BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada tidaknya realitas tertentu sebagaimana
digambarkan menurut konsepnya. Definisi operasional disini dimaksudkan untuk
menjelaskan indikator dari variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
diskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang terjadi pada masyarakat Surabaya
untuk menjadi objek penelitian, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi maupun variabel tertentu. Bungin,
2001:48
Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap pemberitaan makelar kasus pajak di surat kabar Jawa Pos. Untuk lebih mudah
pengukurannya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut:
3.1.1 Sikap Masyarakat Surabaya terhadap Pemberitaan Makelar Kasus Pajak di Surat Kabar Jawa Pos
Sikap adalah kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyanangkan, tidak menyenangkan, atau netral terhadap suatu obyek atau
sebuah kumpulan obyek. Sikap relative menetap, berbagai studi menunjukkan
41
bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Rahmat,2001:39
Sikap masyarakat setelah membaca berita makelar kasus pajak merupakan bentuk dari kecenderungan berfikir, merasa dan bertindak menghadapi obyek,
situasi berupa pemberitaan tersebut di surat kabar Jawa Pos. Pada penelitian ini sikap dibagi menjadi tiga hal yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif. Variasi sikap diukur berdasarkan komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif yang meliputi :
1. Komponen kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
pemahaman informasi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap. Dalam hal ini objek sikapnya adalah makelar kasus pajak pada
pemberitaan di surat kabar, yaitu: a.
Pengetahuan responden tentang berita makelar kasus pajak b.
Pengetahuan responden bahwa para markus pajak ini mendapat feeuang jasa dari kasus pajak yang ditangani
c. Pengetahuan responden bahwa para makelar kasus pajak tidak
hanya berasal dari aparat pajak d.
Pengetahuan responden bahwa para makelar kasus pajak merugikan uang negara
Penghitungan dan pengkategoriannnya sebagai berikut :
Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16
Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan
dengan skor jawaban terendah responden, yaitu 4 x 1 = 4 Maka penghitungan intervalnya skornya adalah sebagai berikut :
Range = Skor tertinggi – skor terendah
Jenjang yang diinginkan =
16 –
4 4
= 12
4 =
3 Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut :
a. Aspek kognitif negative yaitu 3 – 5
b. Aspek kognitif netral yaitu 6 – 8 c. Aspek kognitif positif yaitu 9 – 16
2. Komponen afektif yaitu berhubungan dengan perasaan seperti khawatir,
ketakutan, dan kecemasan seseorang mengenai obyek sikap. Dalam hal ini obyek sikapnya adalah makelar kasus pajak pada pemberitaan di surat
Kabar: a.
Adanya kekhawatiran para wajib pajak pasca pemberitaan makelar kasus pajak
b. Perasaan marah atas uang pajak yang digunakan untuk pribadi oleh
para markus c.
Kewaspadaan terhadap markus-markus pajak lainnya yang masih ada
d. TImbul aman setelah aparat Kepolisian melakukan penangkapan
terhadap para markus pajak Penghitungan dan pengkategoriannnya sebagai berikut :
Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan
dengan skor jawaban tertinggi responden, yaitu 4 x 4 = 16
Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban terendah responden, yaitu 4 x 1 = 4
Maka penghitungan intervalnya skornya adalah sebagai berikut : Range =
Skor tertinggi – skor terendah Jenjang yang diinginkan
= 16
– 4
4 =
12 4
= 3
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut :
b. Aspek kognitif negative yaitu 3 – 5
b. Aspek kognitif netral yaitu 6 – 8 c. Aspek kognitif positif yaitu 9 – 16
3. Komponen konatif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau perilaku
seseorang mengenai obyek sikap. Dalam hal ini obyek sikapnya adalah makelar kasus pajak pada pemberitaan di surat kabar:
a. Jika mendapati makelar kasus pajak akan dilaporkan ke aparat
Kepolisian
b. Mendukung aparat kepolisian untuk segera menangkap para
markus-markus pajak yang masih ada c.
