Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa akan terjadi perubahan sikap komunikan, apabila komunikasi yang dilakukan antara komunikator dengan
komunikan ‘gagal’ maka tidak akan terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan sikap positif, negative, atau
netral dengan melihat jumlah skor yakni yang dilihat dalam komponen kognitif dengan sangat tidak tahu STT, tidak tahu TT, tahu T, dan sangat tahu ST
dan komponen afektif dan konatif sangat tidak setuju STS, tidak setuju TS, setuju S, dan sangat setuju SS. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa untuk
mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek komunikasi.
2.1.6 Pemberitaan Makelar Kasus Pajak
Pemberitaan makelar kasus pajak ini bermula, saat bintang tiga nonjob Komjen Pol Susno Duadji mengungkap adanya Makelar kasus markus pajak di
tubuh Mabes Polri. Yaitu temuan tentang kasus pajak yang diduga uangnya dibagi-bagi antara penyidik di Korps Bhayangkara. Susno menyampaikan adanya
money laundering pencucian uang yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak GT Gayus Tambunan. Salah satu alat bukti yang disita dari GT adalah sebuah
rekening berisi uang Rp 25 M. Saat masih menjabat, Susno meminta anak buahnya di Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim untuk menuntaskan kasus
itu. Tapi sebelum kasus tersebut rampung, Susno keburu di-non-job-kan. Dia lengser dari Kabareskrim diganti rekan seangkatannya, Komjen Ito Sumardi.
Kasus tersebut tak dilanjutkan. Jawa Pos, 19 Maret 2010
Menurut Susno, kasus duit sitaan pajak Rp 25 miliar itu tidak dituntaskan. Sejumlah Perwira dan Penyidik di Mabes Polri malah diduga kecipratan duit
haram tersebut. Uang Rp 25 miliar tersebut, sebelumnya telah dibekukan karena telah masuk dalam proses pengadilan. Namun, uang tersebut oleh penyidik
dicairkan karena ada seorang pengusaha AK Andi Kosasih yang mengaku sebagai pemilik uang tersebut. Jawa Pos, 19 Maret 2010
Sudah ada tujuh tersangka dalam kasus ini. Seorang terangka baru, Alif Kuntjoro, ditahan kemaren. “Dia yang disuruh Gayus memberikan hadiah motor
gede ke Kompol Arafat. Enam tersangka lainnya, yaitu GT Gayus Tambunan, AK Andi Kosasih, HH Haposan Hutagalung, A Kompol Arafat, S AKP Sri
Sumartini, dan L Lambertus. Jawa Pos, Minggu 4 April 2010 Berdasarkan data dari Pusat pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
PPATK, tercatat Rp 25 miliar yang dilaporkan ke penyidik Polri. Namun, penyidik hanya menyatakan Rp 395 juta yang terkait tindak pidana. Sementara
sisanya, sekitar Rp 24,6 miliar tidak terbukti. Jawa Pos, 26 Maret 2010 Menurut Direktur KITSDA Ditjen Pajak Bambang Basuki memaparkan,
sepanjang karirnya di Ditjen Pajak, Gayus memang banyak menangani kasus keberatan maupun banding oleh wajib pajak WP badan atau perusahaan. “Yang
ditangani GT Gayus Tambunan memang yang besar-besar,” ujarnya. Sejak awal 2007 hingga pertengahan 2007, Gayus bertugas di subdirektorat banding hingga
sekarang. Bambang menyatakan, saat berperkara dengan WP di pengadilan, Gayus memenangkan penolakan Ditjen Pajak atas keberatan yang di ajukan WP.
“Diantara 17 proses keberatan pajak yang ditangani, 15 kasus ditolak pengadilan.
Artinya, Ditjen Pajak menang,” jelasnya. Namun, saat Gayus menangani kasus banding mulai pertengahan 2007 hingga awal 2010, hasilnya mengejutkan.
Diantara 51 kasus banding, 40 kasus dikabulkan pengadilan. Artinya, 40 kali Ditjen Pajak kalah. Jawa Pos, 27 Maret 2010
Setelah melalui penyidikan, Polri segera melakukan pemanggilan kepada Andi Kosasih dan Gayus Tambunan untuk diperiksa. Andi Kosasih mengaku
bahwa dirinya dan Gayus bersepakat mengaku Rp 24,6 miliar itu untuk beli ruko, uang itu kemudian bebas perkara dan bisa dibuka blokirnya pada 26 November
2009. Andi Kosasih menerima Rp 1,9 miliar dari uang tersebut Jawa Pos,27 Maret 2010. Di tempat yang berbeda, Gayus pun juga mengakui adanya skema
pembagian uang setelah dana dicairkan. Termasuk, rencana pemberian fee kepada jaksa dan penyidik serta atasan penyidik. Jawa Pos, 6 April 2010
Hasil dari eksaminasi yang ditindaklanjuti oleh pemeriksaan fungsional jajaran pengawasan Kejagung telah menjatuhkan sanksi pada dua jaksa senior
yang terlibat dalam penanganan perkara Gayus, Cirus Sinaga dan Poltak Manulang. Yakni, pembebasan dari jabatan struktural. Cirus adalah ketua tim
jaksa peneliti perkara Gayus yang kini menjabat asisten pidana khusus Aspidus Kejati Jateng. Sedangkan Poltak Manulang saat penanganan perkara Gayus
menjabat direktur pra penuntutan pidana umum dan kini dicopot dari posisi Kejati Maluku. Jawa Pos, 16 April 2010
Penyidikan tentang makelar kasus pajak ini tetap berjalan sampai penelitian ini dilakukan. Tim independent pun telah menemukan titik terang dari
kesaksian para tersangka, Kapolri Bambang Hendarso Danuari menyebut lima
kelompok pajak yakni, Kepolisian, Hakim dan Pengadilan, Kejaksaan, Aparat Pajak dan Makelar kasus.
Kepolisian, resmi tersangka: Kompol M. Arafat Enanie dan AKP Sri Sumartini. Diperiksa Propam: Kombes Eko Budi AKBP Mardiyani, Kombes
Pambudi Pamungkas, Brigjen Radja Erizman, Brigjen Edmond Ilyas. Status dua orang lagi segera ditingkatkan menjadi tersangka.
Hakim dan Pengadilan, Muhtad Asnun, mantan ketua PN Tangerang, sudah dinonpalukan oleh MA. Panitera M. Ikat yangantarkan Gayus menyuap
hakim, diperiksa. Bukti sudah cukup untuk menaikkan keduanya sebagai tersangka.
Kejaksaan, empat jaksa peneliti kasus Gayus, yakni Cirus Sinaga, Fadil Regan, Ika Savitri, dan Eka Kurnia, diperiksa sebagai saksi. Bukti cukup dinanti
untuk menaikkan status para jaksa itu sebagai tersangka. Aparat pajak, tersangka adalah Gayus Tambunan dan Alif Kuncoro.
Mantan atasan Gayus, Matuli Pandapotan Manurung, yang sudah dicopot dari Kasi Pengurangan dan Pemberatan Ditjen Pajak, segera jadi tersangka.
Makelar kasus, para tersangkanya adalah Andi Kosasih, Haposan Hutagalung, dan Lambertus P. Ama. Andi berperan sebagai pengusaha yang
mengklaim memiliki uang Gayus, Haposan mengatur scenario, dan Lambertus menjadi notaries surat-surat palsu. Jawa Pos, 28 April
2.1.7 Makelar Kasus