mangrove karena pohon mangrove dapat hidup dan berkembang biak sesuai dengan zonasi. Selain pola penanaman, teknis penanaman juga
harus diperhatikan karena dalam melakukan penanaman kembali terdapat teknik-teknik khusus agar penanaman dapat berjalan dengan baik. Jadi
konservasi hutan mangrove dapat berhasil jika bersamaan dengan pola dan teknik penanaman yang benar.
IV.3. Analisis Aspek Sosial
Analisis aspek sosial meliputi jumlah penduduk kawasan Sungai Wain Balikpapan, kepadatan penduduk kawasan Sungai Wain Balikpapan,
dan hubungan antara kepadatan penduduk dengan luas lahan rusak hutan mangrove kawasan Sungai Wain Balikpapan.
IV.3.1. Jumlah Penduduk Kawasan Sungai Wain Balikpapan
Salah satu faktor yang mempengaruhi berkurangnya lahan hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah bertambahnya
jumlah penduduk di sekitar kawasan Sungai Wain Balikpapan. Bertambahnya jumlah penduduk di kawasan Sungai Wain Balikpapan
menyebabkan peningkatan kebutuhan pemukiman bagi tempat tinggal. Salah satu cara yang ditempuh yang mempengaruhi berkurangnya panjang
hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah melakukan reklamasi bekas lahan hutan mangrove menjadi lahan pemukiman
penduduk dan tambak.
Pertumbuhan jumlah penduduk di dua kecamatan yang termasuk dalam kawasan Sungai Wain Balikpapan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kawasan Sungai Wain Balikpapan Kecamatan
Jumlah Penduduk 2005
2006 2007
2008 Margomulyo
13861 14001
14378 14627
Kariangau 2988
3140 3275
3538 TOTAL
16849 17141
17653 18165
Berdasarkan Tabel 4.2 terjadi peningkatan penduduk di kawasan Sungai Wain Balikpapan selama periode 2005-2008. Rata-rata
pertumbuhan penduduk di kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah 1.34 per tahun. Jumlah rumah tangga di kawasana Sungai Wain
Balikpapan sebanyak 5396 rumah tangga, meningkat dibanding tahun 2007 yang mencapai 4805 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah
tangga akan menyebabkan peningkatan kebutuhan perumahan. Jika 1 satu rumah tangga membutuhkan 1 rumah, maka periode 2007-2008
terjadi peningkatan kebutuhan sebesar 591 rumah baru di kawasan Sungai Wain Balikpapan. Salah satu areal yang selama ini dikembangkan sebagai
pemukiman baru adalah bekas reklamasi hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan.
IV.3.2. Kepadatan Penduduk Kawasan Sungai Wain Balikpapan
Faktor lain selain jumlah penduduk yang mempengaruhi berkurangnya luasan hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan
adalah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk berhubungan dengan jumlah penduduk per km
2
. Perhitungan kepadatan penduduk pada masing- masing kecamatan selama 4 tahun terakhir 2005-2008 dapat dilihat pada
tabel 4.3 Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Wilayah Kecamatan Margomulyo
Tahun Luas Wilayah
Km
2
Jumlah Penduduk orang
Kepadatan orangKm
2
2005 1.8453
13861 7512
2006 1.8453
14001 7587
2007 1.8453
14378 7792
2008 1.8453
14627 7927
Tabel 4.3 menunjukkan terjadi peningkatan kepadatan penduduk di Kecamatan Margomulyo. Rata-rata pertumbuhan kepadatan penduduk
0.59 per tahun. Tabel 4.4 Kepadatan Penduduk Wilayah Kecamatan Kariangau
Tahun Luas Wilayah
Km
2
Jumlah Penduduk orang
Kepadatan orangKm
2
2005 175.3275
2988 17.042
2006 175.3275
3140 17.910
2007 175.3275
3275 18.678
2008 175.3275
3538 20.178
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan peningkatan kepadatan penduduk di wilayah kecamatan Kariangau pada periode 2005-2008. Rata-
rata pertumbuhan kepadatan penduduk mencapai 2.43 per tahun. Berdasarkan rekapitulasi Tabel 4.3 sampai dengan 4.4 dapat
ditentukan kepadatan penduduk di 2 dua kecamatan pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Kepadatan Penduduk Kawasan Sungai Wain Balikpapan
Tahun Luas Wilayah
Km
2
Jumlah Penduduk orang
Kepadatan orangKm
2
2005 177.1728
16849 95.10
2006 177.1728
17141 96.75
2007 177.1728
17653 99.64
2008 177.1728
18165 102.53
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan terjadinya peningkatan kepadatan penduduk kawasan Sungai Wain Balikpapan pada periode
2006-2008. Rata-rata pertumbuhan kepadatan penduduk mencapai 3.84 per tahun.
IV.3.3. Hubungan Antara Kepadatan Penduduk dengan Luas Lahan