Berhati-hati saat pembayaran pajak di kantor pajak Penghitungan dan pengkategoriannnya sebagai berikut :
Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan
dengan skor jawaban tertinggi responden, yaitu 3 x 4 = 12
Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor jawaban terendah responden, yaitu 3 x 1 = 3
Maka penghitungan intervalnya skornya adalah sebagai berikut : Range =
Skor tertinggi – skor terendah Jenjang yang diinginkan
= 12
– 3
4 =
9 4
= 2,25 = 2
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut :
c. Aspek kognitif negative yaitu 2 – 3
b. Aspek kognitif netral yaitu 4 – 5 c. Aspek kognitif positif yaitu 6 – 12
Hal tersebut selanjutnya dijabarkan dalam pernyataan-pernyataan yang lebih operasional. Pernyataan yang operasional inilah yang akan menjadi
komponen skala pengukuran Singarimbun, 1989:134. Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan yang menyatakan hal-hal positif yaitu kalimat dari
pernyataan tersebut mendukung atau memihak. Pernyataan positif ini disebut pernyataan favorable. Selain itu, pernyataan tersebut juga terdiri dari hal-hal
negative yaitu hal-hal yang bersifat tidak mendukung atau kontra terhadap objek yang diungkap. Pernyataan yang negative ini disebut unfavorable.
Anwar,1997;161 Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap makelar kasus pajak pasca
pemberitaan Gayus Tambunan di surat kabar Jawa Pos diukur dengan alternative pilihan yang dinyatakan dalam pernyataan untuk mengukur komponen kognitif,
afektif dan konatif yang dinyatakan dalam jumlah skor. Dalam pemberian skor pernyataan sikap yang bersikap mendukung atau memihak pada objek sikap
Azwar,2007;161. Pemberian skor pada pernyataan komponen kognitif adalah sebagai berikut:
Sangat tidak tahu STT
: diberi skor 1
Tidak tahu TT : diberi skor 2
Tahu T
: diberi skor 3
Sangat tahu ST : diberi skor 4
Sedangkan pada komponen afektif dan konatif :
Sangat tidak setuju STS : diberi skor 1
Tidak setuju TS
: diberi skor 2
Setuju S : diberi skor 3
Sangat setuju SS
: diberi skor 4
Adapun pilihan jawaban pernyataan digolongkan menjadi 4 kategori jawaban dengan meniadakan jawaban “ragu-ragu” undeciaded, alasannya menurut Hadi
1986;20 sebagai berikut: 1.
Kategori undeciaded memiliki arti ganda, bisa diartikan belum bisa memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang
memiliki arti ganda instrument. 2.
Tersedianya jawaban ditengah, menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke
tengah central tendency, terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
3. Disediakannya jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya
data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring responden.
Maka selanjutnya, diberikan batasan-batasan dalam menentukan dalam menentukan lebar interval dari pernyataan diatas yang akan dijawab yaitu positif,
negative, atau netral dengan menggunakan rumus :
Interval = Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang
yang diinginkan
Keterangan :
Interval :
berdasarkan dari tiap tingkatan Skor tertinggi
: perkalian antara skor tertinggi dengan jumlah item
pertanyaan Skor terendah
: perkalian antara skor terendah dengan jumlah item Pertanyaan
Maka interval penelitiannya ini adalah : Range =
11x4 – 11x1 4
= 44 - 11
4 =
33 4
= 8,25 = 8
Jadi, penetuan kategorinya adalah sebagai berikut :
a. Sikap negative dengan skor yang diperoleh 8 – 15
b. Sikap netral dengan skor yang diperoleh 16 – 23
c. Sikap positif dengan skor yang diperoleh 24 - 44
Sedangkan tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap masyarakat Surabaya, dapat diketahui melalui sikap yang dapat dibagi dalam tiga kategori
yaitu : a.
Sikap negative, jika responden tidak mendukung adanya pemberitaan makelar kasus pajak di surat kabar
b. Sikap netral, jika responden tidak menentukan pilihan atau tidak
mengambil keputusan terhadap pemberitaan makelar kasus pajak c.
Sikap positif, jika responden mendukung adanya pemberitaan makelar kasus pajak di surat kabar
3.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi