Motivasi Perjalanan
1. Dilihat Dari Kelompok Motivasi (McIntosh:1977; dalam Hayati, 2012:5)
a. Physiological Motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan. Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan sebagainya.
b. Cultural Motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (monument bersejarah).
c. Social Motivation atau Interpersonal Motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga,
(39)
19
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang di anggap mendatangkan gengsi (nilai pretise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan.
d. Fantasy Motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan. (Pitana, 2005: 59)
2. Dilihat Dari Sifat MotivasiPerjalanan (dalam Pertiwi, 2011:12) a. Motivasi yang bersifat Internal (in order motive)
Motivasi ini berasal dari dalam diri seseorang yang mendorong seseorang itu untuk melakukan suatu tindakan dengan mengharapkan tercapainya suatu tujuan, dan tingkah laku ini datang dengan sendirinya atau kesadaran sendiri. Diantaranya adalah hobi yang ada pada diri wisatawan itu sendiri dan dengan adanya dorongan dari finansial yang mencukupi oleh wisatawan itu.
b. Motivasi yang bersifat eksternal (because motive)
Wisatawan melakukan suatu kegiatan kegiatan itu dikarenakan ada yangmempengaruhinyaatau dirangsang dari luar diri yang berguna untuk mencapai suatu tujuan.
(40)
20
3.4. Kategori Motivasi
Menurut McIntosh, Goeldner and Ritchie (1995), (dalam Sayangbatti, 2013:2), motivasi dibagi kedalam 4 (empat) kategori yaitu:
1. Motivasi Fisik, yang berkaitan dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga dan kesenangan. Disini aktivitas yang dilakukan lebih mengarah pada aktivitas yang mengurangi tekanan yang dihadapi seharihari.
2. Motivasi Budaya, yang diidentifikasi oleh keinginan untuk melihat dan tahu lebih banyak tentang budaya lain, untuk mencari tahu tentang penduduk asli suatu negara, gaya hidup mereka, musik, seni, cerita rakyat, tari, dll. Keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain.
3. Motivasi Interpersonal, kelompok ini termasuk keinginan untuk bertemu orang baru, mengunjungi teman atau kerabat, dan mencari pengalaman baru dan berbeda. Keinginan untuk relax dari rutinitas mencari suasana baru atau mengunjungi beberapa kerabat.
4. Motivasi Status dan prestise: ini termasuk keinginan untuk kelanjutan pendidikan.
3.5. Faktor Pendorong Motivasi Wisata (dalam Hayati, 2012:5) Berikut beberapa contoh faktor pendorong Motivasi Wisatawan
1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
(41)
21
2. Relaxation. Keinginan untuk rekuperasi/penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.
3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan permunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
4. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR (Visiting Freinds and Relations). Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama, karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri.
5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial. Bagi berbagai masyarakat, perjalanan keluar merupakan salah satu bentuk „inisiasi‟.
6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
7. Romance. Keinginan untuk bertemu denngan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual, khususnya dalam pariwisata seks.
8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau mengetahui
(42)
22
kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong yang dominan di dalam pariwisata.
9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri (self-discovery), karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.
10.Wish-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama dicitacitakan, sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan tau dorongan yang kuat dari dalam diri.
4. Segmentasi
4.1. Pengertian Segmentasi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:37), segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk atau bauran pemasaran tersendiri.(Laksana, 2008:33).
(43)
23
4.2. Dasar Segmentasi PasarBerdasarkan Karakteristik Konsumen Kotler dan Keller (2008:234), merumuskan dasar-dasar untuk membuat segmentasi pasar berdasarkan karakteristik konsumen sebagai berikut :
1. Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya.
2. Segmentasi Geografis. Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan.
3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Orang-orang dalam kelompok
(44)
24
demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang sangat berbeda.
4. Segmentasi Perilaku. Segmentasi perilaku membagi pembeli menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar percaya bahwa variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun segmen pasar.
4.3. Segmentasi Berdasarkan Respons Konsumen
Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap produk (Lupiyoadi, 2013:60)
1. Segmentasi Manfaat. Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat yang dicari konsumen dari produk.
2. Segmentasi Penggunaan. Segmentasi penggunaan membagi konsumen dalam pengguna berat, pengguna menengah, dan pengguna ringan. Pengguna berat biasanya hanya memiliki presentase kecil dari seluruh pasar, tetapi memiliki presentase yang tinggi dari total pembelian.
3. Segmentasi Respons Promosi. Segmentasi respons promosi mengelompokkan konsumen berdasarkan bagaimana konsumen merspons bentuk-bentuk promosi.
(45)
25
4. Segmentasi Loyalitas. Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Beberapa konsumen benar-benar setia atau loyal terhadap satu macam produk.
5. Segmentasi Jasa. Segmentasi berdasarkan jaas berfokus pada apakah penawaran jasa dapat dibedakan. Apakah sebuah produk membutuhkan level jasa yang sama. Serta, bisakah pengelompokkan konsumen diidentifikasikan dengan permintaan jasa yang sama.
4.4. Manfaat Segmentasi
Berikut adalah manfaat dari segmentasi :
1. Mendesain jasa yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Ketika membuat sebuah produk, produk kita nantinya menjadi tepat sasaran dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau produk kita sesuai dengan keinginan konsumen yang sudah kita tetapkan di awal. 2. Menganalisis pasar. Kita dapat menganalisis pasar sasaran, melihat
dan menganalisis SWOT dari perusahaan kita.
3. Menemukan peluang. Dalam bisnis kita selalu memiliki pesaing, dengan kita melakukan segmentasi terlebih dahulu, maka kita akan menemukan peluang bisnis apa yang kita kuasai, dengan demikian kita akan menjadi berbeda walau termasuk dalam bisnis yang sama. 4. Menguasai posisi yang superior (unggul) dan kompetitif. Keuntungan
(46)
26
5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Segmentasi erat kaitannya dengan pemasaran, sehingga dengan adanya segmentasi juga dapat menentukan strategi komunikasi yang baik untuk promosi terhadap konsumen.
5. Minat Kunjung Kembali
Menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman 2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari sudut pandang manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa menjadi sangat sulit dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu dapat dicapai dengan pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu, dalam Petrick, Morais, dan Norman, 2001:42).
Menurut Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa penelitian di bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan masa lalu ke tujuan tertentu meningkatkan niat untuk melakukan perjalanan ke sana lagi. 6. Loyalitas
6.1. Pengertian Loyalitas
Menurut Oliver (2005) loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa loyalitas lebih ditujukan pada suatu perilaku, yang
(47)
27
ditunjukkan dengan pembelian rutin dan didasarkan pada unit pengambilan keputusan
6.2. Karakteristik Loyalitas Konsumen
Konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Griffin (2005) menyatakan bahwa konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases)
2. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and service lines)
3. Merekomendasikan produk lain (refres other)
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates on immunity to the full of the competition)
6.3. Merancang dan Menciptakan Loyalitas
Dalam kaitannya dengan pengalaman pelanggan, Morais (2005) mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang oleh perusahaan. Adapun tahap-tahap perancangan loyalitas tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi nilai pelanggan (define customer value) a. Identifikasi segmen pelanggan sasaran
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan pelanggan mana yang menjadi pendorong keputusan pembelian dan penciptaan loyalitas.
(48)
28
c. Ciptakan diferensiasi janji merek
2. Merancang pengalaman pelanggan bermerek (design the branded customer experience)
a. Mengembangkan pemahaman pengalaman pelanggan
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan janji merek c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan.
3. Melengkapi orang dan menyampaikan secara konsisten (equip people and deliver consistently)
a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan.
b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan untuk mengembangkan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan dalam setiap interaksi yang dilakukan pelanggan terhadap perusahaan.
c. Memperkuat kinerja perusahaan melalui pengukuran dan tindakan kepemimpinan.
4. Menyokong dan meningkatkan kinerja (sustain and enchance performance)
a. Gunakan respons timbal balik pelanggan dan karyawan untuk memelihara karyawan secara berkesinambungan dan untuk mempertahankan pengalaman pelanggan
b. Membentuk kerja sama antara sistem personalia (human resource development) dengan proses bisnis yang terlibat
(49)
29
langsung dalam pemberian dan penciptaan pengalaman pelanggan.
c. Secara terus menerus mengembangkan dan atau mengkomunikasikan hasil untuk menanamkan pengalaman konsumen bermerek yang telah dijalankan perusahaan.
6.4. Tahap-tahap Loyalitas
Griffin (2005) menyatakan bahwa tahapan loyalitas pelanggan terbagi menjadi 8, yaitu :
1. Terduga (suspects), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan, tetapi sama sekali belum mengenal perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.
2. Prospek (prospects), merupakan orang-orang yeng memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Meskipun belum melakukan pembelian, para prospek telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya.
3. Prospek terdiskualifikasi (disqualified prospects), yaitu prospek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tertentu, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut.
(50)
30
4. Pelanggan mula-mula (first time customer), yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi pelanggan yanag baru.
5. Pelanggan berulang (repeat customer), yaitu pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula.
6. Klien, membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan dibutuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing.
7. Pendukung (advocates), seperti halnya klien, pendukung membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang dibutuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan begitu, secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran dan membawa pelanggan untuk perusahaan.
8. Mitra, merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara pelanggan dan perusahaan, dan berlangsung terus-menerus karena kedua pihak melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan.
(51)
31
6.5. Prinsip-prinsip Loyalitas
Kotler, Philip (2005), mengemukakan bahwa pada hakikatnya loyalitas pelanggan dapat diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelanggan inti). Jalinan relasi ini akan langsung bila dilandasi sepuluh prinsip pokokloyalitas pelanggan berikut :
1. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh
2. Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu siklus, tekhnologi, profitabilitas, dan sebagainya), dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok. 3. Sikap saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara
perusahaan dan pelanggan inti.
4. Keterbukaan (saling berbagi data tekhnologi, strategi, dan biaya) antara pelanggan dan pemasok.
5. Pemberian bantuan secara aktif dan konkret.
6. Tindakan berdasarkan semua unsur antusiasme konsumen.
7. Fokus pada faktor-faktor tidak terduga yang bisa menghasilkan kesenangan pelanggan.
8. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal. 9. Pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purnabeli. 10. Antisipasi kebutuhan dan harapan pelanggan di masa datang.
(52)
32
6.6. Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Zeithmal dan Bitner (2005), mengemukakan bahwa untuk mewujudkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang saling terikat, yaitu :
1. Komitmen dan keterlibatan manajemen puncak 2. Tolok ukur internal (internal benchmarking) 3. Identifikasi kebutuhan pelanggan
4. Penilaian kapabilitas persaingan
5. Pengukuran kepuasan dan loyalitas pelanggan
6. Analisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, non pelanggan, dan pesaing
7. Perbaikan berkesinambungan.
6.7. Mengukur Loyalitas
Tjiptono (2005) mengemukakan enam indikator yang dapat digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu :
1. Pembelian ulang
2. Kebiasaan mengkonsumsi merek 3. Rasa suka yang besar pada merek 4. Ketetapan pada merek
5. Keyakinan bahwa merek tertentu adalah merek terbaik 6. Perekomendasian merek kepada orang lain.
(53)
33
B. Perumusan Hipotesis
1.a. Perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu asal wisatawan.
Asal wisatawan dapat mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung atau melakukan perjalanan wisata. Dalam ilmu manajemen pemasaran, pengetahuan tentang asal wisatawan sangat penting untuk menentukan strategi yang akan digunakan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung. Dalam manajemen pemasaran asal wisatawan atau konsumen masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi geografis.
Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi di satu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. (Kotler dan Keller, 2008:234)
Berdasarkan argumentasi di atas, maka penelitian ini mengajukan Hipotesis, sebagai berikut :
H1.a : Ada perbedaan motivasi wisatawan untuk berkunjung kembali dilihat dari karakteristik konsumen yaitu asal wisatawan.
(54)
34
1.b. Perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik konsumen, yaitu pendapatan. Pendapatan juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi wisatawan untuk berkunjung atau melakukan perjalanan wisata. Tingkat pendapatan yang berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya, mengakibatkan tujuan wisata yang mereka inginkan juga berbeda-beda. Dalam manajemen pemasaran pendapatan masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi demografis.
Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling mudah diukur dibandingkan dengan variabel lainnya.
Berdasarkan argumentasi diatas, maka penelitian ini mengajukan Hipotesis, sebagai berikut :
H1.b : Ada perbedaan motivasi wisatawan untuk berkunjung kembali dilihat dari karakteristik konsumen yaitu pendapatan.
(55)
35
2. Perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung
Menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman 2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari sudut pandang manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa menjadi sangat sulit dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu dapat dicapai dengan pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu, dalam Petrick, Morais, dan Norman, 2001:42).
Menurut Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa penelitian di bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan masa lalu ke tujuan tertentu meningkatkan niat untuk melakukan perjalanan ke sana lagi.
Banyak hal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Motivasi-motivasi tersebut dapat timbul dari internal wisatawan ataupun eksternal wisatawan. Seperti penjelasan di atas pengalaman masa lalu wisatawan adalah salah satu faktor internal yang membuat wisatawan tersebut melakukan perjalanan wisata dan atau melakukan perjalanan ke daerah wisata tersebut kembali. Faktor eksternal yang mempengaruhi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata biasanya dikarenakan (a) Adanya promosi daerah wisata dari tour agent perjalanan atau iklan-iklan lainnya, entah iklan dari media cetak atau media visual. (b) Adanya dorongan atau ajakan melakukan perjalanan wisata dari orang-orang sekitar, entah keluarga, teman, dan rekan kerja. (c)
(56)
36
Harga yang terjangkau apabila memilih perjalanan wisata tersebut. (d)Keunikan kebudayaan yang ada pada daerah wisata tersebut, entah dari lingkungannya, makanan khas daerahnya, ataupun faktor lainnya.
Berdasarkan argumentasi diatas, maka penelitian ini mengajukan H2 sebagai berikut :
H2: Ada perbedaan minat kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kedua hipotesis tersebut, maka secara sederhana peneliti dapat menggambarkan model penelitian sebagai berikut :
Gambar II.2 Model Penelitian
Motivasi
Karakteristik
Konsumen
Minat Kunjung
Kembali
(57)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2014:24) mengatakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis metode penelitian (mixed method), yaitu metode kualitatif dan metode kuantitif. Menurut Sugiyono (2014:475), metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersema-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komperhensif, valid, reliabel, dan objektif. Penelitian tahap pertama dimaksudkan untuk mendapatkan atribut-atribut yang nantinya akan digunakan pada penelitian tahap kedua sebagai pengembangan data kuisioner untuk penelitian tahap kedua. Penelitian tahap pertama mencari atribut-atribut tentang apa saja motivasi wisatawan ketika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Sedangkan penelitian tahap kedua akan meneliti dan menjelaskan rumusan masalah dua dan tiga, penelitian tahap kedua menggunakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode survei melalui kuisioner yang diukur dengan menggunakan modifikasi skala likert.
(58)
38
2. Penelitian Tahap I 2.1. Tujuan Penelitian
Penelitian tahap pertama dilakukan peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan atribut-atribut yang relevan dengan motivasi wisatawan yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng yang nantinya akan digunakan penelitian selanjutnya (penelitian tahap II).
2.2. Jenis Penelitian
Penelitian tahap pertama menggunakan metode kualitatif yang menjelaskan mengenai hal-hal yang akan berkaitan dengan motivasi wisatawan yang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
2.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tahap pertama dilakukan oleh peneliti pada bulan November - Desember 2015, dengan lokasi penelitian tahap pertama adalah sebagai berikut :
a. Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo. b. Calya Wisata Tour and Travel.
c. PPWD (Paguyuban Pengelola Wisata Dieng). 2.4. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk penelitian tahap I yaitu wawancara. Wawancara dimaksudkan untuk menggali informasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta pembicaraan yang terarah. Komunikasi akan dilakukan secara informal, yaitu pewawancara hanya mengingat pertanyaan kunci yang digunakan untuk menggali informasi. Kelebihan
(59)
39
metode wawancara yaitu peneliti dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin seputar penelitian yang sedang diteliti.
2.5. Narasumber
Pada tahap pertama, peneliti akan menggunakan narasumber untuk membantu menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan “Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng” dengan harapan memperoleh informasi yang mendukung untuk melakukan penelitian tahap selanjutnya. Peneliti mempunyai target sebagai narasumber adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo. Peneliti memilih Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo sebagai narasumber pertama karena menurut peneliti beliau berkompeten di bidang pariwisata, dan beliau membawahi semua Daerah Tujuan Wisata yang ada di seluruh Kabupaten Wonosobo.
2. Pemilik Calya Wisata Tour and Travel. Peneliti memilih pemilik calya wisata tour and travel sebagai narasumber kedua karena calya wisata tour and travel adalah agen perjalanan wisata ke Dieng yang jasanya telah banyak dipakai oleh wisatawan.
3. Ketua PPWD (Paguyuban Pengelola Wisata Dieng). Peneliti memilih ketua PPWD sebagai narasumber ketiga karenaPPWD sebagai paguyuban pengelola wisata dieng.
(60)
40
2.6. Teknik Analisis Data
Data yang dapat di analisis merupakan gagasan-gagasan yang dapat disimpulkan menjadi sebuah atribut penelitian, dengan metode content analysis (atribut-atribut yang sering diucapkan secara terus-menerus oleh narasumber) dan common-theme approach (atribut-atribut yang diucapkan serupa dengan narasumber lain) yang bersumber dari hasil wawancara dengan narasumber.
2.7. Jenis-jenis Sumber Data
Menurut Sugiyono (2014:28), data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif ini penulis dapatkan menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui rekaman video ataupun bentuk foto. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Pada penelitian ini data kualitatifnya adalah hasil wawancara yaitu penelitian tahap pertama.
2.8. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2014:224), wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai. Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan
(61)
41
secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan. Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden, atau tempat lainnya yang dirasa cocok untuk melakukan wawancara. 3. Penelitian Tahap II
3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian tahap kedua dapat dilakukan setelah mendapatkan hasil data penelitian tahap pertama, yaitu berbagai atribut penelitian (instrumen penelitian) yang akan digunakan dalam kuesioner.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian tahap kedua menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisis variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada pembentukan Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tahap kedua akan dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2016, dengan lokasi penelitian tahap kedua adalah Objek-objek Wisata yang ada di Dataran Tinggi Dieng.
(62)
42
3.4. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014:148), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah responden yang pernah dan sedang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149). Dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi.
3.5. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non probability sampling. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling. Peneliti telah menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi untuk mendukung penelitian dan diharapkan sampel yang terkumpul memenuhi kriteria guna mendukung
(63)
43
penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah wisatawan yang sedang berkunjung atau pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
3.6. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan yang sedang atau pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Alasannya karena wisatawan yang pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng merupakan individu-individu yang sudah melakukan pembelian produk wisata tersebut.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Motivasi, Asal Wisatawa, Pendapatan dan Minat Kunjung Kembali.
3.7. Jenis-jenis Sumber Data
Menurut Sugiyono (2014:28), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungaan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan
(64)
44
diteliti. Pada penelitian ini data kuantitaif adalah hasil dari kuesioner yaitu penelitian tahap kedua.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi berbagai pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden yang telah ditentukan. (Sugiyono, 2014:230).
4. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:95) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Menurut hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Independent Variable atau biasa disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terkait. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi (X1), serta asal
wisatawan dan pendapatan(X2).
2. Dependent Variable atau biasa disebut sebagai variabl terikat yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
(65)
45
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat kunjung kembali (Y).
5. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 5.1. Definisi Konseptual
1. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:72), motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang untuk mengurangi ketegangan ini melalui perilaku yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka dan dengan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan. Tujuan tertentu yang mereka pilih dan pola tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan hasil dari pemikiran dan proses belajar individu.
2. Dalam ilmu manajemen pemasaran, pengetahuan tentang asal wisatawan sangat penting untuk menentukan strategi yang akan digunakan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung. Dalam manajemen pemasaran asal wisatawan atau konsumen masuk dalam segmentasi pasar, yaitu segmentasi geografis.
Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah,
(66)
46
negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan(Kotler dan Keller, 2008:234).
3. Dalam ilmu manajemen pemasaran, pendapatan akan mempengaruhi cara orang atau sekelompok orang dalam pengambilan keputusan dalam membeli barang atau jasa.
Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakor-faktor demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya. (Kotler dan Keller, 2008:234).
4. Minat Kunjung Kembali menurut Ajzen and Fishbein (dalam Petrick, Morais dan Norman 2001:42) keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya. Dari sudut pandang
(67)
47
manajerial, pengukuran sikap, norma dan kontrol bisa menjadi sangat sulit dan mahal, sementara pengukuran perilaku masa lalu dapat dicapai dengan pencatatan yang sederhana.(Quellete dan Kayu, dalam Petrick, Morais, dan Norman, 2001:42).
Sonmez dan Graeffe (1998) menyebutkan bahwa penelitian di bidang pariwisata menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan masa lalu ke tujuan tertentu meningkatkan niat untuk melakukan perjalanan ke sana lagi.
5.2. Definisi Operasional
Dalam mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, peneliti menentukan dengan tepat variabel-variabel operasional. Berikut variabel-variabel yang dioperasionalisasikan :
1. Asal Wisatawan dioperasionalisasikan sebagai berikut : a. Saya berasal dari luar Kabupaten Wonosobo.
b. Saya berasal dari dalam Kabupaten Wonosobo. c. Saya berasal dari luar Jawa Tengah.
2. Pendapatan dioperasionalisasikan sebagai berikut : a. Saya berpenghasilan Rp.1.000.000-Rp.2.499.000 b. Saya berpenghasilan Rp. 2.500.000-Rp.4.999.000 c. Saya berpenghasilan ≥ Rp. 5.000.000
3. Minat Kunjung Kembali dioperasionalisasikan sebagai berikut : a. Saya ingin berkunjung kembali berwisata ke Dataran Tinggi
(68)
48
b. Saya akan merekomendasikan kepada teman saya untuk berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
c. Saya akan selalu mengikuti info tentang Dataran Tinggi Dieng.
6. Skala Pengukuran Data
Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai sesuatu gejala. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert untuk menganalisis pengaruh motivasi, asal wisatawan dan tingkat pendidikan, terhadap minat kunjung kembali.
(69)
49
Dalam Skala Likert terdapat 5 katagori jawaban dengan skor sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
7. Teknik Pengujian Instrumen 7.1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dapat mengungkap data variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud oleh (Sumarni, 2006:168). Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi Pearson Product Moment (Sanusi,2011:77), sebagai berikut:
(70)
50
Dimana :
r = koefisien korelasi x = skor butir
y = skor total butir
N =Jumlah sampel (responden)
Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat bebas (n-2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai r dalam tabel pada alfa tertentu maka signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau pernyataan itu valid.
7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan oleh Suharsini, (dalam buku Danang Sunyoto).
(71)
51
Butir kuesioner dikatakan reliabel (layak) jika cronbach’s alpha> 0.60 dan dikatakan tidak reliabel jika cronbach’s alpha< 0.60. Dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua (Sanusi, 2011:82) dilakukan dengan membelah butir pertanyaan atau pernyataan menjadi dua bagian. Cara pembelahan bisa dilakukan dengan mengacak atau mengumpulkan butir ganjil dan genap. Selanjutnya, skor setiap butir pada belahan itu dijumlah sehingga menjadi skor total untuk belahan ganjil dan skor total untuk belahan genap. Skor total dari kedua belahan itu dikorelasikan dengan rumus korelasi product moment. Selanjutnya, dengan nilai koefisien korelasi product moment yang dihasilkan, dimasukkan kedalam rumus Spearman-Brown (Sanusi, 2011:82) yang diformulakan sebagai berikut:
Dimana:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product momentantara belahan pertama dan kedua. 8. Teknik Analisis Data
8.1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis Statistika Deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak untuk pengujian hipotesis. (dalam Mahaendra, 2014)
(72)
52
8.2. Analisis Faktor
Mengelompokkan motivasi berdasarkan kesamaan tema. Berdasarkan hasil penelitian tahap I, hasil yang didapatkan nantinya akan dikelompokkan kembali berdasarkan kesamaan tema yang bertujuan untuk mempermudah dalam menganalisisnya.
8.3. Uji Crosstabs (Chi- Square)
Uji Crosstabs (Chi- Square) digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua, yaitu apakah ada perbedaan motivasi dilihat dari karakteristik wisatawan, yaitu asal wisatawan dan pendapatan yang sedang atau pernah berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
8.4. Uji Hipotesis
Langkah-langkah pengujian : 1. Perumusan Hipotesis
H0: X2i = X2j
HA: X21 = X22
2. Memilih tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pennelitian ini adalah sebesar 5% atau 0.05.
(73)
53
8.5. Uji ANOVA (Post Hoc Bonferroni Test)
Uji ANOVA (Post Hoc Bonferroni Test) digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu apakah ada perbedaan minta kunjung kembali dilihat dari motivasi berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
8.6. Uji Hipotesis
Langkah-langkah pengujian : 1. Perumusan Hipotesis
H0: µ1=µ2
HA: µ1≠µ2
2. Memilih tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pennelitian ini adalah sebesar 5% atau 0.05.
(1)
176
LAMPIRAN
VII
Hasil Output Hubungan Antar
Variabel dan Chi-Square
(2)
177
Hubungan antara Variabel Pendapatan dengan Variabel Motivasi
Hasil Uji Chi Square AsalWisatawan
(3)
178
LAMPIRAN
VIII
(4)
(5)
180
LAMPIRAN
IX
(6)
181
Tabel r Product Moment
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N r N r N r N R N R N R
1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138
2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137
3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137
4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137
5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136
6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136
7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136
8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135
9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135
10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135
11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134
12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134
13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134
14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134
15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133
16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133
17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133
18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132
19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132
20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132
21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131
22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131
23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131
24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131
25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13
26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13
27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13
28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129
29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129
30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129
31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129
32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128
33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128
34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128
35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127
36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127
37 0.316 77 0.221 117 0.180 157 0.156 197 0.139 237 0.127
38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127
39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126